Couple Coach

10.8K 1.8K 165
                                    

"KAK!" Teriak Reta pada kakak angkatnya, Abel.

Tapi Abel tak menghiraukannya dan terus berjalan di koridor menuju ke kelasnya.

"KAKAK!" Panggil Reta sekali lagi.

Abel semakin mempercepat langkah kakinya.

"KAK ABEL!" Reta tidak menyerah untuk memanggil kakaknya. Ia sedari tadi berusaha mengejar kakaknya tapi jarak mereka justru semakin jauh.

"KAK ABEL BEBERAPA MALEM INI  TIDUR DIMANA?" Teriakan kencang terdengar hingga di sepanjang koridor.

Satu kalimat dari mulut Reta yang membuat Abel benar-benar menghentikan langkah kakinya. Satu kalimat yang membuat orang-orang di sekitar koridor menjadi penasaran seketika. Menaruh atensi pada kedua orang tersebut.

Abel mendesis tidak suka, "Jangan panggil gue kakak."

Reta menundukkan kepalanya, merasa bersalah. "Maaf kak."

Abel berdecak dan bersiap ke kelas. Tapi dihentikan oleh pertanyaan Reta.

"Tadi malem dimana kak?" Tanya Reta.

"Gak usah kepo!" Jawab Abel ketus.

Reta hanya bisa mengangguk pasrah dan menunduk. Ia mengamati punggung kakaknya yang mulai menjauh. Lalu melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya.

Di sepanjang koridor terdengar bisik-bisik gibahan. Dari mulut ke mulut mulai menyebar gosip dan spekulasi.

A: "Mereka kakak adek? Gue kira kak Abel anak tunggal."
B: "Gue kira Reta yatim piatu."
C: "Eh?"
D: "Kata kerabat gue Reta ternyata anak kandung yang punya sekolah."
A: "Bukannya Abel?"
D: "Abel bukan anak kandung mereka."
A,B,C: "HAH?!"

Giselle dkk dan inti Bratasena kaget dan tidak menyangka ternyata Reta adalah anak yang punya sekolah. Jadi marga K pada namanya itu merujuk pada Kartadirja.

Di kelas Giselle dkk sampai ke kelas bertanya perihal tersebut. Supaya tidak ada kesalahpahaman seperti kasus Anna kemarin.

"Reta, itu kak Abel beneran kakak lo apa gimana?" Tanya Devina penasaran.

Reta mengangguk, "Iya kakak angkat."

"Bentar deh bentar. Otak gue ngelag," bingung Keisya.

Reta tersenyum, "Aku ketemu sama keluarga kandungku."

Giselle dkk ikut bahagia dan mengucapkan selamat. Mereka memeluk Reta secara bersama-sama.

"Keluarga lo yang punya ini sekolah?" Tanya Maima yang masih memeluk Reta.

Reta mengangguk.

Mereka berpelukan lama sekali sampai membuat teman sekelas merasa horor.

Dan satu kelas tak ada yang sadar sedari tadi Anna mengetuk pintu izin masuk. Sebenarnya ia bisa saja langsung masuk karena pintu tidak ditutup. Tapi ia juga sadar diri, ini kelas orang lain jadi harus lebih sopan. Selama di depan pintu ia hanya menyaksikan drama persahabatan. Sungguh rasanya ingin menyibir. Oke mungkin dia hanya iri saja, tapi tentulah. Huh mari lupakan kisah tentang persahabatan ini, memuakkan.

Sudah terlalu lama menunggu dan mengetuk pintu. Akhirnya Anna menendang pintunya. Dari tadi tangannya sakit loh terus-terusan ngetuk pintu tapi tidak ada yang notice.

Akhirnya tendangan dari Anna berhasil menarik perhatian seluruh isi kelas. Mereka menaruh atensi pada pintu kelas yang sudah ditendang dan juga yang menendang.

"Ohh akhirnya sadar juga," sindir Anna.

"Ada apa An?" Tanya salah satu dari rakyat kelas 11 MIPA 1.

FIGURAN (SOK) SIBUK ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang