Kak Djoana

35 9 0
                                    

Masih mau update lagi di jam Cinderella? Makanya jangan lupa vote. 😁 Semangatin gitu. Kwkwkw

Happy Reading.

***

Ar, bisakah aku bersikap baik-baik saja setelah hati ini patah dan jatuh dalam satu waktu?

Kutatap punggung Arkana yang semakin menjauh dari pandangan. Selamat menempuh hidup baru, ya, mantan. Semoga kamu bisa segera menghilang dari ingatan.

Mulai malam ini, aku akan memberikan tantangan kepada diri sendiri. Berlarut-larut dalam kesedihan karena masa lalu enggak akan baik. Aku harus bisa berdamai dengan diri sendiri. Sekarang adalah masa bahwa aku harus bisa mengikhlaskan dia.

Kata Riyan, menyimpan perasaan enggak terpuji terlalu lama itu enggak baik. Yang rugi bukan orang yang kita benci, melainkan hati kita sendiri. Secara perlahan, hati bisa rusak tanpa disadari.

“Balik.”

Aku terlonjak saat mendapati Riyan tengah bersidekap sambil bersandar pada dinding.

“Ngapain lo di sini?” tanyaku seraya membuang wajah, supaya bisa menghapus sudut mata yang berair. Lalu, menatapnya lagi.

“Ngejagain lo biar gak bikin onar di pesta orang. Dan hampir aja lo bikin gue malu sampe ke pantat.”

Aku mencibir. “Onar kayak gimana yang lo maksud? Otak gue masih berfungsi kali.”

“Tapi hati yang terbakar cemburu gak bisa ngejamin itu.”

“Sok tau.”

“Terus maksud lo minta Arkana balikan lagi apaan?”

“Lo ngintip?” tuduhku.

“Kan gue bilang, gue ngejagain lo, Markonah. Artinya, gue ngintilin elo.”

“Udah, lah, enggak usah dibahas. Udah enggak penting juga.” Aku mengibaskan tangan. Lalu, hendak melangkah, tapi Riyan mencegahnya dengan mencekal tanganku.

“Apanya yang gak usah dibahas? Lo hampir kelewat batas, Na. Lo hampir ngerusak pesta orang? Sadar gak?”

Aku memilih diam. Kalau Riyan dilayani, aku takut hilang kendali, dan berakhir ribut dengannya di pesta mantan.

“Balik.”

“Enggak.”

“Kenapa? Misi lo buat ngehancurin pesta orsng belum berhasil?”

“Bukan itu, Riyan.”

Memang bukan itu. Kalau aku pulang dengannya, bagaimana dengan Bang Rendra dan Tante Lusi? Mereka akan menjawab apa ketika keluarganya menanyakanku?

“Na, balik. Jangan bikin gue tambah emosi.”

“Yan, urusan gue belum kelar.”

“Oke. Gue bebasin lo, tapi jangan malu-maluin diri lo sendiri. Inget, dia itu berjasa banget dalam hidup lo.”

Aku berlalu meninggalkan Riyan. Sepertinya, aku sudah terlalu lama di luar dan yang lain pasti sedang menunggu. Bukan kepedean, tapi aku hanya menebak-nebak.

Notifikasi Cinta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang