🍁 Through The Night 50

2.3K 322 15
                                    

"turun" ucap Jaemin tanpa ekspresi sedikitpun setelah membuka pintu mobilnya.

Winter mengangkat wajah sembabnya, jantungnya berdegup semakin kencang ketika melihat penginapan yang ia datangi bersama Jaemin beberapa tahun lalu. Merasa tak benar, gadis itu memberanikan dirinya untuk menatap Jaemin dan berbicara dengan pria itu.

Kedua tangan Winter terkepal kuat, tatapan Jaemin begitu menakutkan "J-Jaemin ak-"

"Aku bilang turun" tekan Jaemin disetiap kalimatnya. Memotong kalimat Winter begitu saja.

Winter menurunkan kembali pandangannya, akhirnya ia mengalah dan turun dari mobil. Jaemin menutup pintu mobilnya, sedikit membanting pintu mobil tak bersalah itu.

Setelahnya, Jaemin berjalan lebih dulu untuk masuk kedalam pinginapan, namun Winter masih tak bergeming dari tempatnya.

Jaemin menghampiri Winter dan kembali menarik tangan gadis itu dengan kasar. Saat ini Winter sama sekali tak memberontak lagi seperti sebelumnya.

Setibanya dikamar penginapan yang sudah Jaemin pesan sebelumnya, keduanya masuk kedalam- lebih tepatnya Winter dipaksa masuk kedalam dan Jaemin mengunci rapat pintu penginapan.

Jaemin menurunkan pandangannya pada pergelangan Winter, sepertinya ia mencengkram pergelangan gadis itu terlalu kuat hingga meninggalkan bekas kemerahan disana.

Winter dengan wajah yang masih tertunduk, menghela pelan, ia merasa sangat lelah saat ini. "Apa tujuanmu membawaku kemari?" Tanya Winter pelan.

Jaemin terdiam, bahkan ia sendiri tak tau apa tujuannya membawa Winter ketempat ini, kamar yang menjadi saksi bisu antara ciuman panasnya dengan Winter 6 tahun lalu.

"Lupakan semuanya Jaemin.... Kita hanyalah masa lalu yang tak akan pernah bisa bersama lagi" ucap Winter, suaranya begitu lemah.

Jaemin tersenyum miring, kedua kakinya melangkah mendekati Winter, otomatis Winter berjalan mundur.

"Kau yakin dengan perkataanmu itu?" Tanya Jaemin dengan suara rendahnya, membuat bulu kuduk Winter meremang.

Detik berikutnya, Jaemin langsung menghimpit tubuh mungil Winter dan menguncinya diantara dinding.

"Tatap aku dan katakan kau tidak mencintaiku" ucap Jaemin nyaris seperti bisikkan.

"H-hentikan Jaemin" kata Winter, suara gadis itu sedikit bergetar, kedua tangan mungilnya mendorong dada bidang pria dihadapnnya.

"Lihatlah dirimu sekarang, bahkan kau tidak mampu menatapku" setelah mengatakan itu, Jaemin menahan kedua tangan Winter di sisi kepala gadis itu dan menyerang bibir merah muda Winter dengan kasar.

"Umh!" Pekik Winter tertahan, berusaha melepas ciuman paksa Jaemin.

Jaemin semakin memperdalam ciumannya, menjilat sela bibir Winter, mencoba menerobos masuk kedalam mulut Winter.

Winter menggerakkan kepalanya, menolak ciuman dari Jaemin, hingga pria itu menghentikan ciuman sepihaknya dan menatap tajam ke arah Winter. Sedangkan Winter terisak pelan setelah Jaemin menghentikan ciuman paksanya.

"Jangan... Hiks...." Isak Winter.

"Maaf" ucap Jaemin pelan, dirinya diselimuti rasa bersalah hanya dalam hitungan detik.

Perlahan Jaemin menurunkan kedua tangan Winter, kemudian tangannya terjulur mengusap pipi Winter.

Jaemin merengkuh tubuh Winter yang terlihat begitu rapuh saat ini. "Maaf...." Kata Jaemin pelan sembari memeluk erat Winter.

Rasa dingin akibat hujan dan baju basah keduanya sama sekali tak mempengaruhi kedua insan yang tengah menyalurkan rasa rindu mereka.

Kedua tangan Winter terangkat perlahan dan membalas pelukan hangat Jaemin, gadis itu menangis sejadi-jadinya, begitu juga dengan Jaemin yang ikut menangis dalam diam.

***

Winter terus terdiam didalam selimut, sudah hampir 1 jam gadis itu berada di posisi tersebut. Sebelumnya ia sempat tertidur setelah berganti pakaian, niatnya hanya ingin menghindar dari Jaemin, namun ia malah tertidur sepenuhnya.

Menurunkan selimut yang menutupinya sedari tadi, ia sedikit mengangkat kepalanya dan menemukan Jaemin yang sudah tertidur di sofa dalam posisi terduduk.

Winter menyibak selimutnya dan mengambil ponselnya yang tak bisa menyala lagi karna terkena hujan sebelumnya. Ia menoleh ke arah jam digital yang ada diatas meja, sudah pukul 4 dini hari.

Menghela pelan, gadis itu harus membeli ponsel baru lagi. Ia meletakkan ponselnya diatas meja sepelan mungkin dan beranjak dari kasur dengan membawa selimut tebal yang ia gunakan sebelumnya.

Langkah kakinya berhenti tepat didepan Jaemin, sepertinya pria itu kelelahan karna perjalanan jauh dari Seoul menuju Daegu. Perlahan Winter menyelimuti tubuh Jaemin, tanpa sengaja, tangannya menyentuh pipi Jaemin.

Panas, hanya satu kata itu yang terbesit dipikiran Winter. Gadis itu menempelkan punggung tangannya, kening Jaemin, guna mamastikan pria itu demam atau tidak.

Raut wajahnya berubah setelah menyentuh kening Jaemin sepenuhnya, pria itu demam. Tanpa membuang waktu lagi, Winter mengambil pakaiannya yang sudah kering ntah sejak kapan diatas meja dan menggantinya di dalam toilet.

Setelahnya gadis itu segera keluar dari penginapan, mencari apotek 24 jam terdekat.

























Fiyuh 乁 ˘ o ˘ ㄏ

Through The Night (Winter X NCT Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang