Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pangeran Hyunjin Edward, merupakan keturunan dari Raja Edward IV. Ia dinobatkan sebagai raja selanjutnya, saat ia berusia dua puluh delapan tahun. Sekarang, usianya masih dua puluh tujuh dan ia harus mencari siapa yang akan menemaninya saat ia menjadi raja.
Pangeran Hyunjin dikenal sebagai sosok pangeran yang paling dingin diantara siapapun. Bahkan saat keluarga kerajaan sedang turun dan berpencar di masyarakat, ia benar-benar tidak memiliki empati bahkan tidak peduli sama sekali.
Walaupun begitu, banyak yang tetap menghormati Hyunjin.
Setelah akan melewati usia dua puluh tujuh, tentunya ia harus mencari kriteria ratu sesuai keinginan dari ayahnya sendiri. Namun hal yang semua orang tidak tahu, bahwa Hyunjin merupakan seorang penyuka sesama jenis, yang di mana itu merupakan aib besar bagi keluarga Edward.
Hyunjin kehilangan sosok ibu sewaktu ia kecil, sehingga dirinya tidak pernah merasakan kasih sayang yang sesungguhnya. Hanya kakaknya, Pangeran Changbin Edward, yang sangat peduli kepadanya.
Hyunjin tidak menyukai kakaknya, namun ia senang saat melihat Changbin yang selalu menyayangi istrinya, Ratu Felix Phasia, yang tampak selalu dibahagiakan oleh kakaknya. Ia ingin merasakan itu, itu kenapa dirinya tidak tertarik pada wanita.
.
.
.
"Perkenalkan, nama saya Putri Yeji Thalia."
Hyunjin mendengus, entah sudah berapa kali ia mengacuhkan beberapa wanita yang sudah dikenalkan dari luar kerajaannya. Ia mengacuhkan setiap perkenalan itu, dan mengalihkan pandangannya dari setiap wanita yang mengenalkan dirinya.
Ia tidak tertarik.
Setelah para putri dari kerajaan lain pulang, ayahnya menghampirinya.
"Bagaimana, anakku? Apa ada yang membuatmu tertarik?"
"Ayah, sudah kubilang bahwa aku tidak tertarik dengan lawan jenis."
"Hyunjin, jangan samakan dirimu dengan kakakmu."
"Memang kakak salah apa?" Hyunjin mendelik, bangkit dari kursinya tidak terima. "Karena kakak penyuka sesama jenis? Dia tetap kakakku, dan aku bahagia melihatnya."
"Jaga ucapanmu, Hyunjin!"
"Aku tidak pernah menjaganya semenjak ayah pergi dengan selir ayah," Hyunjin tertawa sarkas, dan melanjutkan ucapannya, "Karena itu yang membuatku tidak tertarik dengan wanita."
Hyunjin melenggang pergi, mendengus kesal dan berniat untuk pergi ke taman belakang.
Trauma yang didapatinya memang terlalu besar. Terdapat luka yang tidak pernah kering dan belum sembuh. Dirinya tidak berkutik dan tidak bisa melakukan apapun selain mengikuti perintah sang raja, ayahnya.
