Reborn

385 63 36
                                    

Selamat membaca 😊
Cerita ini hanya fiktif ya teman-teman. Tidak ungin menggambarkan kejadian kriminal dan aturan hukum apa pun di Indonesia.

***

07.30

Tatapan tajam tidak bersahabat dari Anton-- atasan Abdul di unit kejahatan dan kekerasan-- seolah bukan hal yang mengganggu. Abdul hanya meliriknya dengan tak acuh. Tangannya sibuk mengemasi barang miliknya dan beberapa berkas kasus. Dia akan pindah ke ruangan khusus yang sudah disiapkan Kapolda dan Komandan Salim.

Masa bodoh dengan Anton, si atasan pemalas, penghamba kenaikan pangkat. Yang penting sekarang, Secret Detectives dibangkitkan kembali dan kasus segera selesai.

"Senang kamu, bisa masuk tim khusus lagi?" tanya Anton raut kesal.

"Alhamdulillah," jawab Abdul singkat.

"Senang juga karena bisa mindahin kasus yang tadinya ditangani tim kita, jadi ke tim khusus itu? Kamu bikin saya kelihatan nggak becus nangani kasus." Anton berkacak pinggang, menatap Abdul dengan kesal.

Bukannya menciut, Abdul justru menatap atasannya balik. "Kalau kenyatannya memang nggak becus, bagaimana?"

Abdul tersenyum asimetris. Aahh, mengenal Karis ternyata berguna juga. Abdul jadi belajar bagaimana bersikap arogan dan tersenyum asimetris meremehkan.

"Sialan kamu!" Tangan Anton mengepal kuat.

Abdul mengangkat kardus yang sudah terisi penuh dengan barang yang dia kemas. "Permisi, saya sibuk," ucapnya lalu melangkah pergi.

Namun, saat Abdul mencapai ambang pintu, dia nyaris bertabrakan dengan Tora-- rekan satu unitnya-- yang terlihat terburu-buru.

"Ada penemuan mayat di hotel Geez," ucap Tora. Abdul sontak mengurungkan niat untuk pergi.

"Kamu ke sana dulu. Nanti saya susul," kata Anton.

"Tunggu!" Abdul menghentikan pergerakan Tora. "Mayatnya laki-laki atau perempuan?"

"Perempuan muda," jawab Tora.

"Kalian nggak bisa ambil kasusnya. Semua kasus kematian dengan korban perempuan, akan diambil alih tim Secret Detectives."

"Apa? Jangan gila kamu, Dul!" Anton terlihat tidak terima.

"Protes saja ke Kapolda. Beliau yang buat aturan dan berlaku mulai hari ini," ucap Abdul tanpa beban sambil mengeluarkan ponselnya. Dia kemudian menghubungi sebuah nomor.

"Don, hotel Geez, sekarang. Kita tangani ini dulu sebelum reuni dengan yang lain."

***

08.10

Abdul dan Doni sampai di depan hotel Geez hampir bersamaan. Pintu masuk hotel sudah ramai beberapa petugas.

"Bagaimana?" tanya Abdul pada seorang petugas yang berjaga.

"Mayat wanita di bathtub salah satu kamar lantai empat."

"CCTV?"

"Sedang dalam perbaikan saat kejadian." Abdul mengeram frustasi mendengar fakta itu.

"CCTV gedung sekitar?" tanya Doni.

"Masih dalam pengecekan," jawab si opsir.

"Oke, saya mau copy-nya," perintah Doni yang langsung dijawab anggukan oleh si opsir. Doni dan Abdul pun melangkah masuk hotel itu menuju kamar tempat kejadian.

Raut Abdul dan Doni sama-sama meringis ngeri. Kondisi mayat yang mereka lihat membuat mereka bergidik. Wanita malang itu bahkan lebih mengenaskan dari pada kondisi tiga mayat yang Abdul tangani sebelumnya.

The New Chapter (Sekuel Beyond the Mission)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang