Part 35. Bertingkah

5.7K 717 56
                                    


Bismillah...

Yuk, semangat yuk! (Daripada mengharapkan semangat dari banyak orang, lebih baik berusaha untuk cukup disemangati diri sendiri) 😊

Selamat membaca 💕

_____

Atika sudah mengambil posisi berbaringnya, bersiap untuk tidur. Namun matanya sungguh enggan untuk terlelap. Meski sudah ia tahan-tahan, nyatanya air matanya terus mengalir keluar menghianati permintaannya.

Atika terus saja dihantui bayangan Ares yang menatapnya dingin. Itu yang membuatnya tak bisa menahan air matanya meski sudah berusaha sekuat yang ia bisa.

Kenyataannya, ini adalah kali pertama Ares menunjukkan ekspresi semacam itu. Dan ternyata rasanya begitu menyakitkan. Atika sampai hampir tak percaya pada apa yang baru saja ia alami.

Sebelumnya Atika pikir akan mudah membuat Ares mengerti akan alasan yang ia berikan. Ia tidak menyangka Ares bisa semarah ini. Sungguh tidak menyangka. Mengingat ... mengingat bahwa pria itu selalu bisa menerima segala sikap kurang ajarnya selama ini.

Air mata Atika keluar semakin deras ketika mengingat berbagai hal manis-pahitnya bersama pria itu. Kini ia sadar bahwa Ares begitu peduli padanya selama ini. Pria itu sudah begitu baik, walau terkadang suka membuatnya merasa kesal.

Atika akhirnya menangis kencang.

Tidak bisa lagi ia menahan tangisannya. Ia butuh meluapkan semua perasaan yang bercokol di dalam dada.

Tanpa tahu bahwa Ares sedang mendengarkannya dari balik pintu.

***

Atika terbangun dari tidurnya pukul setengah 4 pagi. Bergegas ia membereskan tempat tidur dan turun ke lantai bawah untuk menaruh pakaian kotor pada mesin cuci. Kemudian ia mengelap berbagai permukaan yang terlihat kotor. Belum mendengar adzan Subuh, Atika menyempatkan diri menyapu bagian dapur dan sekitarnya.

Begitu tiba waktunya adzan, ia kembali naik ke lantai atas untuk salat. Setelah itu Atika kembali bergegas menyapu lantai, mengepel, dan membuka tirai-tirai jendela.

Ya, saat ini Atika memang sedang menyibukkan diri. Ia berharap kesibukannya itu sanggup mengalihkannya dari rasa galau yang sedang bersarang. Bukan tidak mau memikirkan, tetapi memang harus dikesampingkan terlebih dahulu masalahnya itu. Atika harus berubah menjadi inem untuk saat ini.

Atika kini tengah menyapu halaman. Melihat matahari mulai terbit, Atika segera berlalu menuju dapur.

Pagi ini ia akan membuat sarapan untuk Ares. Bukan untuk menyogok, enak saja kalian berpikir seperti itu. Ya ... meski sebenarnya ia juga berharap lewat sarapan pagi ini Ares bisa memaafkannya, sih.

Tapi kalian jangan merasa menang terlebih dahulu. Karena baginya saat ini yang terpenting adalah tengah berusaha menjadi istri yang baik; memasak untuk suami, walau hanya di hari libur seperti sekarang. Perihal Ares akan memaafkannya atau tidak, itu urusan nanti. Jika pria itu berbaik hati untuk memaafkannya, berarti itu adalah bonus. Bonusnya setelah bekerja keras membereskan rumah pagi ini. Www.tidaknyambung.com

Sambil menunggu dua potong roti matang dalam alat pemanggang, Atika menyiapkan gelas untuk diisi minuman.

Atika langsung mengangkat roti yang telah matang dan memindahkannya ke dalam piring. Untuk menemani roti, Atika membuat susu jahe. Semua akhirnya selesai dibuat.

Mendapati Ares yang tak kunjung turun sedari pagi, Atika memutuskan untuk mengantarkannya ke kamar pria itu.

Atika menata rapi piring berisi roti dan segelas susu jahe di atas nampan, lalu menambahkan buah pisang. Seketika ia berpikir sejenak, cocokkah menambahkan pisang? Atika menoleh ke arah kulkas dengan mengetuk-ketukkan jari telunjuk pada dagunya. Apakah buah apel lebih cocok?

Bukan Sugar Baby (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang