🍁 Through The Night 54

2.2K 295 11
                                    

"mhhh...." Lenguh Winter dalam tidurnya ketika merasa hembusan hangat menerpa tengkuknya dan elusan lembut di perutnya.

Seketika kedua mata gadis itu terbuka lebar dan dengan cepat menyikut seseorang dibelakangnya.

"Ough!"

Winter yang sudah berdiri disamping kasurnya, hendak memukul penyusup yang masuk kedalam kamarnya, namun, gadis itu menyerit kecil saat melihat wajah sang penyusup sepenuhnya.

"Jaemin?"

Jaemin hanya bisa merintih kesakitan sambil memegang rusuknya. Tak menyangka lengan kecil gadis itu bisa membuatnya kesakitan seperti ini.

"Ah maaf! Kau baik-baik saja?" Panik Winter setelah tersadar sepenuhnya.

"Ya..." Jawab Jaemin singkat, wajahnya terus menunjukkan rasa sakit.

"Maaf, kau mengagetkanku"

Jaemin hanya bisa menggeleng dan mendudukkan dirinya. Perlahan rasa sakit itu mulai hilang, menolehkan kepalanya, Jaemin tersenyum tipis ke arah Winter, gadis itu masih berdiri, tak bergeming dari tempatnya.

"Harusnya aku yang minta maaf karna sudah mengganggu tidurmu" ujar Jaemin, menepuk pelan bantal Winter.

Winter menarik nafas, lalu menghembuskannya dalam diam dan duduk  disamping Jaemin.

"Bagaimana kau bisa masuk?" Heran Winter, mengingat ia sama sekali tak memberi kode apartemennya pada Jaemin.

Pria itu menunjuk ke arah balkon Winter yang sedikit terbuka, lalu menunjukkan cengiran lebarnya.

"Berhenti melakukan hal berbahaya seperti itu lagi Jaemin" ujar Winter, menunjukkan wajah seriusnya, mengingat jarak balkon yang cukup lebar, jika tidak melompat dengan benar, mungkin saja Jaemin bisa berada di alam lain saat membuka mata.

"Maaf, aku sangat merindukanmu"

"Kita masih bisa bertemu besok dirumah sakit Jaemin"

Jaemin menggeleng pelan, lalu menarik Winter kedalam pelukannya. "Aku tidak bisa menahan rasa rindu itu hingga besok" ujar Jaemin, mengeratkan pelukkannya.

Winter hanya mengangguk pelan, mengusap punggung lebar Jaemin. Gadis itu menoleh ke samping, melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 11 malam. Satu hal yang baru saja Winter sadari, Jaemin masih mengenakan kemeja putihnya.

Menyerit pelan, gadis itu heran, mengapa Jaemin masih belum mengganti pakaiannya.

Melepas pelukannya dan Jaemin, tangan mungil Winter memegang pipi pria itu.

"Pakaianmu, kenapa belum diganti?"

"Ada panggilan mendadak dirumah sakit tadi" menggenggam tangan mungil Winter, lalu mengecupnya berkali-kali.

"Bagaimana dengan makan?"

Jaemin menggeleng pelan sebagai jawaban, satu tangannya terangkat, mengusap pelan pipi Winter.

"Ganti baju mu, aku akan membuat makanan, kau harus makan" Winter menarik tangannya, hendak beranjak dari kasurnya.

"Jangan pergi" setelah mengatakan itu, Jaemin menarik pergelangan Winter hingga membuat gadis itu kembali terduduk diatas kasur.

"Aku hanya perlu dirimu untuk mengisi tenagaku" lanjut Jaemin, memeluk pinggang ramping Winter dan menopang kepalanya di bahu gadis itu.

"Hmmm... baiklah" mengusap pelan rambut Jaemin.

Keduanya terdiam dalam posisi itu selama beberapa menit, hingga Jaemin mengangkat kepalanya dan mensejajarkan wajahnya dengan Winter.

"Apa terjadi sesuatu?" Tanya Winter pelan, gadis itu terlihat sedikit khawatir.

Jaemin menggeleng kecil sebagai jawaban dan tersenyum manis ke arah Winter. Perlahan Jaemin memajukan wajahnya, otomatis Winter memejamkan matanya, kedua tangannya terkepal kuat diatas pahanya.

Satu tangan Jaemin terangkat, memegang tengkuk Winter. Memandang wajah gadis yang paling ia cintai setelah Eomma nya, Jaemin terdiam.

Rencana kotor terbesit di pikirannya, apa ia harus membuat Winter hamil lebih dulu agar ia bisa membatalkan pernikahan dengan Heejin?

Menggeleng pelan, Jaemin segera menghilangkan rencana kotor itu dari pikirannya. Meruntuki dirinya dalam hati.

"Maaf"

Setelahnya, Jaemin mengecup pelan kening Winter, lalu berpindah mengecup pipi kanan gadis itu, kemudian berganti mengecup pipi kiri gadis itu. Detik berikutnya, kecupan ringan itu mendarat sempurna diatas bibir mungil Winter.

Dari kecupan ringan, berubah menjadi lumatan basah, menekan tengkuk gadis itu, guna memperdalam lumatannya. Jaemin melepas ciumannya karna tak mendapat respon dari Winter.

"Maaf, kau pasti sangat lelah hari ini, tidurlah, aku akan pergi setelah kau tidur" ucap Jaemin sambil menyisir surai hitam Winter dengan jarinya.

Winter membuka kedua matanya, jantung gadis itu terus berdegup kencang sedari tadi. Berapa kali pun Jaemin menciumnya, ia selalu saja merasa berdebar.

"Apa kau bisa tetap disini?" Cicit Winter, menundukkan wajahnya sembari meremas pelan jemarinya.

"Tentu saja sangat bisa"

"Sebelum itu, ganti pakaianmu Jaemin"

























Kang sae-byeok  ಥ_ಥ

Through The Night (Winter X NCT Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang