Di Hikaru Restaurant...
(Sumber Gambar : Pinterest)
"Finally, bisa ketemu sama orang sibuk..." Gumam seorang wanita sambil menyumpit sushi-nya.
Dion menatap sekilas gadis yang duduk di hadapannya itu, Emily. Tangan Dion sibuk menyantap sushi di meja makan bulat ini, tak menanggapi perkataan Emily barusan.
Emily menatap Dion yang tak menanggapi-nya, "Kamu masih tetap sama ya. Tetap cuek."
Dion hanya mengangguk perlahan sambil mengunyah makanannya. Dirinya pun sadar bahwa dia adalah orang yang cuek dan cukup menyebalkan untuk beberapa orang yang tak ingin dikenalnya lebih jauh.
"Kamu mau terus-terusan berontak seperti anak kecil seperti ini sampai kita married nanti?" Tanya Emily dengan nada yang dingin.
Mendengar itu Dion mendadak menghentikan makan malamnya, diletakkan sumpitnya ke meja makan. Sambil bergidik dia berkata, "Married?"
Sambil tersenyum sinis Emily berkata, "Iya, Married. Kita berdua."
'What the F...' Batin Dion.
"Hhh..." helaan napas kesal keluar dari mulut Dion. Nafsu makannya mendadak lenyap, menguap entah kemana.
Melihat ekspresi kesal di wajah Dion, Emily tertawa sinis, "Bukan kamu aja yang jijik dengan perjodohan ini. Aku juga."
Dion menoleh ke arah Emily, "Terus? Kenapa lo masih mau nerusin perjodohan yang menggelikan ini?"
"Money." Jawab Emily singkat. "Your Family will bring a lot of profit to our company stock.."
Dion tertawa sinis mendengar itu. Make Sense, Emily, anak satu-satunya dari keluarga pengusaha produsen barang dan kebutuhan rumah sakit akan diuntungkan secara materi dan brand image jika mereka akhirnya akan menikah. Saham Perusahaan keluarganya beserta saham keluarga Dion akan melonjak naik, mengingat kedua pihak memiliki reputasi yang bagus.
"Win-Win Solution, right?" Kata Emily lagi.
Dion hanya menatap Emily dingin sekaligus penasaran. Wanita di depannya ini terlihat anggun, cantik dan pintar. Sayang sekali, hidupnya sama menyedihkannya dengan hidup Dion.
"Are you happy?" Tanya Dion pelan.
"..." Emily hanya terdiam dan menatap Dion lama.
Dion menatap Emily yang kelihatan sulit untuk menjawab pertanyaan sederhana itu. Ingatannya beralih ke hari kemarin. Hari dimana dirinya mengajak Jenna pergi keluar melihat Sunrise...
Tepat di depan Coffee Shop, Pukul 06.00 Pagi, Jenna turun dari motornya dengan senyum yang cerah. Dion melihat ekspresi lepas dan bahagia Jenna untuk pertama kalinya. Tidak disangka oleh Dion, hal kecil seperti ini membuat Jenna yang biasanya nampak suram dan pendiam itu menjadi cerah dan ceria.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happens When You Die
Teen Fiction"Terus kenapa kalo ketinggian?!" Dia menjawab dirinya sendiri sambil berteriak kencang. "Apa salahnya mati dari lantai 5?!" Suaranya bergetar. Ingin menangis tapi sudah terkuras air matanya karena terlalu sering menangis. Gadis itu kembali membulatk...