🍁 Through The Night 44

1.8K 294 17
                                    

Sejak saat itu, Mark sudah tidak lagi menggangu Winter, bahkan lelaki itu bersikap seolah tidak terjadi apapun.

Dan sejak kejadian itu, Jaehyun selalu datang ke rumah sakit dan bertemu dengan Winter, terkadang keduanya mengobrol bersama di kantin rumah sakit dan Winter merasa Jaehyun seperti sesosok kakak untuknya.

Lelaki itu selalu mendengar cerita Winter dan memberikan respon yang sangat baik.

Winter bersenandung kecil, berjalan santai di malam hari bersama Jaewin membuatnya merasa lebih baik.

Setelah berjalan hampir satu jam di area sekitar apartemen, Winter membawa Jaewin kembali ke apartemen, namun sebelum itu, Winter mampir kedalam minimarket dan mengikat Jaewin di tiang yang tersedia di luar minimarket.

Setelah membeli sekotak susu dan sebungkus sosis, Winter keluar dari minimarket. Senyuman di bibir nya luntur saat melihat Jaewin sudah tidak ada disana. Ikatan tali Jaewin lepas.

Winter menjatuhkan tas belanja nya, raut wajahnya begitu panik saat ini.

"Jaewin!"

Harusnya Jaewin masih belum pergi jauh dari area ini, Winter berlari menelusuri area yang ia hampiri bersama Jaewin sebelumnya, namun hewan berbulu putih itu tak ada disana.

"Jaewin!" Winter mengedarkan pandangannya, gadis itu sudah hampir menangis.

Mungkin jika di rumah Jeno, Jaewin bisa saja pulang sendiri, namun ini di apartemen, Jaewin tidak akan bisa menekan tombol lift dan tidak tau yang mana unit kamar Winter.

"Permisi, apa anda melihat anjing ras samonyed di sekitar sini?" Tanya Winter pada pejalan kaki yang baru saja lewat.

Pejalan kaki itu menggeleng sebagai jawaban dan meninggalkan Winter.

Winter membungkuk kecil dan kembali berlari.

"Jaewin!"

***

Winter terisak pelan, sudah hampir setengah jam, ia tak berhasil menemukan Jaewin. Dengan wajah sembab, gadis itu berjalan lesu masuk ke area apartemen.

"Guk!"

Winter mengangkat wajah nya dan langsung berlari ke arah Jaewin yang berada didekat lift.

"Jaewin!" Winter berlutut dihadapan Jaewin, memeluk Jaewin dengan erat dan menangis lega.

"Hikss.... Maaf karna sudah meninggalkanmu hiks...." Ujar Winter dengan suara parau nya.

"Guk!" Seolah membalas perkataan Winter, meski Winter tak tau apa artinya, Winter melepas pelukannya dan detik itu juga Jaewin langsung menjilat area wajah Winter.

Winter terkekeh pelan dan menjauhkan wajahnya.

"Jadi nama nya Jaewin" ucap suara di samping Winter.

Winter menegakkan tubuhnya, tak sadar dengan kehadiran pria itu sebelum nya karna ia hanya berfokus pada Jaewin.

Lidahnya terasa kaku untuk berbicara dengan pria disampingnya.

"T-terimakasih...." Winter membungkuk kecil ke arah Jaemin.

"Sepertinya dia sangat penting untukmu.... Aku menemukannya di depan minimarket, Dia terus menunggu mu didepan sana"

"K-kau tau dia peliharaan ku?" Winter merasa kaget, apa jangan-jangan Jaemin sudah mulai mendapat kembali ingatan nya?

"Ah tentu saja, beberapa kali aku melihatmu jalan-jalan dengannya" jawab Jaemin sembari terkekeh pelan.

Winter tersenyum kecut, apa yang ia harapkan?

Jaemin mengeluarkan sapu tangannya dari dalam saku nya dan menyerahkannya pada Winter.

"Jangan menangis lagi, Jaewin tidak akan meninggalkanmu"

***

Winter membuka pintu balkonnya, sudah hampir sebulan ia tinggal di apartemen ini, namun ini pertama kalinya gadis itu menginjakkan kaki nya di balkon apartemen.

Kepala gadis itu mengadah, menatap bulan yang bersinar terang dilangit. Angin terus berhembus kencang.

Winter memejamkan matanya, menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.

'kau pasti bisa, jangan bersikap egois' batin Winter.

Kata-kata itu yang selalu ia ingatkan pada dirinya. Ia harus merelakan Jaemin bagaimana pun.

"Aku akan segera kembali setelah urusanku disini selesai"

Winter menegang, kedua matanya terbuka dan menoleh ke samping.

Belum lama ini ia baru saja mengetahui jika tetangga nya adalah Jaemin. Cukup mengejutkan saat mengetahui tetangganya adalah Jaemin. Seakan takdir sedang bermain dengannya, disaat ia ingin merelakan Jaemin, pria itu selalu berada didekatnya.

Balkon setiap unit apartemen ini terbuka, sehingga para penghuni apartemen akan bertemu satu sama lain jika berada di balkon.

"Aku merindukanmu" ucap Jaemin dengan segenggam ponsel yang menempel di telinganya, anehnya Jaemin berkata seperti itu sambil menatap Winter.

Winter mengalihkan pandangannya, jantungnya berdegup kencang. Tidak, kalimat itu pasti bukan untuknya. Winter membungkuk kecil ke arah Jaemin dan melesat masuk kedalam dengan perasaan tak karuan.

Setelah menutup pintu balkon, Winter menyandarkan tubuhnya, perlahan tubuh mungil itu merosot kebawah.

Winter menenggelamkan wajahnya di antara lututnya, gadis itu mulai terisak pelan ketika mengingat kembali semua kenangan nya bersama Jaemin.

Disatu sisi, Jaemin menatap pintu balkon yang baru saja tertutup dengan tatapan sendu.

"Aku juga merindukanmu, sangat merindukamu, aku sudah tidak sabar mengenakan gaun di pernikahan kita nanti" ujar suara disebrang sana.

Jaemin terdiam, tak menanggapi perkataan Heejin. Ia terus menatap sendu ke arah pintu balkon Winter.

















Hoooo~     (ノ゚0゚)ノ~

Through The Night (Winter X NCT Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang