Delete Scene #1

12.6K 1.1K 24
                                    

Transmigrasi

Anna Resya tersadar setelah mengalami kecelakaan hebat. Ia terbangun di sebuah ranjang putih khas rumah sakit. Ia terheran tubuhnya masih utuh tanpa cacat. Padahal seharusnya tubuhnya sudah hancur, minimal patah tulang lah ya.

Tapi ini semuanya normal, benar-benar normal sampai ia ragu akan kebenarannya. Apakah aku bermimpi? Batinnya dalam hati. Ia mencoba menggerakkan seluruh tubuhnya dan yeah berhasil. Bukankah seharusnya ia merasa kesakitan setelah kecelakaan?

Anna merasa heran karena ia hanya diberi infus. Bukankah seharusnya minimal badannya dikasih perban? Harusnya malah gips. Tapi ini tak ada apa pun yang membalut kulitnya. Dan kulitnya bersih tanpa ada luka sedikit pun. Bukankah seharusnya minimal ada yang bonyok? Atau luka goresan habis kecelakaan, ergh kalian pasti tau.

Tiba-tiba ada seorang pria dengan usia cukup matang, kasarannya terlihat tua menghampirinya. Ia kebingungan, siapa itu? Dan mengapa mukanya sangat asing?

"Dokter dokter ini Anna sudah sadar," ucap pria tadi.

Anna mengerutkan keningnya, sejak kapan di rumah sakit Korea dokternya paham berbahasa Indonesia?

"Siapa ya?" Tanya Anna kebingungan. Level kebingungannya berada ditingkat tertinggi.

Belum sempat pria itu menjawab, datanglah seorang dokter perempuan memeriksa keadaan Anna.

"Pasien saat ini baik-baik saja, masa kritis sudah terlalui dengan baik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi," ucap dokter tersebut. Pria tadi menganggukkan kepalanya dan berterimakasih.

Anna bingung lagi, kenapa dokternya berbicara dalam bahasa Indonesia?

Pria itu mengusap rambut Anna. "Anna kamu harus kuat. Orang tuamu pasti tidak suka kau melakukan hal seperti kemarin. Kamu harus mengikhlaskan mereka nak. Mereka sudah bahagia di surga sana."

Anna bingung dan kaget. "Maaf ya pak sebelumnya. Tapi orang tua saya masih hidup. Enak saja bilang mereka sudah meninggal!"

"Nak Anna kamu harus mengikhlaskan mereka. Mereka sudah tenang di surga. Kamu harus ikhlas," ucap pria tersebut dengan senyum miris dan kasihan.

"Pak... Tapi orang tua saya masih hidup. Lengkap! Dua-duanya! Mereka sehat sejahtera kok. Kalau bapak gak percaya bapak bisa dateng ke alamat-"
K-kenapa Anna mendadak lupa alamat rumahnya??? Kenapa ia bisa lupa? Iii-ni tidak mungkin.

Anna berusaha mengingat alamat rumahnya namun nihil. Saat ia berusaha mengingat justru kepalanya sangat sakit. Seperti akan pecah. Anna berteriak kesakitan.

Pria itu cemas dan berteriak memanggil dokter, tak lupa memencet bel. Ia sangat cemas melihat Anna berteriak kesakitan.

Beberapa detik kemudian Anna pingsan.

5 jam kemudian

Anna terbangun dan mengamati keadaan sekitar. Ia terbangun di tempat sama dan pria tadi masih disana.

"Kau butuh sesuatu?" Tanya pria tersebut.

Anna menggeleng, "Ini dimana?"

"Di rumah sakit."

"Ck iya tau. Tapi negara apa?"

"Kamu lupa? Ini negara mu sendiri. Kamu berada di Indonesia sedari dulu."

Anna menaikkan alis, bagaimana bisa? Bukankah sudah jelas beberapa tahun ini ia berada di Korea. Serta kecelakaannya saja di Korea. Bagaimana mungkin tiba-tiba ada di Indonesia? Apakah mungkin ia ditransfer? Tapi kalaupun ditransfer tidak mungkin ke Indonesia.

FIGURAN (SOK) SIBUK ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang