Sulit

588 81 51
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. .....
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>
⛓⛓⛓⛓⛓⛓⛓⛓

Hujan.

Bulan ini memang sudah saatnya hujan mendatangi wilayah mansion. Di luar jendela kamar, hujan deras menyambut datangnya malam.

"Raja terdahulu, Anastacius." Gumam Rose. Setibanya dia disini, dia tidak bisa berkata-kata melihat kaisar tirani, Anastacius de Alger Obelia tertidur di atas kasur dengan tenang. Berbanding terbalik dengan semua rumor yang mengelilingi kaisar tirani.

Disampingnya, Jorge Algaret masih tidak percaya melihat kejadian yang baru saja terjadi.

Wanita bermata hijau itu memandang suaminya. "Dimana Zenie?"

"Dia pergi, kupikir dia ingin waktu sendirian." Gumam Jorge pelan. "Kejadian ini pasti membuatnya sangat terluka dan terkejut."

Oh tidak.

Rose segera berlari keluar kamar,

Dasar para pria bodoh itu, tidak tahukah mereka wanita hamil tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi terguncang seperti itu. Teriak batin Rose kesal.

"Zenie! Zenie!"

Kamar. Tidak ada.

"Zenaiya!!"

Dapur. Nihil.

Dari belakangnya derap langkah kaki terdengar.

"Nyonya Rose! Nona-"

Rose berbalik.

"Amber?"

Seluruh baju pelayan Amber basah. Dia terlihat sangat panik.

"Nona sakit! Nona ada di taman kaca!" Setelah memberitahu itu, Amber segera pergi ke lantai atas, berniat memberitahukan majikannya.

Rose kaget. Segera saja dia pergi ke rumah kaca. Dia menembus hujan, membuat gaun sederhananya basah. Tidak peduli dengan kakinya yang sakit terkena batu, pemandangan yang dia dapati lebih menyakitkan.

"Jennete!"

Adik kesayangannya duduk diam memandang kosong ke depan. Ada aura menakutkan disekelilingnya. Seluruh tubuhnya pucat. Hidung wanita hamil itu mengeluarkan darah.

"Kak Rose..."

Tubuh wanita itu limbung ke depan tapi Rose dengan sigap menangkapnya. Hati Rose sakit merasakan tubuh adiknya bergetar dan sangat panas.

Rose panik. Tidak, tidak! Jangan sampai penyakit lama Jennete kambuh!

Dia harus bernapas!

"Zenie, bernapaslah, bernapaslah..." bisik Rose sambil membelai rambut cokelat Jennete. Napas Jennete tersendat-sendat, terlihat sekali oksigen kesulitan masuk ke tubuhnya.

"Benar, pelan-pelan seperti itu..."

Tapi tetap...

Mimisannya tidak berhenti.

Rose semakin panik, air mata sedari tadi merembang dimatanya. "Bernapaslah, Zenie." Bisik Rose terus menerus. Hujan semakin deras, mengalirkan memutar bersama rasa sakit.

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang