🍁 Through The Night 43

1.9K 288 23
                                    

Winter melirik ke arah Mark sesekali, gadis itu benar-benar merasa tak nyaman sejak kedatangannya di restoran hingga ia hampir menyelesaikan makanannya, Mark terus saja menatapnya.

"Kau mau pesan apa lagi?" Tanya Mark saat melihat makanan dipiring Winter sudah habis.

Winter menggeleng pelan dan menyilang kan garpu beserta sendoknya diatas piring.

Tangan kekar Mark bergerak, hendak menyeka sudut bibir Winter, refleks gadis itu memundurkan tubuhnya menghindar.

"Ada noda di sudut bibir mu, kemarilah, biar kubersihkan"

"T-terimakasih Dokter Lee, aku bisa membersihkannya sendiri" buru-buru Winter mengusap bibirnya dengan punggung tangannya.

Mark tersenyum miring, senyuman yang membuat siapapun merinding melihatnya.

"Kau selalu saja menolak ku seperti itu.... Apa aku harus terus mengancammu agar kau menurut?" Tanya Mark, tersenyum miris, dalam hitungan detik, senyuman itu menghilang dan menatap tajam ke arah Winter.

Winter menggigit bibir bawahnya perlahan, kedua tangannya terkepal kuat dibawah meja.

"Jangan melewati batas dokter Lee...."

"Tsk! Melewati batas apanya? Apa aku salah jika ingin mendekatimu?"

Beberapa orang yang duduk di sekitar  langsung menoleh ke arah mereka karna suara Mark yang cukup nyaring.

Winter menunduk, menahan rasa malu nya.

"Hentikan dokter Lee.... Jangan mempermalukan diri anda sendiri" ucap Winter sepelan mungkin.

Mark menyenderkan punggungnya, kemudian bersedekap dada.

"Selama ini aku sudah cukup sabar dengan sikap jual mahal mu itu... Ah aku jadi tidak sabar membagikan apa yang baru saja ku dengar di atap kemarin"

Orang-orang mulai berbisik, Winter memejamkan matanya sesaat, setelah memberanikan diri, gadis itu mengangkat wajahnya dan menatap tajam ke arah Mark.

"Apa sebaiknya saya laporkan saja hal ini pada kekasih anda? Jika tidak salah, namanya nona Yeri?" Tanya Winter sepelan mungkin.

"Ah.... Hahaha... jadi selama ini kau tau jika aku sudah memiliki kekasih? Jadi itulah alasanmu selalu menolak ku?"

Winter menatap tak percaya ke arah Mark, apa dokter muda di hadapannya ini sedang mempermalukan dirinya sendiri? Ia sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran Mark.

"Aku bisa memutuskan kekasi-"

"Cukup dokter Lee, saya pamit" Winter berdiri dari duduknya dan meraih tas Selempangnya.

"Apa aku mengijinkanmu pergi? Dimana sopan santun mu?" Tanya Mark, bersamaan dengan itu, tangan kekar Mark menahan pergelangan mungil Winter.

Winter menarik pergelangannya, memberontak kecil pada Mark, ia tak mau mengundang banyak perhatian.

"Lepaskan selama saya masih memintanya dengan baik dokter Lee" ucap Winter nyaris seperti bisikkan.

"Yak! Pria macam apa kau, beraninya memperlakukan wanita seperti ini" sahut suara berat dibelakang Winter.

Tak lama kemudian, Mark melepas pegangannya pada Winter, lebih tepatnya terpaksa melepasnya.

"Eo! Kau dokter yang bekerja di rumah sakit Na?" Kaget pria itu, lebih tepatnya berpura-pura kaget.

Mark bangun dari duduknya dan membungkuk kecil, ia tau betul siapa pria dihadapannya saat ini.

Tanpa menunggu lebih lama, Winter segera melesat pergi, tanpa mengetahui siapa yang sudah membantunya.

"Wah... Apa kau sedang menggoda perempuan itu?"

"Tidak, bukan begitu"

"Bersikap baiklah jika kau masih sayang dengan pekerjaanmu, kau tau bukan adik ipar ku pemilik tempat kau bekerja" ucap Jaehyun, kemudian menepuk pelan bahu Mark dan melenggang pergi setelahnya.

***

Sesekali Winter menoleh ke belakang,  takut-takut jika Mark mengejarnya, Tangan gadis itu terjulur, guna menghentikan taxi yang sedang menuju ke arahnya.

Taxi itu berhenti di dekat Winter, ketika tangannya terulur hendak membuka pintu taxi, ada tangan lain yang lebih dulu membuka pintu taxi.

"Ya ya, aku akan segera kesana, tunggu aku" ucap wanita asing dengan seggenggam ponsel ditangannya.

Wanita asing itu segera masuk kedalam taxi, tanpa memperdulikan Winter.

Winter hanya bisa menggeleng pelan dan kembali menunggu taxi selanjutnya.

Sebuah mobil Ferrari merah berhenti tepat didepan Winter. Winter bergeser kesamping beberapa langkah, kemudian kembali menatap ke jalan raya, berharap taxi lain segera datang.

Atap mobil Ferrari tersebut terbuka dan menampilkan sesosok pria dengan pakaian kaos putih polos, sangat berbeda dengan mobilnya, pria itu berpakaian begitu sederhana.

"Butuh tumpangan?" Teriak pria itu.

Winter menatap arloji nya , kemudian menatap ke arah jalan.

Gadis itu mengabaikannya. Jaehyun menggosok hidungnya sesaat dan turun dari mobil. Kaki nya melangkah mendekati Winter, saat ini ia berdiri tepat dihadapan gadis itu.

Winter menyerit kecil, menatap Jaehyun yang berdiri dihadapannya.

"Kau lupa denganku? Padahal aku baru saja menyelamatkanmu didalam"

"Ah maaf" Winter membungkuk ke arah Jaehyun dan menegapkan kembali tubuhnya, "terimakasih sudah menolongku"

"Kau benar-benar lupa denganku?"

Winter sedikit memiringkan kepala nya, beberapa detik kemudian ia baru saja sadar jika ia belum lama ini bertemu Jaehyun di rumah sakit.

"Saya ingat, anda teman dari pasien Winwin?"

Jaehyun tersenyum lebar, "Nama ku Jaehyun" ucap Jaehyun, menyodorkan tangannya.

Winter menyambut uluran tangan Jaehyun, "Kim Winter" setelah memperkenalkan dirinya, Winter melepas jabatan tangannya dengan Jaehyun.

"Butuh tumpangan? Aku akan mengantarmu"

"Tidak.... Aku bisa menggunakan taxi" tolak Winter sembari mengibas tangannya.

"Hanya mengantar saja, tidak bermaksud lain.... Emm tapi jika kau tidak mau, aku tidak akan memaksamu"

Jaehyun berbalik arah ke mobilnya dan mengambil sesuatu dari dalam sana, setelahnya ia kembali menghampiri Winter dan menarik tangan mungil gadis itu.

"Hubungi aku jika sesuatu terjadi padamu" ucap Jaehyun sembari menulis nomor telfonnya di telapak tangan Winter tanpa seijin gadis itu.

Winter hendak menarik tangannya, namun ia merasa tak enak, mengingat Jaehyun sudah menolongnya tadi.














Tenang-tenang, ni tentang Jaewin kok, iya Jaewin :v

Through The Night (Winter X NCT Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang