WHO CARES? [END] ✓

21

Annyeong?!!!!

Buah manggis buah delima
Dicocol sambal sama mentega
Hallo readers yang berbahagia
Jangan lupa komentar di bawah sana

- I HOPE YOU GUYS ENJOY -

Pulang sekolah hari itu, Anna kembali jalan bersama Jungkook. Memasuki bus, duduk bersama---dengan Anna yang mulai banyak cerita sebab si pria tak mempermasalahkan sikap cerewetnya lagi.

"Terimakasih ya?"

Jungkook meliriknya tanpa berujar apa-apa. Dari pandangannya Anna sudah bisa menangkap kalau lelaki tersebut pasti menanyakan soal ucapannya tadi yang terdengar secara tiba-tiba.

"Terimakasih karena kau sudah mau berteman denganku."

"Aku tidak bilang 'mau." jelas Jungkook sedangkan Anna terlihat menampilkan senyum sumringah seakan dia benar-benar bahagia.

"Kau sudah tidak terganggu pada setiap ocehanku. Itu artinya... kau sudah merasa sedikit nyaman denganku, kan?"

"Terserah!"

"Jadi... akan lebih baik kalau kita awali hari pertama pertemanan kita dengan apa?"

Jeon Jungkook kembali menoleh padanya, hanya sebentar... setelah itu si pria membuang pandangan lagi sebab tak tau harus bersikap seperti apa dihadapan gadis yang selalu disebutnya gila itu.

"Bagaimana kalau jalan-jalan?" pertanyaan Anna kembali dianggap sebagai angin lalu. Gadis itu cukup sabar... seperti kata Namjoon. Jika dia bisa menghadapi segala sikap angkuh Jungkook maka pria itu akan bisa sedikit melupakan kenangannya bersama Sera.

Bae Anna selalu membuka obrolan diiringi tawa serta lelucon. Namun sejauh ini... Jungkook tidak tertarik untuk mendengar segala macam ceritanya. Ia dengar, dan membalas dengan jawaban singkat.

Terus seperti itu hingga keduanya pun turun dari bus dan berjalan pulang menuju rumah masing-masing.

Matahari bersinar terang, hari berlangsung kian panas tanpa adanya tanda-tanda akan datangnya hujan deras seperti kemarin-kemarin.

Alam seakan memberikan jawaban atas sambutannya akan keberhasilan Anna yang bisa menjadikan Jeon Jungkook sebagai temannya.

Jungkook melewati jalan berbeda menuju apartemennya. Tanpa mengatakan apapun pada Anna hingga gadis itu hanya dapat mengukir senyum hangat sekali lagi.