Bertemu sang Putri

603 93 6
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. .....
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>
💠☀️☀️☀️☀️💠

Kebetulan sekali setelah dia menetapkan tujuan kepergiannya, seekor burung merpati putih mengetuk jendela kamarnya. Itu adalah burung pengantar surat milik orang yang dikenalnya, "Cavi?" Jennete membukakan jendela untuk merpati itu. Merpati itu mengelilingi kamar Jennete sebelum bertengger di bahu Jennete dan mengusal di pipi Jennete. Gadis itu tertawa kecil dan mengelus merpati itu. Merpati itu pindah ke atas meja, terlihat di kakinya sebuah kertas kecil yang diikat di kakinya. Jennete mengambil kertas itu.

"Kamu mengantarkannya dengan baik, Cavi." Burung itu mengepakkan sayapnya sebagai balasan. Pesan itu dibuka, seketika sihir membuat kertas kecil itu berubah menjadi amplop surat.

Jennete tersenyum membaca surat itu. Kemudian dia membuat surat balasan dan mengikatnya di kaki merpati itu. Merpati yang telah dilatih itu segera terbang setelah surat itu diikat kuat dikakinya.

💠☀️☀️☀️☀️☀️💠


Jennete tersenyum. Kini dia berada di istana emerald tempat Putri Obelia tinggal. Surat kemarin itu berasal dari Putri. Mereka biasa saling mengirim surat selama dua tahun ini melalui Cavi si merpati putih. Athanasia masih belum mengetahui tentang identitas gandanya. Sang Putri hanya mengetahui bahwa selama ini sepupu berambut cokelatnya itu tinggal di suatu tempat yang jauh namun Jennete tidak pernah menyebutkan lokasi tepatnya.

Di taman mawar, wanita cantik berambut pirang sedang menikmati tehnya dalam diam. Jelas dia sedang menunggu seseorang.

"Segala keagungan dan hormat untukmu, Yang Mulia Putri."

Athanasia menoleh. Raut wajahnya berubah riang melihat sepupunya.

"Jennete! Akhirnya kamu datang!"

Jennete mengangguk. "Apa kabar anda, Tuan Putri?"

Athanasia tersenyum riang. "Aku baik, Jennete. Rasanya aku masih ingin liburan lagi bersama Ijekiel. Tapi tugas Kerajaan sudah menungguku. Hahh...Menjadi seorang Putri itu terkadang sulit ya."

"Aku masih ingin bersenang-senang tapi ayah menyuruhku cepat pulang untuk menyiapkan penobatan." Gumam Athanasia sambil cemberut.

Jennete tertawa kecil melihat wajah kesal sepupunya. "Raja sangat menyayangi anda, jadi beliau tidak ingin jauh-jauh dari putrinya."

Athanasia merubah senyumnya saat mengingat ayahnya. Jennete memperhatikan hal itu. "Ayah menyayangiku."

Semilir angin menerbangkan beberapa kelopak bunga mawar. Athanasia menatap mata biru permata Jennete. Bibirnya sedikit terbuka, dia ingin mengatakan sesuatu yang selama ini dia tidak katakan.

"Tuan Putri?" Panggil Jennete bingung.

Athanasia kembali tersenyum.

"Aku sangat merindukanmu hingga memanggilmu tiba-tiba begini."

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang