🍁 Through The Night 55

2.6K 316 15
                                    

Jaemin menyuapi sepotong daging terakhir kedalam mulutnya. Pada akhirnya ia makan setelah berdebat kecil dengan Winter.

"Biar aku saja yang cuci" ujar Jaemin, menahan tangan Winter yang hendak mengambil mangkuk bekasnya.

"Tidak, biar aku saja yang cuci"

Jaemin bangun dari duduknya dan menekan bahu Winter agar gadis itu kembali duduk. "Nona Winter, dengarkan aku, duduk diam disini hingga aku selesai cuci piring"

Setelah mengatakan itu, Jaemin mencubit ujung hidung Winter dan mengambil mangkuk bekasnya.

Winter hanya bisa tertawa kecil melihat Jaemin, lalu mengangguk patuh.

Apa seperti ini gambaran jika dirinya menikah dengan Jaemin? Winter menunduk, tersenyum sedih. Apa ia sungguh bisa bersama Jaemin hingga maut memisahkan keduanya?

Winter menoleh kebelakang, menatap punggung lebar Jaemin, pria itu tengah sibuk menekan sabun diatas spons basah.

Perlahan gadis itu beranjak dari duduknya, kedua kakinya melangkah, membawanya berdiri dibelakang Jaemin. Kedua tangannya terangkat, lalu memeluk punggung lebar Jaemin. Melingkarkan tangannya di perut Jaemin.

Jaemin tertawa pelan melihat Winter yang memeluknya lebih dulu, "terpesona dengan diriku yang bisa cuci piring huh?"

Winter melepas pelukannya saat kembali tersadar, "a-ah maaf...." Gugup gadis itu, menggigit pelan bibir bawahnya, betapa lancangnya ia memeluk Jaemin seperti itu.

"Semua yang kau lakukan pada ku, aku menyukainya, tidak perlu meminta maaf" Jaemin mengibaskan tangan basahnya, lalu mengelap tangannya di kain yang tergantung dihadapannya.

Winter mengulum bibirnya, gadis itu merasa salah tingkah saat ini.

"J-Jaemin!" Pekik Winter saat pria itu tiba-tiba mengangkat tubuhnya dengan mudah dan mendudukkannya diatas wastafel yang Jaemin gunakan sebelumnya untuk mencuci piring.

Jaemin menyangga kedua tangannya diantara gadis itu, lalu menatap lekat wajah Winter. Tatapannya turun, menatap bibir mungil gadis itu.

Winter menelan saliva nya saat melihat tatapan Jaemin, perlahan Jaemin memajukan wajahnya, mengecup pelan bibir Winter berkali-kali.

Kedua mata Jaemin terpejam, refleks Winter ikut memejamkan matanya, kali ini gadis itu merespon kecupan Jaemin. Membuat Jaemin tersenyum kecil dalam kecupannya.

Kedua tangan Winter terangkat, menyangga tangan mungilnya di pundak lebar Jaemin dan mencengkram piyama hitam polos yang pria itu kenakan.

Kecupan keduanya perlahan berubah menjadi lumatan basah, cengkraman Winter pada piyama Jaemin semakin menguat saat pria itu menelusupkan lidahnya dan mengabsen seisi mulut Winter.

Tubuh gadis itu menegang saat tangan Jaemin mulai naik, membuka kancing piyama yang ia kenakan. Perlahan tapi pasti, tanpa Winter sadari, semua kancing piyamanya sudah terlepas.

"Umphh...." Winter menepuk pelan bahu Jaemin ketika merasa pasokan oksigennya mulai menipis.

Jaemin yang mengerti pun melepas pangutannya dengan Winter, beralih mencium leher dan tulang selangka gadis itu.

"J-Jaeminhh..."

Jaemin merasa darah didalam tubuhnya mendidih ketika mendengar desahan halus Winter. Pria itu mengarahkan kedua tangan Winter agar melingkar di lehernya, detik berikutnya, pria itu menggendong tubuh mungil Winter.

Otomatis, Winter melingkarkan kedua kakinya di pinggang Jaemin.

"Aku mencintaimu Winter"

Jaemin kembali melayangkan lumatannya pada bibir mungil gadis itu, tanpa melepas pangutannya, Jaemin mulai mebawa gadis itu masuk kedalam kamar.

Membaringkan tubuh Winter perlahan diatas kasur setelah keduanya tiba didalam kamar. Jaemin menindih tubuh mungil Winter, melepas pangutan keduanya dan menatap wajah Winter.

Mulut gadis itu sedikit terbuka, wajahnya begitu merona saat ini, dengan mata yang tertutup, membuatnya terlihat menggemaskan.

"Bisa bantu aku melepasnya?" Bisik Jaemin, perlahan Winter membuka kedua matanya, mengerjapkan matanya berkali-kali.

Tawa kecil kembali lolos dari mulut Jaemin ketika melihat Winter yang begitu menggemaskan.

Menarik nafas pelan, Winter memberanikan dirinya untuk membuka kancing piyama Jaemin, kancing pertama berhasil lepas, tangan gadis itu bergetar kecil.

"Jangan memaksakan dirimu jika memang kau tidak bisa" ujar Jaemin sembari tersenyum manis, menatap Winter yang ada dibawahnya.

"Maaf...."

"Sttt, simpan kata maaf mu itu, ayo tidur" Jaemin memasangkan kembali kancing Winter, baru saja 2 kancing terpasang, Winter menahan tangan Jaemin.

"Jaemin"

"Ya?"

Winter menuntun tangan Jaemin, meletakkan tangan kekar Jaemin diatas payudara nya.

"L-lanjutkan"

















Ohohohoho  (゚ο゚人))

Through The Night (Winter X NCT Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang