If we don't tell people how we feel, how will they know?
Ren,
I think, we need to talk.Rena menatap ke arah layar handphone di tangannya. Membaca pesan singkat dari Bayu Pagi ini.
Setelah beberapa hari dari kejadian hari itu, di Coffee Shop antara dirinya dengan Jenna dan Bayu, Rena memutuskan untuk mengambil cuti beberapa hari. Menenangkan dirinya dan mencoba menghilangkan rasa kecewanya itu.
Hingga akhirnya, setelah berpikir beberapa saat, Rena menjawab ajakan Bayu itu dengan jawaban singkat.
Ok.
................
(Sumber Gambar : Pinterest)
Rena dan Bayu duduk di dalam suatu Bakery and Coffee yang lokasinya tidak jauh dari rumah Rena.Mereka berdua hanya duduk diam dengan menikmati kopi-nya masing-masing. Keheningan dan suasana aneh di antara keduanya terasa mengganggu bagi Bayu, yang akhirnya membuat dia berbicara memecah keheningan ini.
"Gue ke LA besok..." Kata Bayu.
Rena hanya menatap Bayu sembari menyeruput Hot Latte miliknya.
"Cuma lo yang bisa gue percaya buat backup gue selama gue pergi, Ren..." Jelas Bayu lagi.
"Hanya itu, Bay?" Tanya Rena singkat.
"Hah?" Bayu bertanya tak mengerti makna dari pertanyaan Rena itu.
"Iya. Nilai gue di mata lo hanya sekedar backup-an lo di toko? Setelah 10 tahun kita kenal?" Tanya Rena pelan sambil menatap dingin ke arah Bayu.
Bayu terdiam mendengar itu.
"Ini karena masalah kemarin kah?" Tanya Bayu lagi.
Rena hanya menanggapinya dengan diam.
"Maaf, Ren. Gue salah kemarin.." Kata Bayu. "Lo orang yang ada nemenin gue bahkan dari sebelum Coffee Shop gue berdiri, tapi..."
Rena terdiam, mencoba untuk mendengar kalimat selanjutnya dari kata 'tapi' di ujung kalimat Bayu itu.
"Tapi, sorry, kemarin gue harus bela Jenna..."
Rena tertawa sinis mendengar itu.
"Bukan untuk mengecilkan nilai lo dalam hidup gue, tapi ada hal lain yang buat gue harus bela Jenna kemarin..." Jelas Bayu.
"Lo suka sama dia?" Rena bertanya dengan menatap Bayu, to the point.
Bayu sedikit terkejut mendengar pertanyaan gamblang itu.
Rena hanya tersenyum sinis dan berkata, "Jawab, Bay. Simple..."
Bayu terdiam. Tidak dapat menjawab. Dia tidak ingin mengelak tetapi juga tidak ingin mengiyakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Happens When You Die
Fiksi Remaja"Terus kenapa kalo ketinggian?!" Dia menjawab dirinya sendiri sambil berteriak kencang. "Apa salahnya mati dari lantai 5?!" Suaranya bergetar. Ingin menangis tapi sudah terkuras air matanya karena terlalu sering menangis. Gadis itu kembali membulatk...