🍁 Through The Night 10

3.5K 435 16
                                    

Winter tersenyum kecil mengingat permainannya dengan Jaemin beberapa jam yang lalu, meski hanya memainkan 2 lagu, kemudian Jaemin pulang lebih dulu karna ada urusan, ia tetap senang.

"ah astaga" menepuk pelan jidatnya, Winter mematikan kompornya, mie yang ia masak sudah begitu lembek.

Menghela nafasnya, ini akibatnya jika tak fokus melakukan sesuatu, menatap mie yang sudah lembek dihadapannya, Winter tetap memakan mie itu dengan hati yang gembira.

Satu panggilan masuk membuatnya menghentikan acara makannya. Buru-buru Winter mengambil ponsel baru nya, menggeser tombol hijau pada ponsel itu.

"halo bi"

"keponakan bibi yang manis sedang apa saat ini?" tanya bibi Irene dengan lembut dari sebrang telfon.

Winter tertawa kecil, "aku sedang makan, apa bibi sudah makan?"

"bibi sudah makan....apa Jeno ada disana?" tanya bibi Irene, membuat Winter terdiam sesaat.

"Jeno belum pulang bi, ada apa bi?" Winter berusaha untuk tidak gugup, sulit rasanya berbohong pada sang bibi.

"om Donghae bilang ia tak bisa menghubungi Jeno seharian ini, bibi pikir kau sedang bersamanya"

"begitu.... Aku akan menghubungi bibi lagi jika Jeno sudah pulang"

"baiklah, lanjutkan makan mu kalau begitu, apa uang mu masih cukup untuk beli makan? Atau ada hal lain yang kau inginkan?" tanya bibi Irene.

"tidak bi, uang ku masih cukup, bibi baik-baik disana dengan om Donghae, aku merindukan bibi"

Irene tertawa kecil disebrang sana, "bibi juga merindukanmu, yasudah bibi tutup dulu, jangan lupa kabari bibi jika Jeno sudah pulang"

Winter mengangguk kecil meski tau bibi nya tak akan bisa melihat anggukkannya, sambungan telfon telah terputus.

Segera gadis itu memakan mie yang sudah semakin lembek dihadapannya dengan cepat, ia harus mengecek keadaan Jeno saat ini.

***

Nafas gadis itu tak beraturan saat ini, ia berlari dari halte bus menuju rumah Jeno, jarak hatle bus ke rumah Jeno cukup jauh.

"hah....hah...." Winter menepuk pelan jantungnya yang berdegup kencang.

Motor hitam milik Jeno sudah terparkir di teras rumah, menandakan bahwa lelaki itu sudah pulang, namun keadaan teras dan dalam rumah begitu gelap.

Winter mengeluarkan kunci dari dalam tas nya, mebuka gembok pagar rumah Jeno. Terdiam sesaat, apa ia harus masuk mengecek keadaan Jeno? Mengingat perlakuan Jeno terakhir kali padanya.

Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya ia memutuskan untuk masuk kedalam. Pemandangan yang ia lihat pertama kali setelah menekan saklar lampu dekat pintu utama membuatnya terkejut bukan main. Rumah ini sudah seperti kapal pecah, sampah minuman soda sekaligus snack berserakkan.

Bahkan sepatu Jeno terlihat dilepas begitu saja, kaos kaki bekas berserakan dan yang paling membuat Winter terkejut adalah piring kotor menumpuk diatas wastafel dan meja makan.

"J-Jeno?" dengan ragu Winter mengetuk pintu kamar Jeno.

Tak ada sautan dari Jeno, apa lelaki itu sudah tidur?. Winter kembali mengetuk pintu kamar Jeno, sang pemilik kamar tak kunjung menyautnya.

"Jeno.... Apa kau di dalam?"

Menggigit pelan bibir bawahnya, apa ia harus masuk kedalam untuk memastikan keadaan lelaki itu? Tapi seingatnya Jeno baik-baik saja selama di kelas, meski lelaki itu lebih banyak tidur diatas meja belajar seharian ini.

Perlahan Winter menekan gagang pintu Jeno, tidak terkunci, mendorong pelan pintu itu dan ia melihat Jeno yang terbaring diatas kasur. Seluruh tubuhnya ditutupi oleh selimut tebal saat ini, menyisakan kepala nya saja.

Menyadari ada yang tak beres dengan Jeno, Winter segera masuk kedalam, wajah Jeno begitu pucat saat ini, bahkan keringat di wajahnya begitu banyak.

Tanpa menunggu lebih lama, Winter segera menghubungi pihak rumah sakit untuk mengirim ambulance ke rumah Jeno.

***

Winter menatap Jeno yang baru saja di infus, lelaki itu terlalu banyak mengonsumsi mie dan minuman soda selama seminggu berturut-turut, membuat ginjalnya terganggu, untung saja ia tak perlu operasi karna masih tidak terlalu parah.

"pastikan ia makan-makanan yang sehat, jangan biarkan dia minum soda untuk beberapa waktu" ucap dokter yang menangani Jeno.

"baik dokter" Winter membungkuk kecil ke arah sang dokter, kemudian kembali menatap Jeno yang masih tertidur.

Setelah sang dokter pergi. Winter mengambil ponselnya, mengirim pesan pada sang bibi.

Winter

Jeno baru saja pulang, ponselnya jatuh kedalam air jadi ia tak bisa dihubungi seharian ini, setelah ponselnya benar, ia akan menghubungi om Donghae.


Winter menghela pelan, lagi-lagi ia berbohong pada bibi nya.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, gadis itu menguap kecil, sepertinya ia tak akan bisa masuk ke sekolah besok.
















Ulet.🐛

Through The Night (Winter X NCT Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang