Langit sudah menggelap, cahaya matahari mulai digantikan dengan lampu-lampu di sepanjang jalan. Kebanyakan orang sudah mulai pulang menuju rumah masing-masing untuk bertemu dengan keluarga maupun sanak saudara. Tapi masih ada juga yang bekerja, bermain maupun hanya sekedar berjalan-jalan saja.
Reta salah satu orang yang bekerja hingga hari sudah gelap. Sekolah di Smakadirja walaupun dia mendapat beasiswa tapi hal itu belum cukup. Ia diberi beasiswa berupa pembayaran uang gedung, uang semesteran, dan uang kegiatan sekolah secara gratis. Tapi untuk kegiatan lain-lain menggunakan uangnya sendiri. Seperti acara Osis, ekskul dan acara dadakan lainnya.
Reta bekerja paruh waktu di kafe milik Devina. Biasanya ia mulai bekerja sepulang sekolah hingga jam 8 malam. Pulang ke panti asuhan dengan berjalan kaki. Untung saja jarak kafe dengan panti tidak terlalu jauh. Jalanan juga ramai dilewati orang-orang.
Malam ini Reta pulang terlambat karena terjebak hujan. Ia lupa membawa payung maupun mantol. Ingin nekat tapi tetesan air semakin deras. Ia mulai kedinginan karena pakaiannya tidak tebal. Ia duduk di depan kafe sembari menunggu hujan reda. Atau setidaknya sampai gerimis saja.
Selang beberapa menit ada satu motor yang datang. Sepertinya pengendaranya ingin berteduh, mengingat hujan semakin deras. Dari luar terlihat seperti laki-laki. Dia membuka helm-nya dan menata rambutnya yang sedikit basah. Melepas jaket agar tidak masuk angin karena jaketnya basah kuyup.
Reta terpesona dengan gaya Aron saat membuka helm. Mungkin hal itu terlihat norak ataupun berlebihan. Tapi sungguh, Aron terlihat sangat tampan. Auranya tidak main-main. Ia sampai lupa menutup mulutnya, saking terpesonanya. Bahkan lupa untuk menelan ludah.
Slurpppttt
Aron melihat ke samping. Ternyata ada orang lain yang sepertinya juga berteduh.
"Reta?" Tanyanya memastikan.
"Iya kak" respon Reta dengan mengusap lengannya, tanda kedinginan. Atau bisa disebut kode bahwa Reta butuh sesuatu yang bisa menghangatkan tubuhnya saat ini.
Aron terlihat paham dengan kode yang diberikan Reta. Ia memakaikan jaketnya tadi ke tubuh Reta. Reta pun tak bisa menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu.
Tapi... Bukankah jaket Aron tadi basah? Apa Reta tidak akan masuk angin?
"Kak, hujannya udah reda" Ucap Reta.
"Gue anter" Ucap Aron.
Reta pun mengangguk. Ia segera naik ke motor Aron dan memeluk pinggangnya. Aron lalu melajukan motor dengan kecepatan normal, mengingat jalan masih banyak genangan air.
Sejak hari itu, Aron dan Reta terlihat lebih dekat dan sering bersama. Entah tak sengaja bertemu di kantin maupun tempat lain. Hal ini membuat rumor yang sempat ramai kembali naik. Apalagi yang membuat spekulasi tentang 'she' adalah Reta.
Dan sepertinya pembuat rumor sedang kesal. Padahal 'she' yang dimaksud bukan orang itu. Tapi semua orang sekarang menganggap 'she' adalah orang itu. Pembuat rumor kembali menyebarkan pesan berantai, tapi sangat disayangkan hal itu tidak mengubah persepsi warga sekolah tentang siapa 'she' yang sebenarnya. Singkatnya rumor tersebut salah sasaran.
She is not her
What you see is not the real truth
One of them is with her
But really what you see is not like what you see
Who knows they are just trying to distract(Translate:
Dia bukan dia
Apa yang Anda lihat bukanlah kebenaran yang sebenarnya
Salah satunya dengan dia(her)
Tapi sebenarnya apa yang Anda lihat bukanlah seperti apa yang Anda lihat
Siapa tahu mereka hanya mencoba mengalihkan perhatian)
KAMU SEDANG MEMBACA
FIGURAN (SOK) SIBUK ✓
Teen FictionTentang Anabelle Si Figuran yang sibuknya ngalah-ngalahin pemeran utama. Si Figuran yang misterinya tak terhingga. Si Figuran yang kayanya melebihi tokoh utama. Si Figuran yang entah uangnya datang dari mana. Si Figuran yang berteman dengan antagoni...