Quality Time

18.6K 2.4K 70
                                    

Masih pagi-pagi buta bahkan masih jam 2 Anna sudah diserang dengan pelukan kencang dari Jackson. Anna yang memang belum terlalu sadar justru menendang kaki Jackson. Bukan hanya sekali tapi berkali-kali.

ARGHHH

Karena tendangan Anna yang bertubi-tubi, Jackson terjatuh dari kasur. Ia merasa kesal dan menyeret kaki Anna ke bawah kasur.

Anna terpaksa bangun karena tarikan pada kakinya. Ia membuka mata dan sedikit memelototkannya.

"Apa sih kak, masih pagi ini. Ganggu aja" Anna kembali naik ke kasur dan berbaring, tak lupa menyelimuti seluruh tubuhnya.

Jackson berdecak, ia naik ke kasur dan lompat-lompat. Kasurnya menjadi mental-mental.

Anna yang akan tidur merasa sangat terganggu. Ia mengambil satu bantal dan melemparkannya dan terkena pada muka Jackson. Rasanya tidak sakit sih, tapi Jackson semakin kesal.

Akhirnya Jackson lebih memilih membangunkan Anna dengan ancaman. "Hohooo kalo lo nggak bangun gue panggilin Bang Hitler".

Anna yang mendengar nama Hitler langsung tidak jadi mengantuk. Ia segera berdiri di depan Jackson dengan gaya hormat. "SIAP KOMANDAN. SAYA SUDAH BANGUN".

Jackson mengangguk puas, ia sudah tahu apa kelemahan adik kecilnya. "Mandi terus ke ruang makan".

Anna berlari menuju ke kamar mandi dan menutup pintunya sangat kencang. Suara guyuran air terdengar keras dan temponya cepat. Tak perlu waktu yang lama Anna sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Ia mengigil kedinginan, seperti mandi es saja rasanya. Ia segera menuju ke ruang makan. Disana hanya ada Jackson yang bermain ponsel.

"Matahari aja belum bangun napa lo bangunin gue" Hanya kepada Jackson Anna bisa berbicara lo-gue di keluarganya saat ini.

"Ayo pergi lihat sunrise" ajak Jackson.

Anna mengernyit, setaunya Jakarta tidak ada tempat yang cocok untuk melihat sunrise. "Emang ada tempat yang asri atau bagus gitu?"

"Kita ke Bandung".

Anna melongo, enteng sekali kakaknya bilang mereka akan ke Bandung.

Tanpa persetujuan Anna, Jackson menarik tangannya dan menuju ke basement untuk mengambil mobil. Jackson mengendarai mobilnya dengan penuh gaya. Ia bahkan kebut-kebutan. Anna saja hampir muntah, perutnya seperti diaduk-aduk. Untung saja ia masih bisa menahannya.

"Kak anjir jangan cepet-cepet" Peringat Anna dengan mulut sedikir tertutup. Ia sengaja berbicara dengan tertutup, takut kalau mulutnya terbuka nanti tiba-tiba mengeluarkan muntahan. Perutnya melilit dan teraduk-aduk seperti ada yang me-mixernya.

Jackson memperlambat laju kendaraan, ia terkekeh melihat raut tersiksa Anna. Ia juga meledek dengan berbicara tanpa membuka mulut sehingga hanya terdengar 'aaammh hmmmaaa'.

Anna menggeplak lengan Jackson dan memberi kode untuk membiarkannya turun sebentar di pinggir jalan. Setidaknya biarkan muntahan pada mulutnya terbuang lebih dahulu.

"Tunggu bentar ya..."

Beberapa menit kemudian, Jackson memberhentikan laju kendaraan di rest area. Ia membukakan pintu mobil, Anna segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya. Setelahnya Anna merasa sangat lega. Ia memperhatikan sekitar dan sadar jika hanya dia sendiri yang berada di kamar mandi. Anna merinding dan berlari lagi ke arah mobil Jackson. Ia membuka pintunya dan langsung menutupnya dengan cepat.

"Kenapa lo?"

"Nggak papa" jawab Anna dengan gelengan kepala. "Btw lo udah izin ke mama papa belum?"

FIGURAN (SOK) SIBUK ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang