25

1.4K 281 294
                                    





• ANNYEONG?!!! •



Hallo... sebelum kalian berlalu kebawah, aku pengen ngomong dulu sama kalian hehe...

Pertama aku minta maaf kalau ada beberapa kalimat yang saat kalian baca itu membingungkan, contohnya di chapter kemaren. Iya, aku juga penulisnya pas baca juga sempet bingung dan mikir kalau itu rasanya ngak nyambung banget, but... aku udah ngak bisa mikir untuk memperbaiki itu karena abis up aku pasti langsung tidur. Kebayang ngak sih? Kerja dari jam setengah tujuh pagi sampe 6 sore dan itu berlangsung tanpa istirahat maupun libur😭 capeknya luar biasa, jadinya ya aku juga asal ngetik, padahal pas lagi bayangin tuh lancar banget loh😭

Sebagai penulis, aku ini termasuk masih amatir, kekurangan diksi dan kata demi kata sebagai penyampaiannya pun masih acak-acakan, bukannya ngak mau belajar.. tapi aku lagi usahain dari sekarang 😞

So, kedepannya kalau emang ceritaku ini ngak nge-feel bagi kalian, bisa langsung komen sejujur-jujurnya, supaya aku tau kalau aku ini belum berhasil menciptakan karya dan harus lebih banyak diteliti lagi sebelum upload 💜





(BTS : ZERO O'CLOCK)












- I HOPE YOU GUYS ENJOY -








- I HOPE YOU GUYS ENJOY -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Jungkook sampai di rumah sakit, ia keluar dari dalam mobil dengan rasa cemas bukan main lalu kemudian membopong Anna kedalam agar segera di tangani dokter.

Bajunya di penuhi oleh lumuran darah, dan tepat di waktu itu... beberapa media yang berhasil mengabadikan momen tersebut dengan cepat mengambil gambar sang anak CEO kenamaan.

"DOKTER!!!" teriaknya membuat semua orang melihat kearah laki-laki itu.

Seluruh manusia yang ada disana terkejut, para suster pun langsung membawa pasien menuju ruang ICU setelah Jungkook meletakan gadis tersebut diatas brankar dorong.

"Mohon tunggu di luar...." cegah salah satu suster saat Jungkook hendak ikut masuk kedalam ruang ICU.

Lelaki ini hanya bisa pasrah saat pintu ruangan tersebut telah tertutup rapat. Ia duduk di kursi tunggu, dibarengi perasaan tidak tenang juga penampilannya yang kini berantakan.

WHO CARES? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang