Tawuran

19.5K 2.5K 188
                                    

Tidak ada angin tidak ada hujan mendadak terdengar kabar geng Bratasena dan Kurawa tawuran di jalan raya. Hal itu tentu membuat warga dari kedua sekolah tersebut penasaran akan penyebabnya. Padahal akhir-akhir ini kedua geng tersebut aman damai sentosa.

Suara adu jotos terdengar jelas, muka lebam ungu terlihat meski samar. Umpatan-umpatan terucap jelas dari mulut. Ada yang membawa clurit, golok, balok ataupun pisau walau hanya berfungsi sebagai ancaman. Ketua mereka sedang duel, tenaga masih juga belum habis. Seperti tidak akan pernah berakhir dan saling mengalah.

"Bilang ke anggota lo jangan deketin pacar gue" ucap Lorenzo sembari memukul rahang Aron.

Aron membalas pukulan Lorenzo "Gue aja nggak tau pacar lo".

Lorenzo berdecak, lupa bahwa dia pacaran backstreet. Backstreet ternyata nyusahin.

Aron tersenyum mengejek "Spill pacar lo biar anggota gue nggak ganggu dia". Aron sedikit bingung dengan musuhnya yang satu ini. Sampai saat ini belum ada yang tahu siapa pacar Lorenzo dan tiba-tiba dia memperingatkan salah satu anggota Bratasena untuk tidak mendekati pacarnya. Ayolahhh anggota Bratasena ini tidak hanya satu, ditambah dia saja tidak tau siapa pacar Lorenzo. Bahkan dia baru tau bahwa Lorenzo punya pacar.

Lorenzo menggeleng dan memberikan tendangan ke perut Aron "No and never".

"STOPPP" Tiba-tiba ada yang berteriak seperti menyuruh mereka untuk berhenti tawuran. Dia gadis dengan baju khas Smakadirja. Menggunakan kacamata dan rambut dikuncir dua. Kulitnya seputih salju dengan pipi chubby dan mata belo.

Sayang sekali teriakan tersebut tidak ditanggapi. Mereka malah semakin semangat untuk saling memukul. Teriakan tadi benar-benar tidak berguna dan sia-sia.

Merasa diabaikan, perempuan tadi langsung berlari menuju ketengah pertempuran. Dia berjalan menuju duel ketua geng.

BUGGG

Pukulan tadi tidak main-main yang diberikan oleh Aron. Menyedihkan, pukulan tadi justru terkena ke gadis tadi.

Mata gadis tersebut berkaca-kaca. Pipinya terasa sangat sakit. Ini adalah rasa sakit yang paling parah sepanjang sejarahnya. Niatnya ingin mengehentikan tawuran malah mendapat pukulan. Ia tidak bisa menahannya lagi, ia mulai menangis keras dan sesegukan.

Inti Bratasena yang mengenali gadis itu pun melotot kaget. Mereka kaget karena Reta mendadak berlari ditengah pertempuran dan terkena pukulan ganas dari Aron.

Jangan tanya, Aron juga sama kagetnya. Ia berniat memukul Lorenzo dengan kekuatan segenap jiwa dan raga malah terkena Reta. Ia yakin 100% bahwa rasanya akan sangat sakit. Aron meringis, merasa bersalah dan meminta maaf.

Tawuran terhenti karena tangisan Reta yang cukup cempreng. Mereka kelimpungan menggunakan berbagai cara agar tangisan Reta terhenti. Bahkan ada yang mengiming-imingi jajan.

"Neng aduhhh jangan nangis atuh. Nanti a'a beliin cireng deh" ucap salah satu anggota Kurawa yang berusa membujuk.

Aron menunjukkan raut wajah melas, merasa bersalah. "Maaf Ret, nggak sengaja. Lagian kenapa mendadak di depan gue?"

Tangisan Reta semakin kencang setelah mendengar ucapan Aron.

"Ehhh Ret, gue panggilin Giselle dkk apa gimana? Biar mereka ngobatin luka lo?" Damian berusaha memberikan ide yang cemerlang. Cukup disayangkan cara tersebut masih juga gagal.

Disaat yang lain panik, hanya Lorenzo dan Laksana yang masih tenang. Mereka tipe bucin akut yang tidak peduli dengan perempuan lain kecuali pacar dan ibunya tentunya. Durhaka sekali jika tidak peduli dengan ibu sendiri. Mereka sekarang malah sedang bersedekap dada. Seperti menonton pertunjukkan drama.

FIGURAN (SOK) SIBUK ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang