Mari kita ceritakan kehidupan spesifik tentang Annabelle Rachelle.
Annabelle Rachelle putri dari Wijaya dan Suratmi. Jarak umur Anna dan kedua orangtuanya cukup jauh yaitu sekitar 40 tahun. Ia dekat dengan orang tuanya. Mereka benar-benar memanjakannya. Tapi sebenarnya Anna tidak tahu persis pekerjaan mereka. Yang ia tahu, uangnya tidak akan pernah habis. Ia masih bingung darimana uang itu berasal. Pernah suatu hari bertanya, tapi tidak ada jawaban yang konkret.
Anna sangat sayang pada mereka. Ada hal yang paling membuat bangga dan sangat menghargai serta mencintai mereka. Mereka tidak menuntut tentang nilai akademiknya. Mereka juga mendukung setiap hobi dan bakat Anna.
Keluarga mereka cukup bahagia. Meskipun kaya, mereka tidak mempunyai hutang. Sejujurnya meskipun keluarganya bahagia tapi ia merasa kosong. Seperti ada sesuatu yang kurang. Ia juga merasa wajahnya tidak mirip dengan mereka. Apalagi jarak usia yang cukup tidak masuk akal.
2 tahun yang lalu kedua orangtuanya meninggal karena penyakit stroke. Ia ikut merawat mereka dan menemani hingga akhir hayat. Ia kesepian setiap pulang sekolah tidak ada yang menyambutnya. Ia tersiksa sepeninggalan orangtuanya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk bunuh diri dengan meminum obat penenang lebih dari dosis seharusnya.
Jiwanya sekarang telah pergi ke neraka tentunya. Tapi raganya masih utuh di bumi. Digantikan dengan jiwa Anna Reysa.
Tapi siapakah Anna Reysa yang sebenarnya?
Anna Resya seorang trainee di negeri gingseng, Korea Selatan yang berasal dari Indonesia. Ia tinggal di Korea sejak 8 tahun yang lalu. Ia trainee sejak usia 10 tahun. Pada awalnya dia tidak memiliki basic skill menjadi idol. Hanya berbasis suka menari hip hop.
Ia mencoba audisi di beberapa agensi tetapi selalu ditolak. Wajar saja, dia tidak memiliki skill bernyanyi, menari maupun rap. Lalu ia memutuskan untuk ikut ke kelas dance terlebih dahulu. Ternyata mengikuti kelas dance merupakan cara yang cukup jitu. Buktinya 3 bulan kemudian saat ia iseng-iseng mencoba audisi di agensi Keyword dan ternyata diterima.
Tapi setelah trainee selama kurang lebih 7 tahun dia masih belum didebutkan. Agensinya kekurangan dana, bahkan ia dan beberapa trainee berlatih tanpa pelatih secara rutin. Pernah waktu itu hanya diajar selama 1 bulan, selanjutnya berlatih secara mandiri. Hingga akhirnya beberapa trainee memutuskan keluar dan memilih di agensi lain.
Anna masih bertahan hingga tahun ke 7. Agensi sudah mendebutkan girlgrup baru, tetapi ia masih belum beruntung. Padahal bisa dibilang ia memiliki skill diatas rata-rata dibandingkan yang lain. Sayang sekali keluarga Anna tidak bisa menyuntik dana modal untuk agensi tersebut. Jadi ia tidak didebutkan.
Anna akhirnya sadar tentang hal itu. Ia merasa sangat frustasi, dia tidak ingin membebani orangtuanya. Biaya hidup di Korea saja sudah cukup tinggi. Keluarganya tidak cukup kaya untuk bisa menyuntik dana agensi. Sebenarnya ia bisa saja keluar dari agensi sampah tersebut dan mencoba audisi di agensi lain. Tapi dia terlalu lelah dan tidak bersemangat lagi.
Saat perjalanan pulang ke rumahnya. Sayang sekali, ia tertabrak mobil dan meninggal di tempat. Raganya hancur lebur namun jiwanya masih melalang buana, belum sampai ke akhirat. Atau mungkin Tuhan masih mengasihani karena kesialannya?
***
Byurrr...
Suara siraman air terdengar jelas di kantin. Suasana mendadak hening. Ini pertama kali ada kejadian seperti ini di kantin. Mereka berusaha postif thingking bahwa ini adalah kejadian yang tidak sengaja.
"Maaf maaf, nggak sengaja" ucap gadis yang menumpahkan air minumnya ke Reta.
Reta tersenyum kecil sambil mengatakan tak apa-apa. Ia membersihkan seragamnya yang sekarang berwarna coklat dengan tisu. Setidaknya akan sedikit kering, tidak basah seperti tadi.
Pricillia, gadis yang menumpahkan minumannya ke Reta tersenyum kecil. Ahhh senangnya, entah dia yang polos atau bodoh.
"Prici, gak usah ganggu Reta! Perasaan dia gak pernah cari masalah sama lo. Lagipula dia juga masih murid baru" ujar Devina memperingatkan Pricillia.
Ia mengangguk "Maaf, tapi tadi beneran gak sengaja kok. Maaf ya. Duluannn...". Prici meninggalkan mereka dan diikuti kedua temannya yaitu Angel dan Zeta.
Dia meninggalkan Reta tanpa perasaan bersalah meskipun mengucapkan kata maaf beberapa kali. Ia juga tidak bertanggung jawab atas kotornya baju Reta. Anak baru emang harus diberi pelajaran.
"Lo gapapakan Ret?" Tanya Keisya yang mengkhawatirkan kondisi Reta. Apalagi air yang tumpah di bajunya adalah coklat panas. Pasti lengket dan panas. Bajunya juga terlihat sangat kotor.
Giselle meninggalkan meja dan menuju ke tempat kekasihnya. Orang-orang pasti akan berpikir bahwa dia tidak peduli terhadap teman barunya.
"By, kamu bawa baju, hoodie atau jaket nggak?" Giselle bertanya pada Laksana tanpa basa basi.
"Buat apa?"
"Tadi Reta ketumpahan coklat panas, terus bajunya kotor".
Laksana menggelengkan kepalanya. Sebenarnya ia bawa jaket denim, tapi dia tidak ingin jaketnya tersentuh dan digunakan orang lain kecuali pacarnya.
"Yaudah deh. Eh kalian ada yang bawa nggak?"
Mereka serempak menggeleng. Tidak ada yang sebaik itu untuk meminjamkan barang ke orang baru sekalipun itu teman dari Giselle. Ditambah jaket yang mereka bawa adalah jaket khusus/jati diri geng Bratasena. Mereka jelas tidak akan menyerahkan jaketnya semudah itu. Mereka hanya mengantisipasi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Giselle mendengus dan kembali menuju meja teman-temannya. Ia melihat Reta sudah menggunakan almamater sekolah entah punya siapa. Padahal hari ini hari jum'at, semua orang menggunakan olahraga. Sedikit nyentrik jika ada yang menggunakan pakaian olahraga yang dipadukan dengan almamater.
"Dapet almamater dari mana?"
"Dari ketos. Sempet lewat tadi, terus lihat Reta basah jadi dipinjemin" balas Maima.
Giselle mengangguk mengerti, ketos mereka ini sangat rajin membawa almamater.
Kringgg kringgg....
Bunyi bel pertanda masuk sudah berkumandang. Semua orang segera meninggalkan kantin dan menuju kelas. Termasuk Giselle dkk. Mereka kebetulan juga satu kelas, jadi mereka berjalan bersama secara sejajar dengan Giselle sebagai center.
Pelajaran kali ini adalah Kimia. Demi apapun mereka sangat benci dengan kimia. Kecuali Reta tentunya, baginya kimia hanya seupik rumus mudah di bumi. Oh ya, mereka berada di kelas XI IPA 1. Ya memang mereka tergolong sangat pintar, tetapi mereka juga hanya manusia biasa yang membenci pelajaran kimia.
Sialnya hari ini adalah ujian kimia. Satu kelas hanya pasrah dengan hasil yang akan didapatkan. Tapi, mereka juga tidak sepasrah itu. Diam-diam mereka mencontek satu sama lain. Saling sharing jawaban dan berdoa akan mendapatkan hasil yang maksimal.
Setelah satu jam berkutik dengan soal kimia yang cukup menguras tenaga. Mereka lega tapi juga deg-degan untuk mengumpul kertas ujian. Mereka hanya berharap semoga hasilnya diatas KKM.
Tbc.
Makasihhh banyak yang udah mampir kesini dan nyempetin buat vote. Makasih udah mampir dicerita abal-abal iniii.
ಥ‿ಥ
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN (SOK) SIBUK ✓
Teen FictionTentang Anabelle Si Figuran yang sibuknya ngalah-ngalahin pemeran utama. Si Figuran yang misterinya tak terhingga. Si Figuran yang kayanya melebihi tokoh utama. Si Figuran yang entah uangnya datang dari mana. Si Figuran yang berteman dengan antagoni...