Part 55. Suami Pengertian

9.4K 835 232
                                    

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jadikan القران sebagai bacan utama

❤️

Happy reading 😘

•••

Perputaran waktu berjalan begitu cepat. Malam pun tiba. Selesai makan, pria berkaos putih itu langsung kembali ke kamarnya. Ia meraih sebuah buku yang terletak di atas meja sebelum duduk di sofa.

Dibukalah buku tersebut. Tapi siapa yang menyangka bahwa itu hanyalah sebagai pengalihan. Ares tidak membacanya sama sekali. Bahkan untuk sekadar mengamatinya pun tidak. Pria itu hanya terbengong dengan pikiran yang melayang. Meski terlihat tenang, sebenarnya hatinya sedang resah. Pikirannya terfokus pada satu sosok yang sudah lama ini selalu mengisi pikiran dan hatinya.

Ares memejamkan mata seraya menghela napas berat. Satu kata yang ada di pikirannya saat ini. Yaitu menyesal.

Ares menyesali perbuatannya yang menyebabkan dirinya seharian ini tidak bisa mendapatkan tatapan hangat seorang Atika. Jangankan tatapan hangat, sekadar menatap pun tidak. Awalnya Ares pikir Atika selalu menunduk karena malu pada mama dan kedua adiknya, tapi ternyata Atika melanjutkan aksi menghindarnya itu meski mereka sudah pulang. Pada akhirnya Ares pun paham dan ia langsung menyesali perbuatan yang dilakukannya pagi tadi.

Jika waktu bisa diputar kembali, Ares sudah pasti lebih memilih harga dirinya tetap tidak ada di hadapan Atika daripada harus kehilangan sikap hangat gadis itu. Karena sekarang ia sadar, sikap hangat Atika tidak bisa ditukar dengan apa pun.

Suara handle pintu terdengar. Pandangan Ares langsung terarah ke sana. Dilihatnya Atika yang memasuki kamar dengan pandangan yang sempat mengabsen ruangan sesaat sebelum kembali membawa pandangannya ke bawah. Atika menutup pintunya. Kemudian gadis itu melangkah melewatinya begitu saja yang masih anteng duduk di sofa. Atika berjalan menuju kamar mandi. Ares tahu Atika akan menggosok gigi. Sebuah rutinitas yang tak pernah gadis itu lewatkan sebelum tidur.

Menyadari belum adanya perubahan pada sikap istrinya, Ares kembali menarik napas berat sebelum mengembuskannya kasar. Keharusan yang tidak bisa ditunda, ia butuh berbicara dengan istrinya malam ini.

Ares lantas menutup buku dan meletakkannya kembali di atas meja. Kemudian beranjak dari duduknya dan melangkahkan kaki menuju kamar mandi. Ia berdiri dengan melipat tangan di dada seperti biasa. Bersender pada kusen pintu menunggu istrinya keluar dari sana.

Hanya beberapa menit hingga akhirnya Ares mendapati pintu di sampingnya terbuka. Segera Ares menegakkan tubuh serta menurunkan lipatan tangannya. Ares cukup bisa melihat reaksi keterkejutan Atika akan keberadaannya. Namun hanya sesaat, sebelum gadis itu kembali berjalan begitu saja mengabaikannya. Sadar sedari tadi hanya diam seperti orang bodoh, Ares kembali mengembuskan napasnya kasar. Ia juga meraup wajahnya gusar.

Cukup frustasi, Ares pun berjalan gontai mendekati ranjang. Namun langkahnya terhenti saat kedua bola matanya mendapati Atika yang terlihat menggelung tubuhnya dengan selimut tebal. Dengan mata yang melebar, Ares menelan ludahnya susah payah. Sepertinya ia memang harus segera menyelesaikan persoalan yang ada jika tetap ingin satu selimut dengan istrinya malam ini.

Ares kembali mengusap wajahnya kasar, berlanjut meremas sebagian kepalanya. Sebisa mungkin ia berusaha menenangkan diri. Menarik embuskan napasnya berulang kali. Setelah merasa cukup, ia kembali berjalan mendekati ranjang. Duduk di tepinya sembari menilik pelan-pelan wajah istrinya.

Bukan Sugar Baby (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang