Part 37. Perjalanan Dinas

6.1K 722 52
                                    

Bismillah...

Nggak ada yang nungguin kelanjutan cerita ini ya? Mungkin cuma dua orang yang aku pastiin nungguin cerita ini. Atau mungkin tiga, ehh empat,hm, entahlah.

Aku agak-agak loyo soalnya banyak yang nggak vote. 😁

Maaf ya... 🙏

Tapi ini aku udah usahain Up buat kalian yang nungguin cerita ini ❤❤❤

Semoga menghibur 😊

______

Ares akhirnya turun ke lantai bawah berniat minum dan pergi keluar untuk membeli sesuatu.

Berada di depan kulkas, ia menyempatkan diri melirik Atika yang sangat ia sadari tiba-tiba mengelap meja makan. Padahal jelas-jelas Ares tahu kalau meja itu sudah begitu bersih.

Memilih mengabaikannya, Ares mengambil sebotol air mineral dari dalam kulkas dan meminumnya setelah mengambil posisi duduk di kursi.

"Aku mau keluar, sebentar." beritahunya tanpa menatap Atika.

Tanpa terkejut, Atika perlahan mengangkat wajahnya menatap Ares. "Mau pergi? Ke mana?" tanyanya mengesampingkan rasa gugup.

Bukannya menjawab, Ares justru menatapnya datar. Seketika Atika tahu kalau Ares tak berniat menjawabnya. Ia pun akhirnya menundukkan wajah kembali, menghindari tatapan Ares.

"Kalau gitu Atika ambil tas Atika dulu, Om." ujarnya ingin buru-buru pergi.

"Aku hanya akan pergi sendiri."

Pernyataan itu sukses membuat langkah Atika terhenti. Gadis itu bergeming sebelum tersenyum miris.

"Oh," tanggapnya singkat. "Kalau gitu jangan lupa beli makanan enak buat Atika, Om."

Mendengar nada kesal yang terlontar dari mulut Atika, Ares tak tahan untuk tak mengangkat sudut bibir sembari menyaksikan gadis itu pergi meninggalkannya.

***

Kini Atika sedang berada di depan pintu kamar Ares. Mengetahui pria itu akan pergi, Atika tak menyia-nyiakan kesempatan untuk masuk ke dalamnya. Sebenarnya kamar mereka, sih. Namun, Atika malu untuk mengklaimnya di saat mereka tak akur seperti saat ini.

Dilihatnya sebuah koper berukuran kecil yang berdiri di dekat lemari setelah ia masuk ke dalam kamar itu. Membuat Atika langsung berasumsi buruk.

Tanpa berpikir lama, ia pun segera mendekatinya lalu meraba bagian luar benda itu dengan gelisah.

Takut dugaannya benar, Atika tak tahan untuk tidak membukanya.

Ia pun segera mengangkat koper itu dan meletakkannya di atas tempat tidur. Lalu ia tak membuang waktu lagi untuk membukanya.

Seketika ia merasa lega setelah melihat isinya. Semua hanyalah barang-barang Ares. Bukan seperti dugaanya yang mengira bahwa Ares akan mengusirnya dari rumah itu. Sungguh Atika tak bisa membayangkan hal itu terjadi di saat dirinya tak memiliki bekal apa pun seperti saat ini.

Berhenti memikirkan hal buruk, Atika berniat menutup kopernya kembali sebelum pikirannya kembali tersadar.

Atika kini menatap isi dari koper itu dengan tatapan horor. Tangannya kemudian bergerak kasar mengabsen barang-barang Ares sebelum akhirnya ia tangkupkan ke atas kepala.

Ternyata memang benar ini adalah hal buruk, pikirnya. Ia tidak menyangka Ares akan meninggalkannya sendiri di rumah itu.

Atika tahu, sebenarnya Ares cukup bijak untuk tidak membiarkan hidupnya terlantar. Tapi bisakah pria itu memaafkan kesalahannya saja dan tetap tinggal bersamanya di rumah itu? Tidak perlu pergi dan tinggal di rumah orang tuanya kembali?

Bukan Sugar Baby (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang