🍁 Through The Night 52

2.2K 294 9
                                    

"aku milikmu seutuhnya Kim Winter"

Seakan tersihir dengan kalimat itu, perlahan Winter membuka kancing kemeja Jaemin satu-persatu, hingga tiba di kancing terakhir, jantung gadis itu bergedup tak karuan.

Jaemin tersenyum kecil dan kembali menyerang bibir lembut nan kenyal milik Winter. Mengecupnya berkali-kali dan melumatnya dengan lembut.

Perlahan Jaemin membaringkan tubuh Winter tanpa melepas pangutannya, saat ini pria itu sudah menindih tubuh mungil Winter dan kembali mengusap pinggang Winter dari dalam pakaian.

Jaemin menurunkan lumatan lembutnya dari bibir Winter, berpindah menuju leher mulus Winter.

"Mhh....J-Jaeminh..." Desah Winter tertahan.

Jaemin meninggalkan beberapa tanda kemerahan di leher Winter, pria itu tersenyum puas melihat karya sederhana miliknya.

Menegakkan tubuhnya, Jaemin melepas kemeja putihnya dengan mudah karna Winter sudah membuka semua kancing kemejanya sebelumnya, melempar asal kemeja putih itu ke lantai.

"S-sebentar, kau masih demam Jaemin" gadis itu terbata, memalingkan wajahnya yang terasa panas ketika melihat bagian atas Jaemin tanpa sehelai kain.

Lekukkan otot diperut Jaemin tercetak jelas, membuat Winter tak mampu memandangnya lebih lama.

"Aku sudah sembuh" setelah mengatakan itu, Jaemin meraih satu tangan Winter, menuntun tangan mungil itu untuk menyentuh lekukkan ototnya.

Jaemin terkekeh pelan melihat wajah merah padam Winter, bersamaan dengan itu, Winter memejamkan erat matanya.

"Buka mata mu Winter, bukankah sangat disayangkan jika kau melewati bagian ini begitu saja?"

Wajah Winter semakin merah padam, begitu juga dengan telinganya. Jaemin menggerakkan tangan Winter di perutnya, "untuk seterusnya, hanya kau yang bisa melihat, merasakan dan menyentuhnya"

Perkataan Jaemin terdengar begitu aneh ditelinga Winter. Gadis itu kembali teringat dengan fakta Jaemin yang sudah bertunangan dengan Heejin.

Refleks Winter menarik kembali tangannya. "Aku mengantuk..." Ucap Winter asal. Jam sudah menampilkan pukul 6 pagi, sangat aneh jika gadis itu mengantuk dipagi hari. Mengingat sebelumnya gadis itu sudah tertidur dalam waktu yang lama.

Jaemin terdiam, menatap Winter yang masih menutup matanya. Tatapannya beralih menatap cincin pertunangannya dengan Heejin. Ia baru saja menyadari kembali hal itu.

Beranjak dari atas tubuh Winter, Jaemin menggendong gadis itu dan membenarkan posisi baringnya.

"Tidurlah jika kau mengantuk" ucap Jaemin sembari menyelimuti Winter.

Winter yang masih bertahan memejamkan matanya, mengangguk pelan. Setelahnya, Jaemin masuk kedalam kamar mandi dan melepas cincin di jari manisnya.

Melempar cincin tersebut kedalam closet, lalu mem-flush cincin mahal itu. Setelah kembali ke Seoul, Jaemin berencana untuk menemui tuan Jung. Ia akan membatalkan pernikahannya dengan Heejin.

Yang ia inginkan hanyalah Winter, tak peduli dengan makian yang akan dilontarkan padanya nanti, ia hanya ingin bersama Winter hingga akhir hayatnya.

Jaemin keluar dari dalam kamar mandi, kemudian ikut masuk kedalam selimut, memeluk Winter dari belakang. Membiarkan dada telanjangnya bersentuhan dengan punggung mungil Winter yang masih terbalut pakaian.

Menguap kecil, Jaemin mulai merasa mengantuk, efek dari obat pereda demam yang ia konsumsi. Perlahan, Jaemin mulai terlelap. Berbeda dengan Winter, gadis itu membuka kedua matanya dan menatap tangan kekar Jaemin yang melingkar di perutnya.

Rasanya ia tak ingin cepat kembali ke Seoul. Gadis itu berharap waktu berhenti berputar.

***

"Kemana pergi nya Jaemin" khawatir Nyona Na, sejak kedatangannya di Korea semalam, hingga siang ini, ia masih belum bisa menghubungi anaknya.

Berencana ingin memberi kejutan pada Jaemin dengan kepulangannya bersama sang suami dan calon menantu, Nyonya Na malah mendapati apartemen kosong milik purtanya sejak semalam dan ponselnya sama sekali tak bisa dihubungi.

"Tenanglah sayang, aku yakin Jaemin baik-baik saja, paling dia sedang sibuk dengan kerjaannya" ucap sang suami. Mengusap pelan lengan sang istri. Nyonya Na atau biasa yang lebih akrab dipanggil Yoona mengangguk pelan.

"Nak Heejin" panggil Yoona pada Heejin yang duduk dihadapannya. Yoona beranjak dari duduknya dan menghampiri Heejin.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Yoona, menyentuh pundak Heejin dengan lembut.

"Aku merasa sedikit pusing Eomeoni" ucap Heejin, menahan rasa pusing dan mualnya.

"Sepertinya kau kelelahan, ayo ke kamar dulu" ajak Yoona, membantu Heejin bangun. Siwon pun turut membantu calon menantunya menuju kamar.

Siwon yang notabe nya adalah seorang dokter, sedikit memiringkan kepalanya saat menyadari tubuh Heejin yang lebih berisi dibanding biasanya. Segera Siwon menepis pikirannya, tidak mungkin calon menantunya hamil.




















Gua tuh padahal pengen bikin yang hot sauce kan adegannya, cuma tuh suka tremor sendiri kalau ngetik adegan hot sauce 🦑

Lagi demen sama squid game, jadi pengen bikin squid game versi nct dream x aespa.

Through The Night (Winter X NCT Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang