Zenaiya

884 103 6
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. .....
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>

Seorang gadis berambut hitam tersenyum melihat kalender yang tergantung. Mata ungunya bersinar gembira melihat tanggal-tanggal berjejeran di kertas itu.

Gadis cantik ini tak lain adalah gadis yang merupakan Putri dari Kaisar Tirani, Anastacius.

Jennete de Alger Obelia

Atau nama samarannya

Zenaiya Algaret.

"Zenaiya, ingin ikut pergi bersamaku ke Festival?"

Jennete menggeleng pada gadis berkepang satu yang merupakan rekan kerjanya. "Aku sudah punya rencana Sandra, maaf ya."

"Huft, baiklah. Padahal aku ingin mengenalkanmu pada teman Pierre."

Pierre adalah seorang pengusaha yang jatuh cinta pada Sandra. Dan mereka menuju jalan ke altar sekarang. Jika Pierre ingin mengenalkannya pada seseorang, itu mungkin saja bangsawan atau pemgusaha juga. Jennete tidak terlalu ingin berhubungan dengan bangsawan atau orang-orang berpengaruh di Kerajaan Obelia.

"Aku juga punya teman yang ingin kuperkenalkan, ada teman Kezi yang ingin kuperkenalkan padamu. Aku sedih melihatmu selalu sendiri begitu." Rekan kerjanya yang lain, Laila cemberut ke Jennete. Bukan bermaksud pamer atau apa. Memang Jennete sejak dulu selalu tidak mau jika akan diperkenalkan dengan laki-laki.

Padahal banyak yang menyukai gadis itu, bahkan ada yang langsung mengajak menikah. Tapi gadis itu dengan cepat menolak secara halus dan memberi tahu kalau dia masih ingin sendiri.

Jennete melambai pada dua rekan kerjanya.

"Semoga kencan kalian sukses!"

"Kak Zenie!"

Tubuh Jennete limbung saat seorang gadis kecil memeluknya dari belakang. Dia menengok, menadapati dua anak berambut biru melihatnya.

Laki-laki kecil itu memarahi adik perempuannya. "Keira, jangan selalu mengejutkan Kak Zenie saat bertemu. Kamu tidak ingin Kak Zenie jatuh kan."

Adiknya memeletkan lidahnya. "Kakak hanya cemburu karena tidak bisa memeluk Kak Zenie sepertiku!"

Haris mengabaikan adiknya dan tersenyum manis pada Jennete. "Selamat sore, Kak Zenie."

Jennete tersenyum kecil. "Selamat sore juga, Haris. Apa kabarmu dan Keira?"

Haris menunjukkan gigi putinya. "Kami baik, Kak Zenie! Ayah pulang hari ini jadi kami sangat senang! Katanya Ayah akan dirumah selama seminggu!"

Jennete ikut senang mendengarnya. Ayah dari Haris dan Keira adalah seorang penyihir menara. Dia sangat jarang pulang karena pekerjaannya. Jennete mengenal pria itu karena Tuan Penyihir pernah memberitahu sang Putri bahwa ada seorang pria yang cukup berbakat dibanding yang lain. Siapa yang tahu ternyata istrinya adalah pemilik tempat kerja Jennete.

Ketika penyihir yang disebutkan itu pulang ke rumahnya, kebetulan Jennete sedang mampir ke rumah pemilik tempat kerjanya.

Pria paruh baya itu mengenalinya saat mereka pertama kali bertemu. Jennete langsung gelagapan saat itu, panik akan penyamrannya yang ketahuan dengan mudah. Tapi sepasang suami istri itu malah berkata.

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang