Commisioned by kak ayukoy Terima kasih banyak kak! 🤎 Tag: Banginho, bxb, boy!preg, romance, family, angst
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Cerita ini merupakan cerita rumit yang tak terlepas dari takdir. Bangchan dan Minho, dua insan yang jatuh cinta ini resmi menjadi suami istri lima tahun silam. Keduanya bertemu di bangku perkuliahan di jurusan yang sama, Minho adalah adik kelas Bangchan.
Saat itu, Bangchan merupakan seorang Asisten Dosen yang dikenal oleh siapapun, karena tergolong pintar dan rajin. Sedangkan Minho hanyalah seorang mahasiswa biasa yang tidak terlalu menonjol dan bukan mahasiswa yang dikenal.
Bukan menjadi alasan bahwa Chan jatuh cinta padanya. Melihat Minho yang lugu, pendiam dan cuek, membuatnya semakin penasaran. Berbeda dengan mahasiswa lain yang mengejarnya secara terang-terangan, ia lebih penasaran dengan Minho yang terlihat tidak tertarik dengan apa pun.
Singkat cerita, Bangchan mendapati Minho sedang kesulitan mendapatkan kelompok- karena temannya direbut oleh orang lain. Minho sempat berkonsultasi dengannya, dan Bangchan menawarkan sesuatu.
"Yaudah, kamu sendiri aja. Nanti saya bantu kamu kerjain laporannya, setiap minggu kita asistensi. Okay?"
Minho mengangguk dan tersenyum senang. "Terima kasih banyak ya, Kak!"
Disitulah, pertama kali ia melihat Minho tersenyum. Disitu pula, Bangchan merasa semakin jatuh cinta dengannya.
Selama satu bulan penuh, setiap minggunya Chan dan Minho selalu melakukan asistensi laporan, dan sebenarnya ini adalah modus terselubung Bangchan untuk terus bertemu dengan Minho. Karena, ia bingung harus memberikan alasan apalagi untuk bertemu dengan si manis itu.
Kelima kali bertemu, Bangchan meyakini dirinya untuk menembak si manis itu.
"Minho, i can't hold it because i love you."
Minho menatap Chan tidak percaya, lantas berujar, "Kak- bahkan aku tidak pantas menerima cintamu. How can you loving someone like me?"
Bangchan tersenyum, menggenggam tangan Minho dengan erat.
"Why you don't deserve it? You are so beautiful and perfect, I can't take my eyes off you. Jangan dengarkan kata orang, aku akan selalu di belakangmu. Bolehkah, Minho?"
Minho menunduk, merasa ragu dengan perasaannya.
Tentu, ia menyukai Bangchan. Namun dengan situasi seperti ini, ia merasa rendah diri.
