No one is met by accident.
"Udah gila lo ya???" Kata seseorang dengan hebohnya.
Mendengar itu, Dion membuka matanya dan menoleh. Di dapatinya Bayu sudah masuk begitu saja ke kamarnya.
Melihat keadaan wajah Dion, Bayu terkejut dan segera mendatanginya.
"itu.. itu kenapa muka lo?!" Tanya Bayu panik setelah melihat lebam biru di area mata sebelah kiri Dion.
"Ada apaan? Ribut aja lo pagi-pagi." Kata Dion sambil menutup matanya, mencoba kembali tidur.
"Engga, bentar. Itu kenapa? Kenapa muka lo? Ribut sama siapa lo?" Tanya Bayu bertubi-tubi, kaget melihat bekas tinjuan itu.
Yang diketahui Bayu sejauh dia mengenal Dion, walaupun Dion berbakat di bidang Bela Diri, namun Dion bukan tipe orang yang sembarangan bertengkar dengan orang lain hingga babak belur. Jujur diakuinya Dion memang cuek dan menyebalkan untuk sebagian orang, tapi Bayu tahu betul kalau Dion itu orang yang baik dan tulus, setidaknya untuk orang-orang yang dia sayangi.
"Apes gue..." Jelas Dion, enggan menjelaskan lebih lanjut.
Akan lebih baik bagi Dion tidak bercerita ke orang lain, apalagi terkait masalah pribadi Jenna yang kemarin tidak sengaja di dengarnya, walaupun hanya sedikit.
"Kayaknya lo harus ke Rumah Sakit deh, Yon.." Kata Bayu lagi masih sambil memperhatikan wajah sahabatnya itu.
"Semalam udah gue kasih salep dan obat luar. Toh, obat lain juga banyak disini." Kata Dion.
Dengan bodohnya Bayu lupa bahwa sahabatnya ini ber-profesi sebagai Dokter, tentu saja banyak obat-obatan dan sebagian peralatan Dokter yang dia simpan di rumah ini untuk berjaga-jaga. Walaupun tampilan sahabatnya ini benar-benar berbeda jauh jika dia sedang tidak berada di Rumah Sakit. Selalu mengandalkan Jeans dan Hoodie, atau baju kemeja casualnya yang memberikan kesan 'Bukan Siapa-Siapa'.
"Kenapa? Ada apa lagi?" Tanya Dion santai.
"Lo semalem kemana aja? Ibu lo nelpon gue, katanya lo gak dateng nemuin Emily." Jelas Bayu.
Dion terdiam sebentar. Kemudian sesuatu mendadak teringat di kepalanya.
"Mobil gue!" Kata Dion terkejut.
Dia ingat betul semalam dia sudah berangkat menuju ke Hikaru Restaurant, tempat yang dimaksud oleh Ibunya untuk menemui Emily. Tentu saja dengan terpaksa. Hanya saja dia berhenti sebentar untuk memuaskan rasa ingin minum kopi-nya itu di Family Mart terdekat dari lokasi restaurant, mengingat seharian kemarin tak ada asupan kafein yang masuk ke tubuhnya.
Kemudian kejadian tak terduga kemarin terjadi. Dan Dion dengan bodohnya melupakan mobil Porshe Panamera Turbo-nya yang ter-parkir di parking area minimarket.
"Mobil gue ketinggalan, Bay!" Serunya lagi sambil dengan cepat beranjak dari tempat tidurnya.
.....
"Sultan emang beda yaa. Porsche main ditinggal-tinggal aja macem ninggalin rempeyek..." Gumam Bayu sambil menggelengkan-gelengkan kepalanya keheranan.Dion hanya diam dan menoleh sebentar ke arah Bayu yang sedang menyupir mobil Porsche-nya ini. Dion menyandarkan tubuhnya dengan nyaman di kursi sebelah Bayu. Dan perlahan memejamkan matanya yang masih terasa sakit.
"Terakhir gue lihat lo berantem sampe bonyok gitu udah lama banget..." Kenang Bayu.
Dulu, Dion pernah menyerang teman SMA-nya hingga babak-belur, sampai-sampai Bayu harus datang ke sekolah Dion untuk menghadap ke kepala sekolahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/283042084-288-k940939.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happens When You Die
Teen Fiction"Terus kenapa kalo ketinggian?!" Dia menjawab dirinya sendiri sambil berteriak kencang. "Apa salahnya mati dari lantai 5?!" Suaranya bergetar. Ingin menangis tapi sudah terkuras air matanya karena terlalu sering menangis. Gadis itu kembali membulatk...