Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tag masih sama. enjoy it!
***
"You should continue it, emang gak mau tanggung jawab memek aku udah basah begini?"
Chris terkekeh, merasa gemas dan tertantang dengan pemuda di depannya. Setelahnya, mereka masuk ke dalam gazebo untuk melanjutkan aktivitas yang tertunda. Setelah itu, kedua bibir tersebut kembali bertaut dengan penuh nafsu.
Tangan Chris menjalar menuju pantat Lino yang semakin memerah akibat pukulan dari telapak tangan Chris berkali-kali, sementara Lino terus memeluk leher Chris semakin erat sampai suasana di sekitar mereka semakin memanas.
Chris melepaskan ciumannya, menatap payudara Lino yang kembang kempis akibat Lino yang sedang mengatur nafasnya. Lino menatapnya sayu, dan tangan Chris tidak tahan untuk memilin puting yang semakin mengeras itu.
"Then how with your boyfriend? He won't mad or find us here while sex?"
Lino terkekeh, menangkup pipi Chris dan membisikkannya pelan. "We have secret that you won't know. Mending aku mainin kontol kamu, gimana? Kasian, dia udah keras begitu."
Tanpa menunggu jawaban Chris, Lino dengan sigap menunduk dan membuka celana pendek Chris yang tampak sudah mengembung. Ia terkesima, melihat penis Chris yang begitu lebih besar dan keras dibanding milik kekasihnya.
"Wow, it's big. Muat gak ya, mentokin di mulutku?" Lagi, tanpa menunggu jawaban Chris, Lino mengurut penis Chris dan menghisapnya dengan begitu nafsu.
Penis Chris ia lesakkan begitu dalam hingga ia rasa mulutnya penuh oleh penis panjang itu, melenguh dan merasakan kenikmatan selagi Chris ikut mendesah berat merasakan penisnya yang dilingkup mulut hangat itu.
"Yeshh— fuckhh. Mulut kamu kaya lacur banget, udah sering nyepongin orang ya, hm?" Chris melenguh nikmat dam menjambak rambut Lino, memperdalam hentakkannya agar penisnya semakin melesak dalam dan membuat Lino mabuk kelapang.
"Lonte, jawab kalau ditanya." Chris menggeram, membuat tantangan baru dari seksnya kali ini. Ia menatap Lino dengan tatapan liarnya, dan Lino menatapnya dengan tatapan sayunya. Semakin dilesakkan penis itu, Lino semakin sulit menjawab akibat air liurnya yang menetes ke bawah dan matanya berkaca-kaca akibat penis Chris yang semakin dalam di mulutnya, terus di hentakkan sampai ujung tenggorokannya.
Lino hanya menjawab anggukan, memainkan twinsball Chris dan terus menghisap dan menjilat penis itu yang semakin berkedut hebat.
"Shit, mulut kamu, hahhh."
"Fuckhh— saya makin deket."
"Kontol saya pengen nyemburin peju di muka sama mulut kamu— ahh."
"Enak, hmm? Mau saya pejuin di sini?"
Lino terus menatap Chris dengan tatapan polosnya, selagi memperdalam kulumannya dan menunggu Chris sampai puncaknya. Chris semakin menggeram karena perilaku Lino, menjambak rambut cantik itu lebih erat dan menghentakkan kepala Lino dengan brutal.
