21. Terbongkar

4.6K 251 237
                                    

Hay...

Selamat membaca.
Jangan lupa tinggalin jejak.

🍁🍁🍁

Pagi hari.

Seminggu lebih mereka sudah menempati Rumah baru mereka, saat ini Fariz kedatangan tamu yang sangat berarti namun tidak dengan Putri.

Dira. Perempuan itu berkunjung ke rumah Fariz dan berani-beraninya bermesraan di hadapan Putri.

Putri menahan kuat-kuat rasa sakitnya, dia berharap air matanya tidak turun saat ini.

Baru saja semalam Putri merasa kehangatan bersama Fariz, tapi pagi ini sudah merasa sakit akan kedatangan Dira.

"Hahaha, kamu yang bener dong makanya" ucap Dira mengusap butir yang tersisah di bibir Fariz.

"Sini aku suapin kamu," ucap Dira menyuapi Fariz.

"Minumnya mana?" tanya Dira.

"Oh, iya. Putri ambilkan minum"perintahnya pada Putri yang duduk di hadapanya.

Putri tersenyum dan mengangguk.

"Tunggu"

"Riz sebaiknya kamu aja ambil minumnya"kata Dira.

"Kenapa?"tanya

"Aku takut dia apa-apain minumanya sama dia" bisiknya pada Fariz yang masih terdengar Putri.

"Astagfirullah" ucap Putri dalam hati.

Akhirnya Fariz beranjak dari duduknya dan pergi ke dapur mengambil minuman.

Di ruangan itu sudah tersisa Putri dan Dira.

"Dir, kenapa kamu tega sama aku"lirihnya.

"tega! Siapa yang tega ha?"ujarnya mendekat pada Putri.  "Abang kamu yang tega sama aku"bentaknya.

"Maksud kamu apa Dir"

"Gak usah sok gak tau, lo liat aja nanti akhir permainan ini!" bisiknya.

Tiba-tiba Fariz keluar dari dapur.

"Eehh Fariz" sapa Dira tersenyum.

Fariz membalas senyuman dira. "Ini minumnya"

Mereka berdua pun mulai kembali asik bermesraan di hadapan putri.

Tok...! Tok...!  Tok...!

Mendengar ketukan pintu Putri beranjak dari duduk-nya dan berjalan menuju arah pintu.

Ceklek.

"Mama, Khodijah." ucap Putri tersenyum dengan kedatangan mertua dan adik iparnya secara tiba-tiba.

"Assalamualaikum"sapa Khodijah.

"Waalaikumsalam"sahut Putri. "Mama kok gak bilang-bilang mau kesini"ujarnya mengelus tangan mertuanya.

"Masak harus laporan dulu" ujarnya tersenyum.

"Gimana ra?" tanya Khodijah.

"Hemm?"

"Bang Fariz masih berulah?"

Tiba-tiba senyum itu menghilang di bibir Putri.

"Kenapa nak?" tanya Saroh.

"Gak papa kok ma" ujarnya kembali tersenyum.

"Bang Fariz, masih berhubungan sama pelakor itu ya?"

"Enggak kok" ucap dengan cepat.

"Ini mama sama Khodijah gak di suruh masuk ni?"

"Emm, ma. Kita jalan-jalan yuk, di dekat sini ada taman loh" ajaknya Putri.

Setulus Cintamu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang