06

1.6K 273 125
                                    


• SELAMAT DATANG KEMBALI!!! TERIMAKASIH SUDAH MAU BERKOMENTAR DI CHAPTER KEMAREN!! •

• Mari awali hari libur ini dengan seukir senyuman indah🤗 •


• Sebelum geser ke bawah aku mau kasih tau sama kalian, bagi kalian yang suka membaca AU di Twitter, silahkan follow twt aku... Upin933, karena aku juga bakalan buat AU serta quotes-quotes dari cerita aku dan karya orang lain😁 •


“ jalan-jalan di kota Jakarta
Sendirian tanpa tujuan
Hey para pembaca cerita
Jangan lupa komentar teman-teman!! ”





- I HOPE YOU GUYS ENJOY -


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kalau demam? Kenapa masih punya kekuatan untuk sekolah?! Sakit tuh bilang! Jangan diam saja!"

Anna menunduk sambil memainkan jari jemarinya dan menangis dalam diam. "Ibu tidak pernah memperhatikan aku... bahkan saat aku mengikuti camping sekolah tahun lalu dan nyaris tenggelam pun Ibu sama sekali tidak khawatir... hiks,"

"Ibu tidak khawatir karena tau banyak yang akan menyelamatkanmu! Lagipula saat itu gurumu baru menghubungi Ibu waktu kau sudah di selamatkan."

Seokjin menghela nafas jengah melihat Ibunya memarahi sang adik seperti itu. Jungwon sudah masuk kedalam kamar setelah Ayahnya menyuruh, sementara yang lain masih tetap disana dan hanya memperhatikan Anna dengan tatapan nanar.

"Lalu kalau saat itu aku benar-benar tenggelam dan mati apakah Ibu akan menangisi jasadku?! Tidak! Ibu tidak akan begitu, kan?"

"Hey anak nakal! Ibumu ini bahkan tidak pernah membayangkanmu tiada!! Kenapa kau kurang ajar sekali bicara be---"

"Bu! Cukup... ini hanya masalah sepele, tidak perlu di besar-besarkan apalagi berkeinginan mengusir Anna." titah Seokjin sudah tak tahan lagi.


"Yeobbo... kau harus sedikit tenang, tidak baik memperlakukan anakmu sendiri dengan cara begini. Anna sakit juga karena dia seharian membantu kita di toko.... bahkan sampai malam."  ujar Tn. Bae, ikut menenangkan sang istri dengan suara pelan agar masalah tidak tambah runyam.

"Seharusnya kau lebih tegas lagi mendidik dia karena anak tengah kita itu perempuan!" Ny. Bae berlalu pergi sambil memijit kepalanya, dia memasuki kamar. Tidak berniat berbicara lagi sebab hatinya terlanjur sakit akibat kelakuan putrinya ini.

WHO CARES? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang