🍁 Through The Night 23

2.9K 380 26
                                    

"Jaemin!"

Winter berlari kecil ke arah Jaemin, Jaemin membalikkan tubuhnya dan menatap Winter yang sudah berdiri dihadapannya saat ini.

"aku sangat nyaman saat bersama mu Jaemin! Saking nyaman nya, aku ingin menjadi bagian dari hidupmu, menjadi orang yang selalu kau butuhkan setiap saat....aku sudah berusaha untuk mengubur rasa suka ku, tapi kau selalu memberi harapan pada ku Jaemin..." Winter menggantung ucapannya.

Mengepalkan kedua tangannya. Ia sedikit menunduk saat ini karna air hujan yang terus masuk kedalam mata nya, air matanya sudah tercampur dengan hujan saat ini.

"aku menc-"

"jangan katakan itu" potong Jaemin dengan cepat.

Winter menggigit kuat bibir bawahnya, apa ia baru saja ditolak? Bahkan ia belum selesai menyatakan cintanya.

Kedua tangan Jaemin terangkat, menangkup pipi Winter, sedikit menunduk menatap gadis yang lebih pendek darinya.

"aku akan jadi lelaki terburuk di dunia jika gadis yang kucintai menyatakan rasa cinta nya lebih dulu"

Winter terdiam, menatap mata Jaemin, tak ada kebohongan disana, Jaemin mengatakannya dengan tulus dan serius.

"aku mencintai mu Kim Winter, akan selalu sama hingga seterusnya" setelah mengatakan itu, Jaemin mendaratkan bibir nya tepat diatas bibir Winter.

***

"m-makanan sudah siap" Winter mengalihkan pandangannya saat tatapannya bertemu dengan Jaemin yang baru saja keluar dari kamar mandi.

Jaemin tersenyum tipis, gadisnya sangat menggemaskan saat ini.

Lampu di rumah Jeno sudah menyala, Jaemin sendiri yang menyalakan listrik di rumah Jeno, ya, listrik di rumah Jeno sengaja dimatikan oleh sang pemilik rumah, ntah bagaimana ia mematikannya.

Padahal jelas-jelas Jaemin dengar sendiri saat mobilnya meninggalkan area ini dan setelahnya listrik dirumah Jeno padam.

Bodohnya ia baru menyadari hanya listrik di rumah Jeno yang padam saat melihat rumah tetangga Jeno yang terang menyala.

Jaemin mendudukkan Winter di atas kursi meja makan, melepas handuk yang melingkar di lehernya, kini handuk itu sudah pindah ke atas rambut Winter.

"rambut mu masih basah, kau bisa terserang flu" ucap Jaemin sembari mengusak rambut Winter.

Winter tersenyum kecil, padahal rambut Jaemin juga masih sama basah dengan rambutnya.

"aku bisa sendiri" kata Winter dengan lembut, menahan tangan Jaemin yang mengusak rambutnya. Sedikit mengadah menatap Jaemin.

Tatapan keduanya kembali bertemu, perlahan, Jaemin menundukkan wajahnya. Otomatis Winter memejamkan mata nya saat wajah Jaemin semakin mendekat.

Ciuman keduanya, padahal ciuman pertamanya belum lama terjadi. Ciuman pertama di bawah guyuran hujan. Berbeda dengan pasangan lainnya.

Jaemin menggerakkan bibirnya perlahan, melumat lembut bibir tipis Winter, kedua tangan Winter terkepal kuat, untuk pertama kalinya ia merasa seperti ada ribuan kupu-kupu  berterbangan di perutnya. Sensasi aneh yang tak pernah Winter rasakan selama hidup.

Jaemin melepas lumatan singkatnya, detik berikutnya Jaemin mengangkat tubuh mungil Winter, mendudukkannya di atas meja makan dan berdiri diantara kaki Winter. Kedua tangannya bertumpu pada meja makan.

"a-aku mau turun" cicit Winter, jantung nya berdetak tak karuan saat ini.

"aku tidak mengijinkanmu turun" sahut Jaemin rendah, menatap Winter dalam.

"tidak sopan duduk di atas meja makan...."

Jaemin tertawa kecil, ia sungguh gemas dengan Winter.

"boleh aku melakukannya lagi?"

"h-huh?"

Jaemin menatap ke arah bibir Winter, lalu menatap kedua mata Winter, meminta jawaban atas pertanyaannya.

Winter menelan salivanya susah payah, tidak ingin munafik, Winter suka saat Jaemin menciumnya. Gadis itu akhirnya mengangguk kaku sebagai jawaban.

Jaemin menunjukkan senyuman lembutnya dan mulai mengecup bibir Winter perlahan. Menuntun kedua tangan Winter untuk melingkar di leher nya.

Jaemin menghentikan kecupannya, memegang dagu Winter, membuka kecil bibir gadisnya.

"aku tau ini pertama kali nya untuk mu, jadi aku akan melakukannya perlahan" bisik Jaemin.

Jaemin sedikit memiringkan kepala nya, menahan tengkuk Winter memberikan kecupan ringan di atas bibir Winter, kecupan itu berubah menjadi lumatan perlahan.

Tubuh Winter menegang saat benda lunak Jaemin masuk kedalam mulutnya, tangan mungilnya refleks mencengkram kaos yang Jaemin kenakan.

Winter sama sekali tak membalas lumatan Jaemin, karna gadis itu tak mengerti hal seperti ini.

Jaemin menghentikan ciumannya, sepertinya akan sangat berbahaya jika ia meneruskannya lebih.

"aku akan tidur dikamar Jeno, sepertinya mahluk itu tidak akan pulang malam ini setelah mengerjai kita" ujar Jaemin, berusaha untuk tidak canggung setelah berciuman dengan gadis yang baru saja resmi menjadi kekasihnya.

Jeno, lelaki itu belum kembali lagi setelah mematikan lampu dan menelfon Winter, mengatakan rumah nya baru saja kemalingan dan ia dipukul oleh salah satu maling saat berada dikamar.

🍁

🍁

🍁

🍁

🍁

🍁

"cepat keluar" bisik Jeno pada Haechan yang bersembunyi di kamar mandi sejak mendengar deru mesin mobil Jaemin.

Keduanya mengendap-ngendap keluar dari rumah, setelah Jeno masuk kedalam mobil Jaemin dan keluar dari rumahnya, Haechan segera mematikan saklar listrik rumah Jeno. Lalu berlari keluar tanpa menutup gerbang rumah Jeno.

Setelahnya, Haechan masuk kedalam mobil Jaemin yang terpakir belum jauh dari rumah Jeno.

"yak! Gerbang rumah ku belum ditutup" protes Jeno saat menoleh ke belakang dan melihat gerbang rumahnya terbuka lebar.

Haechan berdengus kecil sembari mengibas jaketnya yang basah.

"cepat telfon Winter, katanya padanya rumah baru saja kemalingan dan kau dipukul oleh maling saat berada dikamar, kau belum memiliki alasan agar Winter segera pulang kan?" tanya Haechan malas, menyalakan penghangat mobil Jaemin.

"ah ternyata otak mu jalan juga" ucap Jeno sembari mengangguk pelan.



















Kalian ada yang pernah ciuman di bawah hujan ga? Kalau gua sih ga pernah, soalnya ga punya pasangan. Sad

Through The Night (Winter X NCT Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang