🍁 Through The Night 20

3.1K 412 21
                                    

Jaemin tersenyum kecil menatap Winter yang tengah memainkan biola ditangannya. Setelah permainan Winter selesai, Jaemin bertepuk tangan, lalu beranjak dari duduknya.

"aku harap kau bisa selalu bermain untukku" ucap Jaemin pelan.

"apa yang kau katakan?" tanya Winter sembari membereskan alat musik gesek yang ia mainkan sebelumnya, tak mendengar jelas perkataan Jaemin.

"aku bilang setelah ujian selesai, mau jalan-jalan?" Jaemin tersenyum kecil, mengambil tas biola yang sudah Winter tutup rapat dan menggantung biola tersebut ditempat semula.

Winter mengangguk pelan sembari tersenyum manis, "apa kau sudah menentukan tempatnya?"

"belum, apa ada tempat yang ingin kau kunjungi?"

"aku ingin ke taman bermain, bagaimana?"

Jaemin terlihat berpikir sesaat, lalu mengangguk setuju sebagai jawaban.

"ayo pulang. Sepertinya di luar sudah sepi" ajak Jaemin.

Keduanya berjalan berdampingan, sesekali tangan Jaemin menyenggol tangan Winter.

"ekhem...." setelah berdehem pelan, Jaemin menautkan jemarinya pada jemari mungil Winter.

Winter mengulum bibirnya, menahan  bibirnya untuk tidak tersenyum.

Tanpa Jaemin dan Winter sadari, ada sosok lain yang mengikuti keduanya sejak pulang sekolah.

***

Winter mengetuk pintu kamar Jeno, lalu menunggu hingga lelaki itu membuka pintu kamarnya.

Tak lama kemudian, pintu kamar Jeno terbuka dan menampilkan sosok Jeno dalam keadaan berantakan.

"ada apa?" tanya Jeno dengan suara serak khas bangun tidurnya.

"aku mau pamit ke Daegu sebentar" jawab Winter pelan, merasa tak enak karna sudah mengganggu lelaki dihadapannya.

Jeno mengucek matanya perlahan, menatap jam dinding yang tergantung dibelakang Winter.

"sekarang?" tanya Jeno sembari menyerit kecil, jam baru saja menunjukkan pukul 6 pagi.

Winter mengangguk sebagai jawaban, Jeno menatap Winter dari atas hingga bawah, gadis dihadapannya sudah sangat rapi, yang menandakan gadis itu serius.

"tunggu... Aku ikut"

***

Jeno mengeratkan jaket bulu nya, kemudian bersandar dengan nyaman pada jendela kereta dan memejamkan mata nya.

"ini akan jadi perjalanan yang menyenangkan" seru Haechan disamping Jeno.

"berisik" gumam Jeno, berusaha untuk tidur didalam kereta.

Jeno tak menyangka Haechan dan Jaemin akan ikut dalam perjalanan menuju Daegu, ia pikir Winter seorang diri, itulah mengapa Jeno berinisiatif menemaninya.

Namun setiba nya di stasiun, ia melihat Haechan dan Jaemin sudah berada di stasiun lebih dulu. Anehnya Haechan membawa tas besar di punggungnya, padahal mereka akan ke rumah abu, tempat peristirahatan Eomma Winter.

Winter tertawa kecil melihat Haechan yang hanya bisa mengerucutkan bibirnya, keempatnya duduk berhadapan di dalam kereta saat ini. Dengan posisi Jeno dan Winter duduk didekat jendela, Haechan yang duduk disamping Jeno dan tentunya Jaemin disamping Winter.

"apa kalian lapar? Aku membawa telur yang ku rebus pagi ini" tawar Winter sembari mengeluarkan telur rebus dari dalam tas selempangnya.

"tidak" tolak Jeno, masih menutup kedua matanya.

"aku mau!" tanpa malu, Haechan langsung mengambil satu telur rebus ditangan Winter.

"aku belum lapar" tolak Jaemin dengan halus.

"yak!" Jeno langsung menahan tangan Haechan yang terangkat, hendak memecahkan telur rebus di kepala Jaemin yang duduk disebrangnya.

Haechan terdiam, mengerjapkan matanya berkali-kali, "reaksi mu berlebihan sekali" gumam Haechan.

"pecahkan saja di kepala mu sendiri, apa kau tidak punya kepala?" sarkas Jeno.

Winter memandang Jeno dan Haechan bergantian, lalu memandang Jaemin yang terlihat sedikit panik.

"haish! Membosankan sekali" gerutu Haechan, lalu memecahkan telur rebus itu di kepala nya.

***

Setelah perjalan 4 jam dari Seoul menuju Daegu dengan kereta, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan.

Winter menatap daun maple yang menggugurkan daunnya, seakan menyambut kehadirannya.

'Eomma.... Aku datang' batin Winter sembari tersenyum tipis.

Keempatnya berjalan masuk kedalam rumah abu dan berhenti di salah satu kotak yang terdapat foto Taeyeon, Eomma Winter.

"wajah kalian mirip sekali, seperti Ibu dan Anak" takjub Haechan.

Otomatis Jeno langsung memukul kepala Haechan, "dasar bodoh, mereka memang Ibu dan Anak" sahut Jeno dengan suara pelan.

Haechan hanya bisa meringis sembari mengusap kepala nya yang baru saja dipukul Jeno.

Winter terdiam, tak menanggapi Haechan dan Jeno dibelakang, kedua matanya sudah terpejam ntah sejak kapan, berdoa untuk sang Eomma.

Jeno meletakkan telunjuknya di bibir, menyuruh Haechan untuk diam. Kemudian Jeno menatap foto mendiang Eomma Winter dari luar kaca.

Jaemin menoleh ke arah Winter disebelahnya, sedetik kemudian, Jaemin ikut memejamkan matanya.

'Nyonya Kim, terimakasih sudah menghadirkan Winter di dunia ini... Aku harap Nyonya Kim bahagia disana dan aku akan membahagiakan Winter disini, untuk itu tolong jaga aku dan Winter hingga akhir umur kami.... Biarkan aku tetap bersamanya, aku sungguh mencintainya.....' Jaemin mengepalkan kedua tangannya, berusaha untuk tidak menangis saat ini.

'Ahjumma.... Aku tau anda pasti melihat kejahatan yang kulakukan pada Winter saat itu.... Aku sungguh menyesal dan memohon pengampunan karna sudah menyakiti putri mu..... Selanjutnya aku tak akan membiarkan siapapun menyakiti Winter' batin Jeno.











Bebek 🦆

Through The Night (Winter X NCT Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang