Chapter Thirty Nine

49 11 0
                                    

(Sumber Gambar : Pinterest)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Sumber Gambar : Pinterest)


Rena duduk di kursi tunggu keberangkatan di Bandara. Sambil menyandarkan tubuhnya, dia menutup matanya perlahan sambil menikmati playlist Spotify yang memutar lagu kesukaannya.

Tidak lama diangkatnya layar handphonenya hingga sejajar dengan pandangan matanya. Belum ada Chat ataupun telpon dari seseorang yang ditunggunya.

Sudah dua hari berselang setelah Rena mengajukan pengunduran dirinya. Namun Bayu tak kunjung menghubungi ataupun menemuinya.

"Dasar laki-laki jahat..." Gumam Rena denhan sedikit senyuman.

Rena berdecak kagum pada dirinya sendiri. Bahkan setelah empat belas tahun berselang, dia masih mengharapkan Bayu mengejarnya. Sungguh hal lucu namun pahit yang kali ini bisa ditertawakannya.

Hari ini Rena akan pindah ke Bali, tempat Ayahnya tinggal. Rencananya Rena akan mengelola resort milik ayahnya disana. Sekaligus menjauh dari Bayu untuk melupakan semua perasaannya yang sia-sia ini.

"Keberangkatan tujuan Bali, Bandar Udara Internasional Ngurah Rai..."

Mendengar pengumuman itu, Rena perlahan berdiri bersamaan dengan banyak orang lain yang memilik tujuan yang sama.

Dengan membawa koper berwarna kuning andalannya, Rena berjalan dan bersiap untuk masuk ke pesawatnya.

Namun, sesuatu mengganjal hatinya. Langkah kakinya pun terhenti. Rena menoleh ke arah kaca besar Bandara ini, menatap langit-langit biru yang indah itu dengan banyak pergelutan yang terjadi di dalam hatinya.

....

Di sisi lain, Bayu berlari memasuki Bandara. Dengan wajah gelisah dia melihat sekeliling, berusaha mencari sosok yang dicarinya.

Tidak ditemukannya Rena, Bayu bergegas lari ke pusat informasi.

"Penerbangan menuju Bali, Garuda Indonesia, pukul 15.30, apakah sudah berangkat?" Tanya Bayu sambil melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 15.40.

Dengan berharap pesawat yang ditumpangi Rena delay, Bayu menunggu jawaban.

"Penerbangan menuju Bandara Ngurah Rai sudah berangkat pulu 15.30 tepat pak. Ada yang bisa kami bantu?" Kata perempuan di meja pusat informasi dengan ramah.

"Shit..." Bayu mengumpat sambil memutar balik badannya.

Masih berharap informasi itu salah, Bayu kembali berlari ke arah pintu keberangkatan. Dengan sorot mata gelisah Bayu terus mencari hingga ke sudut Bandara.

Lelah berkeliling dan mencari, Bayu duduk di bangku ruang tunggu di sudut Bandara yang entah kenapa sepi siang ini.

Bayu menundukkan wajahnya dalam-dalam. Menyadari keterlambatannya Bayu menghela napas panjang.

What Happens When You DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang