Chapter Seven

132 44 16
                                    

What's meant to be will be...

Jenna dengan hati yang bersemangat berlari menuju ke minimarket tempat dia bekerja dulu. Disela-sela napasnya yang tersengal karena berlari dari halte bus menuju minimarket yang tidak begitu jauh jaraknya ini, Jenna tersenyum cerah.

Jenna menoleh ke arah jam tangan yang berada di tangan kirinya.

'Pukul 18.50 Malam, sebentar lagi...' Batin Jenna

Langkah kakinya tepat berhenti di depan suatu minimarket. Enggan untuk masuk, Jenna hanya duduk di tempat duduk yang disediakan di luar minimarket ini. Tempat yang biasa digunakan anak seumurannya nongkrong dan bercengkrama.

Di satu sisi lain, seorang laki-laki yang juga belum lama masuk ke dalam minimarket ini sedang berdiri di antrian kasir, sambil menggenggam sebungkus snack keripik kentang rasa seaweed favoritnya. Dan keinginannya untuk menenggak minuman ber-kafein begitu mengganggunya.

"Mba, es kopi susu-nya satu dong, less sugar ya." Kata Dion.

Yup, selain kopi milik Coffee Shop Bayu, Kopi Family Mart adalah salah satu favoritnya.

Tidak lama, seorang kasir menyerahkan es kopi susu pesanan Dion dan memberikan beberapa uang kembalian. Dion duduk menuju tempat duduk di area indoor minimarket ini.

Sruuuuttt...

Dion menyeruput es kopi susu-nya dengan nikmat sambil sesekali mengunyah keripik kentang. Matanya menatap ke arah jalanan yang terlihat dari balik pintu kaca minimarket ini.

Dion terkejut. Di lihatnya sesosok perempuan yang nampak tidak asing baginya sedang duduk sendiri di area outdoor minimarket. Di fokuskan lagi kedua matanya untuk lebih memastikan.

"Jenna?" Gumamnya.

Tiba-tiba suara karyawan minimarket di area kasir yang berbicara satu sama lain tidak sengaja terdengar oleh Dion.

"Eh, lo liat deh di depan, itu si Jenna kan?" Kata salah satu kasir perempuan.

"Eh, iya bener. Ngapain tuh anak kesini?" sahut salah seorang karyawan perempuan lainnya.

Dion refleks menoleh ke arah mereka.

"Eh, gue tadi liat rentenir setan yang waktu itu ngejar-ngejar dia terus, mereka ada di gang sebelah. Mereka masih sering kesini nyariin Jenna kan. Kasih tau Jenna kali yaa?" Katanya lagi

"Udah lo gak usah ikut campur, kalo lo yang kena hajar sama mereka gimana?" Kata teman lainnya.

Dion kembali melihat ke arah Jenna yang tiba-tiba dihampiri oleh dua orang laki-laki berbadan besar. Dion terkejut sekaligus bingung dengan situasi aneh ini. Diperhatikannya dengan seksama interaksi antara Jenna dan kedua laki-laki itu, sepertinya terlihat bukan suatu interaksi yang baik. Percakapan mereka di luar sana juga tidak begitu jelas terdengar oleh Dion.

Sampai pada saat salah satu laki-laki itu menarik dan mencekal tangan Jenna dengan kasar. Dion refleks terbangun dari duduknya, dengan cepat berlari keluar.

"Lepasss, sakiiittt!" Jerit Jenna.

Tiba-tiba satu tangan lain datang mencekal tangan laki-laki bertubuh besar itu. Dion mencekal dan melepaskan tangan laki-laki itu dari Jenna, kemudian digenggamnya tangan Jenna dan ditariknya ke belakang tubuhnya.

Jenna terkejut, "Di..Dion??" Gumamnya lirih dengan mata yang berkaca-kaca.

Dion hanya menoleh ke arah Jenna sebentar, lalu dengan santai berbicara kepada dua rentenir yang wajahnya terlihat marah.

What Happens When You DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang