26. rindu yang tak kunjung terobati

2.4K 133 158
                                    

Assalamualaikum.

Hay...

Aku kembali, jangan lupa vote and kamen:)

🍁🍁🍁

Terlihat seorang laki-laki sedang frustrasi, dia mengacak, ngacak isi kamar membuatnya seperti kapal pecah, tak sungkan-sungkan ia melempar semua barang yang ada di ruangan itu.

Tangannya pun sudah penuh dengan darah segar yang terus menerus keluar dari tangannya.

Membenturkan kepala, dan menghantap tembok, itulah yang di lakukan Fariz saat ini.

"Aaaaggghhhkk" teriak Fariz frustrasi.

......

Terdengar pecahan kaca sangat keras, membuat Khodijah dan Saroh memasuki kamar Fariz.

Keduanya sama-sama terkejut saat melihat laki-laki yang sedang mengamuk saat ini.

"Fariz!"

"Abang!"

Saroh menghampiri Fariz dan mulai menenangkannya.

"Ini semua salah aku, aku udah nyia-yiain Putri selama ini. Aaaahhhhkkk"

"Fariz sudah tenangin diri kamu"

"Maa,"ucap Fariz dengan suara yang hampir habis.

Saroh meraih tubu Fariz, menenggelamkan di pelukannya. " jangan menyakiti dirimu sendiri, Putri gak suka itu" tuturnya lembut pada Fariz.

"kalo saat ini kamu belum dapat ijin dari ayah Aziz, kamu berusaha lagi, jangan seperti ini, masak kalah sama putri ... "

"Maksud mama!" Fariz masih nyaman di dekapan Saroh.

"Istrimu, berjuang terus menerus buat dapetin hati kamu, buat dapetin perhatian kamu. Itu bukan cuman sekali nak, tapi berkali-kali..." Saroh melepas pelukannya dan mengelus Pundak Fariz.

"Contoh istrimu, jika memang kamu mulai mencintainya perjuangkan dia seperti dia memperjuangkan kamu."

"Jika kamu terus begini, kamu tidak akan bisa bawah pulang Istrimu"

Fariz menatap lekat wajah Saroh, ia mulai menunjukkan senyum di bibirnya.

"Maafkna Fariz ma" kata Fariz.

"Gak papa sayang, jangan ulangi ini lagi" ucap Saroh mengelus tangan Fariz.

Fariz beralih melihat Khodijah yang berdiri, ia menangis sesengukan. Dasar cengeng.

Perlahan kakinya melangkah menghampiri Khodijah, "Maafin abang dek" memeluk Khodijah.

"Jangan gitu lagi abang, adek takut" sahutnya dalam pelukan Fariz.

"Janji"

.......

Putri menangis di pelukan Fatima, sementara Aziz melihatnya.

"Sudah ayah katakam padamu, jangan perna temui Fariz!" tegurnya pada Putri.

"Ayah," Ucap Putri melepas pelukan dari bundanya. "Putri mohon, jangan pisahin Putri sama kak Fariz, kak Fariz suami aku yah"

"setelah apa yang di lakuin fariz ke kamu, kamu masih anggap dia suami, sadar nak, sadar"

"Ayah!" tegur Fatima karna Aziz mulai meninggikan suaranya.

"Nak, kamu ke kamar dulu ya, biar bunda yang bicara sama ayah" ucap Fatima.

"Tapi bun..."

"Sudah, kamu masuk dulu ya"

Setulus Cintamu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang