Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Malam itu, malam tampak kelabu. Hyunjin baru selesai lembur dikarenakan divisinya sedang tutup buku di bulan itu, sehingga mau tidak mau Hyunjin harus bekerja sampai jam tujuh malam.
Saat sudah menunjukkan pukul setengah delapan, Hyunjin pun keluar dari kantornya. Ia terkejut saat melihat tetesan hujan turun mengenai badannya, lantas berlari menuju halte depan kantor.
Hyunjin mendengus saat hujan turun. Padahal, ia ingin pulang ke kost-nya. Tapi mengapa hujan malah turun saat ia ingin pulang?!
Menyebalkan sekali. Akhirnya, Hyunjin menunggu di halte sembari menunggu bus terakhir menuju kostnya datang. Walaupun mungkin ia akan kehujanan setelah turun dari bus. Terpenting, ia bisa tidur setelah sampai.
"Hyunjin! Belum pulang?"
Hyunjin menoleh pada sumber suara. Sedikit terkejut saat melihat Seungmin— kepala divisinya yang memanggilnya dari mobil pribadinya.
"Belum, Pak. Saya lagi nunggu bus, kebetulan belum lewat."
"Sini, pulang sama saya aja! Kamu kan abis lembur, pasti bus bakal nyampe malem banget."
"Saya tunggu aja, Pak—"
"Dek, kamu pulang bareng dia aja. Ini bus terakhirnya mogok, katanya. Saya supir juga soalnya,"
Hyunjin sedikit bimbang, meremas tasnya yang ia genggam. Namun mau tidak mau, ia mengangguk kepada Seungmin dan masuk ke dalam mobil Seungmin.
Seungmin tersenyum melihat Hyunjin masuk. Lantas, mobil pun melenggang pergi dari halte tersebut.
"Harusnya tadi turun jam tujuh, kenapa baru keluar jam segini?"
"Anu, Pak. Saya suka bersih-bersih ruangan dulu sebelum pulang, biar meringankan kerjaan besok. Kebetulan besok juga kan kita masuk pagi, jadi sekalian aja."
Seungmin mengangguk pelan. Ia fokus menyetir sembari sesekali menatap Hyunjin yang menunduk. "Kenapa, Hyun? Kamu jangan malu, jangan panggil saya Bapak juga. Kan udah saya bilang, kita seumuran."
Hyunjin mengulum bibirnya, kembali gugup. "Anu... Seungmin, celananya bangun."
Seungmin terkekeh, menatap Hyunjin lekat, selagi ia masih menyetir mobilnya. "Sepongin, mau? Saya sambil nyetir, ya? Mulut kamu kayanya jago nyepong."
Hyunjin tersipu malu, namun perlakuannya tanpa malu. Dengan segera ia meraba celana Seungmin yang mengeras, membuka seleting itu dan memperlihatkan penis Seungmin yang mengeras.
"Kok, bisa keras sih? Padahal gak di apa-apain."
"Liat kamu aja udah keras, Hyunjin. Bantu saya, ya?"
