Time will tell

238 63 14
                                    

Selamat membaca 😊

***

19.30

Yurika, gadis yang ditemukan tewas di sebuah ruangan karaoke itu ternyata menyembunyikan paket sabu dalam jumlah yang cukup besar. Kasus kematiannya yang sempat ingin ditutupi pihak keluarga dengan menolak autopsi, akhirnya malah terbuka lebar dan menyeret nama seorang Barli.

"Oke, jadi yang masih jadi misteri di sini adalah Yurika itu bandar atau hanya suruhan," kata Komandan Salim. Para anggota tim sudah mulai berdiskusi sejak sore saat Karis dan Val tiba sampai sekarang hampir pukul sepuluh malam.

"Dia hanya kurir suruhan. Saya yakin," sahut Val. "Ya, dia positif menggunakan narkoba dalam jumlah yang cukup pekat, tapi dilihat dari kematiannya, dia dibunuh berarti sesuatu yang tidak beres terjadi pada pekerjaannya."

Ya, setelah perdebatan panjang dan pendekatan secara perlahan yang dilakukan oleh Val dan Doni pada ibu Yurika, akhirnya pemakaman dibatalkan dan autopsi kembali dilakukan.

Hasilnya, Yurika benar-benar dibunuh. Awalnya, Val dan yang lain mengira jika dia mengalami overdosis kemudian jatuh dan terbentur hingga terjadi pendarahan dalam di kepala. Namun setelah melihat cedera dalam yang dialami Yurika, itu terlalu parah untuk ukuran jatuh sendiri. Benturannya cukup keras dan berulang. Seseorang sengaja membenturkan kepala Yurika dengan benda keras saat gadis itu sudah setengah sadar akibat overdosis. Bahakan overdosis yang terjadi pun tidak menutup kemungkinan disengaja. Dengan kata lain, dia dicekoki obat dalam jumlah banyak.

"Tekan saja Barli dengan pembunuhan Yurika. Bagaimanapun dia ada di lokasi saat itu terjadi. CCTV membuktikan itu. Barli akan buka mulut soal kejadian yang sesungguhnya. Ya, kecuali dia benar-benar mau terseret sendiri sebagai tersangka peredaran narkoba, perdagangan perempuan, sekaligus pembunuhan," kata Karis.

"Doni, Mario." Komandan Salim memberi kode sebagai perintah pada Doni dan Mario untuk melakukan seperti yang Karis bilang.

"Biar saya saja, Ndan!" Sambar Karis.

"Nggak, kamu ikut ke ruangan saya sekarang! Yang lain, teruskan penggalian informasi jaringan Barli. Cari masalahnya! Kenapa Yurika harus dibunuh. Gali dari media sosial, pesan dan panggilan, apapun itu!"

"Siap!"

"Tunggu!" Val tiba-tiba mengangkat tangan. Dia terlihat sedang bertelepon. "Orang lapas telepon, katanya Mega minta salah satu dari kita menemuinya. Dia ingat sesuatu."

"Pergilah bersama Mario," kata Komandan Salim. Val mengangguk. Mario yang hendak ke ruangan interogasi bersama Doni pun beralih mengekori langkah Val.

"Biar saya yang temani Doni menekan Barli," pinta Karis.

Komandan Salim menggeleng. "Nggak. Doni bisa sendiri. Abdul juga sebentar lagi datang. Kamu tetap ikut ke ruangan saya."

Karis pun hanya bisa menghela napas pasrah dan menurut pada Komandan Salim.

"Ada apa, Bos?" tanya Karis setelah sampai di ruangan Komandan Salim. Dia merasa heran dengan sikap atasannya.

"Ada yang salah sama kamu?" Tanya Komandan Salim balik.

"Maksudnya?"

"Ini!" Komandan Salim menunjukkan foto bongkahan batu bata yang dilemparkan Karis pada Barli. "Kamu pegang pistol, kenapa kamu lempar batu bata?"

"Itu ... spontan."

"Tembakan kamu juga meleset, Ris. Saya tahu kamu, saya tahu kamu nggak pernah meleset. Jadi, ada apa?"

The New Chapter (Sekuel Beyond the Mission)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang