Part 65. Soal Anak

7.5K 853 430
                                    

Assalmu'alaikum, all 🙏🏻😊

Ada yang belum tidur?

Alhamdulillah, Atika Ares bisa up lagi.

Selamat membaca ya ❤️

Jangan lupa VOTE & KOMEN yang BANYAAAAAAAKKKK 🤣

Bagi yang sudah meramaikan part kemarin dengan vote n komen, haturnuhuuunn, terimakasih, loph2 pokoknya 😘😘

Tandai kalau ada yang aneh👌🏼coz revisinya nggak mantep 🙏🏻

____

Tidak lagi fokus pada Atika, Ares langsung keluar dari kamar mandi. Langkahnya terayun menuju tempat ibadah. Ares sampai lupa akan janjinya untuk menunggu Atika di depan kamar mandi, karena pikirannya saat ini dipenuhi dengan kejutan yang baru saja dialaminya.

Di sepanjang koridor rumah sakit, Ares terus merasakan dadanya yang bergemuruh hebat. Rasa terharu, bahagia, terkejut, bercampur menjadi satu. Pikirannya mulai dipenuhi kesimpulan-kesimpulan yang tak pernah ia duga sebelumnya.

Ares menyingsingkan lengan kemeja dan mengambil wudu setelah sampai di musala terdekat. Begitu khidmat, hingga ia merasa netranya mulai memanas. Saat membasuh wajah, tanpa terasa air matanya kemudian ikut bercampur dan jatuh bersamaan dengan air wudunya.

Selesai itu, ia kemudian menengadahkan tangan, berdoa menghadap kiblat. Kembali khidmat, semua ia resapi dengan penuh makna.

Kakinya lantas melangkah memasuki musala. Ares tidak salat untuk menghindari fitnah mengingat ini adalah waktu senja. Ares hanya langsung mengambil sujud, meneteskan air mata berulang kali, mensyukuri nikmat yang baru saja Allah berikan.

Bukan, ternyata bukan soal masa lalunya. Bukan pula harus dirangsang seperti saran psikiater. Semua hanya soal waktu. Dan Allah yang sudah menentukannya. Itu yang Ares pikirkan saat ini.

Seperti yang sudah ia sadari akhir-akhir ini. Ares merasa, semua yang terjadi pada dirinya selama ini memang atas dasar skenario dari Allah--Sang Maha Pemilik skenario terbaik. Mulai dari penolakan gadis kecil, rasa tidak ingin mendekati perempuan mana pun, sampai pada akhirnya ia harus menikah dengan seorang gadis yang sama sekali tak dikenalnya, sebelumnya.

Ia juga sampai dibuat bingung mengenai kekurangan yang dimiliki. Pada awalnya, memang ia berpikir hal itu berawal dari penolakan seorang gadis. Namun ternyata ia salah, baru-baru ini dirinya sadar bahwa ia memang tidak diberi nikmat itu sedari awal.

Dan saat ini ia begitu bersyukur. Karena Allah memberikannya di saat yang tepat. Di saat ia sudah boleh menyentuh istrinya dengan baik.

Memikirkan Atika yang masih berada di kamar mandi, Ares lantas bangun dari sujudnya. Ia menyempatkan diri mengucap syukur sekali lagi, sebelum beranjak meninggalkan musala dengan berjalan cepat, takut Atika membutuhkannya.

***

"Om? Habis dari mana?" Atika langsung melontarkan pertanyaan itu begitu Ares memasuki ruangan.

Menutup pintu ruangan, Ares menoleh ke arah Atika yang kini berada di dekat bed lalu menghampirinya. "Kamu sudah selesai?"

Atika langsung mengangguk. "Loh? Om habis nangis? Kenapa? Ada apa?"

Ares langsung menyadari kondisinya saat Atika memberondong pertanyaan semacam itu.

Bukan Sugar Baby (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang