"Minho ada di sini, di Kerajaan Edwardsville."
.
.
.
Minho beserta Aden sedang berjalan beriringan ke pasar buah untuk membeli semangka yang diinginkan anaknya. Anaknya yang berumur tiga tahun itu selalu protes jika tidak diberikan makanan yang diinginkannya.
"Mangka! Semangka besaar~ uuuu bundaa semangka!"
"Iya sayang, yaampun. Sekarang kita beli, ya? Tapi, uang bunda tidak cukup. Kita beli yang kecil saja ya?"
Memahami bundanya yang sedih, Aden mengangguk sembari menggengam tangan bundanya yang cantik itu. Setelahnya, Aden antusias setelah menemukan wanita yang selalu menjadi pelanggannya untuk mencuri sepotong semangka yang diinginkannya.
"Bunda! Bunda, semangka!"
"Astaga, anak ini! Iya, Bibi berikan untuk kamu. Kebetulan bibi membawa dua. Minho, hanya membeli semangka saja?"
Minho terkekeh seraya mengambil uang dari saku bajunya. "Iya, Bibi. Tapi aku hanya membawa sedikit uang. Jadi, Bibi berikan saja semangka yang cukup untuk uangku."
Bibi Ahn tersenyum sembari memberikan kantung berisi semangka tersebut. "Untukmu saja, Minho. Aden butuh perkembangan dengan semangka. Tapi ingat! Selalu belanja padaku, ya?"
"Bibi, tapiㅡ"
"Terima saja! Tokoku akan tutup dua jam lagi, aku hanya khawatir nanti buahnya membusuk."
Minho tersenyum tulus, lantas membungkuk berkali-kali kepada Bibi Ahn. "Bibi selalu membantuku disaat Aden belum lahir pun, aku menjadi sungkan. Akan kubayar nantinya jika punya penghasilan lebih, Bi!"
"Astaga, tenang saja, Minho. Kamu itu sudah seperti anakku, Ibumu juga teman yang sangat baik. Ayo! Aden ingin memakan semangka dari bibi, bukan?"
"Yes Bibi semangka semangkaaaa!"
Bibi Ahn tersenyum setelah melihat Minho bergegas pergi bersama anaknya yang antusias memakan semangka dan kembali ke toko sewaannya. Lantas, ia melirik seorang pria yang hanya terduduk terhalangi tembok di samping lapaknya.
"Hanya akan di sana terus, anak kecil?"
Pria tersebut menghela napas dan terdiam. "Tidak apa-apa, Bi. Aku hanya ingin memantau mereka dan memastikan baik-baik saja."
Bibi Ahn terkekeh, seraya menata kembali buah-buahannya yang tampak berantakan. "Baiklah, bagaimana dirimu saja. Aku sudah memperingati sejak awal, jangan sampai telat melangkah nantinya."
.
.
.
.
.
"Tokomu sudah habis sewanya!"
"Tidak, tolong! Aku akan membayarnya lusa!"
"OMONG KOSONG!"
PLAK!
Minho terhempas setelah pipinya ditampar oleh pemilik toko yang menatapnya tajam. Ia ditagih oleh pemilik toko karena ia menyewa untuk membuka usaha toko rotinya, namun rupanya penghasilannya belum cukup untuk menyewa toko tersebut.
"Aku juga butuh uang! Jika kamu seorang miskin, jangan berlagak mempunyai toko! Menyewa saja bangga, pergi saja bersama ibumu yang sakit-sakitan itu! Pergi bersama rotimu yang lusuh itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stray Kids One Shoot bxb 🔞
FanfictionStray Kids oneshoot compilation Sekumpulan cerita berbagai genre, walau kebanyakan 🔞 Kalau ga suka cerita jorok, jangan di add library ya! -⚠ bxb -🔞 jorok banget, kalau gasuka, jangan dibaca! -crackship or otp -bisa request Sue © 2021