Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
M
inho dan Changbin, dua sahabat yang terkenal bobroknya. Dari SMP, mereka sudah bersahabat sangat baik. Minho merupakan orang yang terbuka, serta Changbin orang yang selalu ada untuk Minho.
Jika disana ada Minho, maka disana ada Changbin. Begitulah, sampai disebut perangko karena dekatnya mereka.
Ya, saking dekatnya, bahkan mereka melupakan fakta gila bahwa mereka hanyalah sahabat. Garis bawahi, sahabat.
Entah bisikan setan darimana, namun sedari SMA hingga masuk Perkuliahan semester akhir, mereka masih selalu melakukan hal yang saling menguntungkan.
friends with benefit.
Namun mereka tentu tidak mau menggunakan title tersebut, karena mereka hanya bersahabat. Iya, sahabat. Bahkan sampai teman sekawannya menghela napas bahwa mereka hanya sekedar sahabat.
Seperti halnya sekarang, Minho sedang berada di pelukan Changbin dengan melingkarkan tangan di lehernya, serta menjengjangkan lehernya untuk Changbin leluasa memainkan leher serta dadanya. Lidah Changbin bermain di nipplenya, mengigit serta mengulumnya gemas.
Iya, mereka hanya sahabat.
"A-ahh! Pelan Changbin, gila banget. Nanti kalau aku kesakitan gimana?"
Changbin terkekeh, mengecup bibir Minho yang tampak cemberut. Tahan Changbin bahwa ia hanya melakukannya dengan gelar sahabat.
Changbin bisa gila, karena ia hanya bisa berteduh di sebutan sahabat. Dekat dengan Minho seperti ini pun ia bersyukur, daripada ia tak tahu diri harus mencintai anak majikannya yang tentunya jauh dari dirinya yang hanya anak supir.
Benar, Ayah Seo merupakan supir pribadi dari keluarga Lee yang dikenal kolongmerat. Changbin memang gila, beraninya ia bisa melakukan hal segila ini pada Tuannya. Namun sekali lagi, Minho lah yang selalu menginginkannya.
Tidak salah 'kan jika Changbin selalu menginginkan lebih?
Changbin terkekeh, kembali meraup nipple Minho dan memainkan dengan jempolnya. Ia tiduran disebelah Minho, mengusap pantat Minho yang kenyal dan menamparnya gemas. Tak lupa, ia juga mengusap pinggang Minho yang tampaknya jadi kelemahannya.
"Hmm, lagian kenapa kamu manggil aku siang gini? Malah minta aku harus nenen, abis mimpi apa?"
Changbin tidak melepas kulumannya, mengusap dada Minho yang berisi serta perutnya yang tampak menggemaskan di matanya.
Minho melenguh pelan, mengusap surai Changbin sambil terus membusungkan dadanya nikmat. Entah kenapa, rasanya ia ingin terus menerus disentuh oleh Changbin, terlebih jika ia bangun dari tidur siang.
