Chapter Twenty Seven

61 17 17
                                        

Bayu terbaring lemas di kamar tidur hotelnya. Bekerja tanpa henti hingga jam tidur dan pola makannya berantakan membuatnya lemas. Suhu badannya mendadak panas dan berkeringat dingin. Hari ini dia benar-benar harus istirahat.

"Akh..." Bayu meringis kesakitan. Tangan kanannya yang terluka terasa sakit.

Diangkat tangan kanannya, Bayu melihat memar yang disebabkan oleh beberapa kayu yang mendadak jatuh di lahan proyek pembangunan tempat cabang barunya akan berdiri. Beberapa hari ini dia bekerja sangat keras untuk cabang barunya di Bandung. Tipikal Bayu yang perfectionist membuat dia tidak bisa hanya duduk diam dan terima beres begitu saja.

Belum lagi dia harus bolak-balik antara Rumah Sakit dan Proyek. Kontraktor yang bekerja untuknya terluka di tempat kerja, dan Bayu sebisa mungkin memberikan fasilitas kesehatan yang baik dan juga membiayainya.

Tanpa sadar sudah hampir seminggu ini dia di Bandung. Kesibukannya selalu membuatnya tenggelam hingga melupakan kesehatannya sendiri.

Bayu menoleh ke arah jam dinding di hotel ini tepat pukul 23.00 Malam hari. Kepalanya terasa begitu pusing, matanya pun terasa berat. Perlahan kedua matanya tertutup karena rasa kantuk, tidak lama dia pun tertidur lelap.

....


Sinar matahari memasuki sela-sela jendela kamar hotel berbintang lima ini.

Kelopak mata Bayu perlahan terbuka.

Setengah sadar, Bayu melihat sesosok wanita yang tertidur dengan posisi duduk di kursi dan menyandarkan kepalanya di kasur tempat Bayu tidur.

Bayu sedikit terkejut, dilihatnya baik-baik sesosok wanita yang nampak familiar itu.

'Rena?' Batin Bayu.

Jelas sekali terlihat wanita itu adalah Rena. Namun bagaimana bisa dia disini, di Bandung, pagi-pagi seperti ini. Dilihatnya jam dinding hotel, jarum jam menunjukkan tepat pukul 7 pagi. Bayu melihat Rena yang tertidur. Seingatnya, semalam tadi Rena baru saja menghubunginya dan jelas sekali semalam dia berada di Jakarta.

Ingatan Bayu kembali ke percakapan mereka semalam...

"H-halo...?'" Bayu mengangkat telepon dengan suara yang lemas dan terdengar serak.

Rena yang mendengar itu dari seberang telepon menyadari perubahan suara Bayu itu, "Lo sakit Bay?"  Tanya Rena.

"Engga, cuma kecapean aja kayaknya..." Jawab Bayu enteng.

Rena paham betul kebiasaan Bayu. Yaitu bekerja keras hingga meninggalkan jam makan dan jam tidurnya.

"Lo pasti begadang dan jarang makan lagi kan?" Tebakan Rena tepat sekali.

Bayu tersenyum mendengar itu. Seperti biasa, Rena selalu mengejutkannya, dia adalah orang yang paling mengenali Bayu ketika Bayu sendiri pun kadang kesulitan mengenali dirinya sendiri.

"Engga kok..." Jawab Bayu, berusaha tidak membuat Rena khawatir.

"Ck!" Rena berdecak mendengar jawaban Bayu yang terdengar jelas sedang berbohong itu. "Lo masih lama di Bandung?"

"Mmm..., mungkin 2 hari lagi gue bisa pulang." Jawab Bayu masih dengan nada suara yang lemas.

Rena mendengar nada Bayu itu dengan khawatir. Karena memang Bayu bukan orang yang mudah sakit, namun sekali dia sakit, penyembuhannya akan memakan waktu yang lama.

"Lo tinggal di hotel mana?" Tanya Rena.

"Hotel Sky Blue..."

Begitulah percakapan singkat mereka berdua semalam.

What Happens When You DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang