39

2.2K 113 132
                                    

Aloo kamu, hehehehe dah lama banget ya gak up.
Maapin aku, akhir-akhir ini emang lagi sibuk.

Happy reading



Sekarang makin hari perut Putri sudah kelihatan buncit, dan Fariz. Laki-laki itu selalu mencium dan mengelusnya. Sepertinya kedepannya ini adalah aktivitas yang wajib Fariz lakukan.

"Mas," Panggil Putri.

"kenapa hemm...?" tanya Fariz.

"Kok aku tiba-tiba pengen naik kuda ya" ucap Putri.

"Naik kuda?" tanya Fariz memastikan.

"Iya mas. Kayaknya seru de kalo kita bertiga naik kuda" Kata Putri tersenyum, memikirkan seberapa bahagianya nanti dia.

"Naik kuda yuk mas" ajak Putri.

"Ini udah sore yang" sahut Fariz.

"Emang kenapa?"

Fariz terdiam sambil memainkan ponselnya, tanpa ada niat untuk melihat Putri yang tengah ngambek.

"Mas, ini kemauan anak kita loh" ucap Putri lagi. Namun masih tetap sama, Fariz begitu cuek.

"Mas Fariz ih. Yaudah, mas Fariz nanti malam tidur di luar." Tegas Putri kemudian menjauh dari dekapan Fariz.

"Jangan gitu la sayang, masak mainnya ngancem"

"Bodo"

"Iyaa, ayok kita naik kuda, tapi naik kudanya di halaman ruma aja ya" bujuk Fariz mengelus-ngekus tangan Putri.

"Nak, main kudanya di Halaman rumah aja ya sayang" kata Fariz tepan di depan perut buncit Putri.

"Memangnya ada kudanya?" tanya Putri.

"ada, ini baru aja mas pesen" sahut Fariz.

"Pesen lewat apa?"

"Tokopedia"

"Emang bisa?

"Apa yang gak bisa buat istri mas, yang cantik ini" ucap Fariz terkekeh.

"Makasih mas Fariz" Ucap Putri memeluk erat tubuh Fariz.

Dengan senang Putri memeluk Fariz tanpa mau melepaskannya, pernintaannya di turutin oleh suaminya.

....

Di halaman rumah, Fariz dan Putri sudah menunggu kedatangan kuda, sejam yang lalau Fariz memesannya.

"Mas beneran beli di tokopedia?" tanya Putri lagi.
"Iya enggak la sayang, mas pesen di temen mas" sahut Fariz mencubit gemas pipi gembul Putri.

Putri tersenyum dan mengangguk, setelah itu dirinya fokus melihat orang-orang yang tengah mununtun kuda menghampirinya.

"Maas, liat kudanya cantik banget" ucap Putri dengan gembira. Ia melompat-lompat kegirangan, membuat Fariz langsung memeluk tubuh istrinya.

"Jangan loncat-loncat kasihan adek bai nya" ucap Fariz.

Putri cengengesan lalu mengelus perut buncitnya. " papa, baik ya nak" ucap Putri tersenyum.

"Maksih papa Fariz" ujarnya meniru anak kecil.

"Sama-sama sayang," Fariz mengecup singkat kening Putri.

Setelah itu Putri dengan semangat mendekati kuda yang berwarna putih, cantik itu. Ia mengelus lembut punggung kuda membuatnya sangat bahagia.

"Mas, ayok naik" ajak Putri.

Setulus Cintamu (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang