🍁 Through The Night 24

2.7K 396 17
                                    

Haechan berjalan masuk kedalam kelas, tempat pertama yang ia hampiri adalah bangku di depan Winter, mendudukkan dirinya disana menghadap gadis itu.

"apa saja yang kalian lakukan semalam? Apa kalian berciuman atau lebih dari itu?" tanya Haechan penasaran, untungnya lelaki itu bertanya dengan suara pelan.

Winter menggeleng kuat, hanya dalam hitungan detik, wajah gadis itu sudah merah padam.

"t-tidak...." Winter mengibas tangannya didepan wajah Haechan.

"apa nya yang tidak? Tidak ciuman atau tidak melakukan hal lebih?" tanya Haechan, sedikit mencodongkan tubuhnya.

Buk!

Refleks Haechan memegang kepalanya yang baru saja ditumpuk buku, sang pelaku menatap datar ke arah Haechan.

"jangan bertanya yang aneh-aneh, belajar sana" usir Jaemin, ntah sejak kapan lelaki itu sudah berdiri dibelakangnya, padahal saat ia masuk, ia lihat sendiri Jaemin tengah membaca buku nya sembari mendengar lagu.

"hm" gumam Haechan, memanyunkan bibir nya dan bangun dari duduknya, berpindah ke bangku aslinya.

"istirahat nanti mau makan bersama? Tenang saja, ada Jeno juga, yang lain tak akan curiga" ajak Jaemin pelan.

Winter mengangguk sebagai jawaban dan tersenyum tipis, ia tak ingin seisi sekolah tau tentang hubungannya dengan Jaemin, hanya Jeno dan Haechan yang mengetahui hubungan keduanya.

Renjun? Ntahlah, Winter tidak yakin untuk memberitahu Renjun karna Renjun lebih akrab dengan Nancy dan Yiren dibanding dirinya, jadi bisa saja suatu hari lelaki itu akan keceplosan bukan?.

***

Jaemin menatap tajam ke arah murid laki-laki yang terus menatap Winter selama di kantin. Lebih tepatnya ke arah Hyunjin, lelaki itu terus menatap Winter dengan tatapan yang sulit diartikan.

"apa tatapanmu tidak bisa biasa saja? Sedari tadi aku susah menelan makananku karna tatapanmu begitu menyeramkan" protes Renjun yang duduk disebrang Jaemin.

Jaemin berdehem pelan, beralih menatap Winter yang duduk disebelahnya, gadis itu hanya fokus dengan makanannya, membuat Jaemin tersenyum tipis ke arah Winter.

Renjun menoleh ke belakang sesaat dan melihat Hyunjin beserta teman-temannya disana. Lalu kembali menghadap kedepan.

"apa kau masih dendam dengan Hyunjin? Kau masih belum bisa melupakan Heejin?" tanya Renjun berbisik pada Jaemin.

"ck!" Jeno berdecak pelan ke arah Renjun, melayangkan tatapan tajamnya pada lelaki yang lebih pendek dari nya.

"apa? Aku hanya bertanya saja" heran Renjun.

"jangan banyak tanya, cepat habiskan makananmu" sahut Haechan, menepuk pelan punggung Renjun yang duduk di sebelahnya.

Renjun memicingkan mata nya, menatap Jaemin, Winter dan Jeno yang duduk berderet di sebrangnya. "apa kalian menyembunyikan sesuatu dari ku?"

Bersamaan dengan pertanyaan Renjun, Winter tersedak saat menyendokkan sup nya.

Segera Jeno mengambilkan air dan menyerahkannya pada Winter, Jaemin yang baru saja mengambil gelas nya menghentikan pergerakkannya karna kurang cepat dari Jeno.

"kalian sudah berpacaran!?" seru Renjun, menggebrak meja dihadapannya, menunjuk Jeno dan Winter bergantian.

Untung saja Winter sudah selesai minum, jika tidak gadis itu bisa memuncratkan minumannya.

"ti-"

"ya, aku dan Winter sudah berpacaran sejak tadi malam" potong Jeno.

Otomatis Haechan yang sedang minum, langsung menyemburkan minumannya.

Jaemin terpejam, tangannya terkepal kuat saat ini, ntah menahan emosi karna disembur Haechan atau karna pernyataan Jeno yang tidak sesuai fakta.

"untuk itu kuperingatkan pada kalian jangan menatap gadis ku atau aku akan mencongkel mata kalian detik itu juga" tegas Jeno, lalu menatap tajam ke arah Hyunjin.

***

"Heejin terus memperhatikan kita.... Sebaiknya kau jangan terang-terangan menunjukkan hubungan kalian, aku tidak mau sesuatu terjadi pada mu dan Winter" ucap Jeno pelan, menyenderkan punggungnya pada kursi yang ia duduki.

Jaemin sedikit melirik ke belakang dan melihat Heejin berdiri tak jauh dari tempatnya duduk saat ini, menelusuri buku dihadapannya.

Keduanya berada diperpustakaan saat ini. Tentu saja bersama Winter, namun gadis itu sedang mencari buku diantara rak buku yang ada diperpustakaan.

Terdiam, Jaemin sama sekali tak menanggapi perkataan Jeno, ia masih kesal dengan sahabatnya ini sejak pernyataannya di kantin, meski ia tau tujuan Jeno untuk melindunginya dan Winter, tapi tetap saja ia merasa kesal.

"mengenai Hyunjin, tenang saja, si brengsek itu tidak akan berani mendekati Winter" kata Jeno dengan pelan, menatap buku dihadapannya seakan ia berbicara dengan buku tersebut.

Jaemin menghela nafasnya pelan, "aku bisa mengatasi semuanya sendiri Jeno"

Jeno terdiam, menatap Jaemin sesaat dan kembali menatap buku dihadapannya.

"apa yang bisa kau atasi sendiri? Hyunjin atau Heejin? Jika itu Heejin, aku yakin Heejin tidak akan membiarkanmu begitu saja bersama Winter" Sahut Jeno, suaranya begitu kecil, namun bisa didengar jelas oleh Jaemin yang duduk disebelahnya.

"Heejin sudah melupakanku, terakhir kami sudah membicarakannya baik-baik"

Jeno tersenyum tipis, "ya....terserah pada mu, tapi pikirkan kembali ucapanku Jaemin, seorang Heejin melepasmu begitu saja?" Jeno tersenyum remeh.

Kini giliran Jaemin yang terdiam, seakan tersadar dengan satu hal, keluarganya dan keluarga Heejin masih belum tau jika hubungan mereka sudah lama berakhir.



















Jangan lupa vote ya, ga susah, pencet bintang doang. Fyi nulis beginian tuh ga segampang mencintai Winter. 👌🏻

Through The Night (Winter X NCT Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang