44

2.1K 336 1K
                                    










• ANNYEONG?!! •


Maaf tadi malam aku ngak sempat up gaiseuuu, lagi ngak kuat ngetik karena lagi sakit...🤧 Jadi ngak fokus buat tentuin jalan cerita kemarin tuh...

HAPPY 1K+ KOMENTAR DAN 200+ VOTE DI CHAPTER KEMAREN💜💜

Hadiah paling berharga banget dari kalian semua buat aku😭

Dan untuk mempersingkat waktu karena diriku lagi di tempat kerja, jadi aku memutuskan target berupa 887 komentar+188 vote untuk next Chapter ♥️

Dahhh~~~bestie ♥️♥️









- I HOPE YOU GUYS ENJOY -











- I HOPE YOU GUYS ENJOY -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










Suasana di kamar Anna malam itu di isi oleh suara musik. Dia tengah merenung sambil mendengar lagu-lagu sedih yang semakin mendukung kegalauannya ini.

Ia termenung dengan menopang dagu pada jendela kamar. Melihat suasana kota di malam hari dibarengi lamunan yang tengah ia jalani sekarang.

"Bukankah aku ini begitu bodoh? Mengapa masih mau mengharapkan Jungkook kalau dia saja mengajakku pacaran berdasarkan tanda tangan diatas laporan perjanjian hukum?"

Ia bergumam, menarik nafas perlahan lalu membuang pelan seraya memainkan tanaman bunga dalam sebuah pot kecil yang merupakan pemberian dari Hans, temannya saat berada di Belanda.

"Seharusnya aku bisa melupakan dia, aku tidak boleh terus-terusan menyukai dia, aku harus move on! Aku----tapi aku-----" Anna menggantung kalimat berikutnya lalu kembali menghembuskan nafas lelah. "Tidak bisa...."

Ia kembali berbaring diatas ranjang. Memeluk sebuah boneka dan kembali melanjutkan lamunannya barusan.

Sebelum kemudian gadis itu tersadar, dia meletakkan boneka berukuran besar tersebut tepat di hadapannya. Menatap tajam kearah benda mati ini seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

"Apakah kau tidak bisa membantuku? Tolong ubah sifatnya Jungkook supaya bisa lebih peka lagi! Aku mau menerima dia! Aku mau!! Tapi masalahnya... pria sinting itu melibatkan hukum terhadap hubungan kita!" oceh Anna lalu memasang telinga seakan-akan ia mendengar balasan dari bonekanya ini.

"Iya... sih? Kau benar? Dia itu terlalu kaku. Dengan mantannya saja dia tidak bisa romantis?! Tapi aku tidak yakin sih kalau perlakuannya tetap sama dengan Sera? Tapi----tapi----tapi apakah aku tidak bisa di perlakukan manis juga seperti dia memperlakukan Sera dulu?!" tukas si gadis, tetap menatap jengkel kearah bonekanya itu.

WHO CARES? [END] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang