Mencoba Mengingat

602 82 61
                                    

Disclaimer : Spoon

Ini hanya sekedar hiburan dan imajinasi saya

Main Character :
1. Jennete de Alger Obelia
2. Lucas
3. Jorge (OC)
4. Rose (OC)
5. .....
6. .....

{□□□□□□□□}
{♡♡♡♡♡♡♡♡}
{◇◇◇◇◇◇◇◇}
<<<<<<○>>>>>>
⛓☯️🔮

..Appa? Guru?

Anastacius memandangnya. Jennete baru pertama kali melihat ayahnya memandangnya seperti itu.

"Putriku akan terlahir kembali sebersih mutiara dalam samudera."

Gurunya tertawa. "Lihat dia Jennete, katanya benci tapi melakukan semua ini untukmu."

Jennete semakin tidak mengerti.

Apa yang terjadi?

Kenapa tempat ini gelap sekali?

Aku tidak bisa bergerak!

Apa yang Appa dan guru lakukan?!

Jennete terdiam. Dia kembali mencoba membuka mulutnya, tetapi dia tidak bergerak sama sekali seakan setiap inci tubuhnya lumpuh.

"Diamlah."

Sekali lagi Jennete pingsan.

"Hukuman sudah diputuskan."

Jennete mengerjap. Tadi dia sedang bersama ayah dan gurunya, tapi kenapa dia tiba-tiba berada di aula istana. Dia mendongak, di tempat kebesarannya, Raja Obelia, Claude de Alger Obelia menatapnya dingin, disampingnya Putri Athanasaia de Alger Obelia memandangnya khawatir dan seperti...bersalah?

Tiba-tiba Jennete ingin menangis.

"Kau akan baik-baik saja."

Jennete tersentak, gadis berusia delapan belas tahun itu menoleh melihat sang ayah yang juga ditahan oleh para prajurit. Ayahnya tidak memandangnya dan malah melihat ke depan, dimana sang Putri dan Raja berada. "Dia berjanji kau akan baik-baik saja." Bisiknya.

"Iblis Tirani akan dijatuhi hukuman mati."

Mata Jennete terbelalak. "Tidak!"

Semuanya kembali lebur. Hitam memenuhi pandangannya. Banyak layar di depannya, menunjukkan berbagai peristiwa dan tragedi gadis berambut pirang yang dikenalnya.

"Lovely Princess." Ucap Jennete pelan. "Kenapa aku harus mengetahui cerita ini?!"

Suara merendahkan berdengung di telinganya. "Biarkan Athanasia bahagia."

"Hah!"

Jennete terbangun dari tidurnya. Dia berada di perpustakaan mansion. Dua pupilnya berusaha memusatkan kesadarannya. Perpustakaan berada dalam keadaan gelap, malam sudah tiba tanpa ia sadari.

Wanita hamil itu tertidur di perpustakaan saat sedang mencari cara untuk mengembalikan ingatan sang ayah. Jantungnya masih berdebar mengingat mimpinya tadi, ujung jarinya sedikit gemetar karena dia tahu itu bukan hanya sekedar mimpi.

Dia bergegas pergi ke kamar Appanya.

Dia berlari, menghiraukan sedikit rasa nyeri dalam perutnya yang menyuruhnya untuk berhenti.

Disana, ayahnya sedang duduk diam memandang langit malam, rambut keemasannya bersinar oleh bulan, mata biru permata yang sama dengan Jennete terkejut melihat wanita hamil itu tiba-tiba mendatangi kamarnya.

To Be Happy (With Family)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang