"permainan yang bagus"
"River flows in you, aku selalu mendengarnya saat belajar"
Jaemin membuka kedua matanya, sosok gadis itu muncul lagi di mimpi nya , memijat pelan kedua mata nya, Jaemin menghela nafas di pagi hari.
Pria itu terdiam beberapa saat, apa semua mimpi nya selama ini adalah potongan dari kejadian di masa sebelum ia hilang ingatan? Tapi kedua orangtua Jaemin selalu mengatakan hanya Heejin perempuan satu-satu nya yang selalu bersama Jaemin.
'tidak.... Eomma dan Appa tidak mungkin berbohong' batin pria itu.
Jaemin membuka kedua mata nya dan meraih ponsel yang ada di nakas samping ranjang, jemarinya bergerak cepat diatas layar ponselnya.
Setelah menemukan kontak pria yang menemuinya beberapa waktu lalu, pria yang mengaku berteman baik dengan Jaemin semasa sekolah.
Jaemin segera menghubungi pria itu, tak peduli meski jam baru menunjukkan pukul 7 pagi.
Tak lama kemudian, pria itu mengangkat telfonnya, dengan suara serak khas bangun tidur, pria itu berbicara dari sebrang telfon.
"Ini masih terlalu pagi untuk berbicara"
"Maaf mengganggu waktu mu di pagi hari, kau bilang kita berteman baik semasa sekolah bukan?" Tanya Jaemin tanpa basa basi lebih dulu.
"Hm.....benar" jawab Jeno, dari nada suara lelaki itu, terdengar jelas bahwa nyawa nya masih belum terkumpul sepenuhnya.
"Bisa kita bertemu hari ini?"
***
Winter menggantung seragamnya dan menutup loker dihadapannya. Gadis itu bersiap untuk pergi makan siang bersama Giselle.
"Jadi kau sudah diberi ijin?" Tanya Giselle setelah menutup lokernya juga.
Winter mengangguk, kedua nya berjalan bersama keluar rumah sakit, menuju tempat makan langganan mereka.
"Ah aku juga ingin ke Daegu.... Ck! Perawat Im sungguh kejam, padahal hanya bertukar jadwal 3 hari saja, tapi dia tetap tidak mau" gerutu Giselle.
Winter terkekeh pelan, "aku akan mengirim foto pemandangan Daegu untukmu"
"Kau sangat tidak membantu" ucap Giselle dan masuk ke kantin lebih dulu.
"Ahjumma, aku pesan Jjangmyeon seperti biasa" teriak Giselle sembari mengangkat tangannya.
Winter yang sudah masuk, mendudukkan dirinya di salah satu meja kosong yang ada disana.
"Ah kau Sundubu Jjigae kan?" Tanya Giselle, menunjuk ke arah Winter.
Winter kembali mengangguk sebagai jawaban. Giselle kembali berteriak memesan makanan Winter.
Setelahnya, Giselle mendudukkan dirinya di hadapan Winter.
"Hei.... Ada yang ingin kutanyakan" ucap Giselle misterius. Gadis itu sedikit memicingkan matanya menatap Winter.
"Tanyakan saja, apapun itu aku akan menjawabnya semampuku" jawab Winter.
"Aku sangat penasaran dengan hal ini..... kalian- maksudku, kau, Haechan dan Jeno dulunya satu sekolah de-" gadis itu menghentikan ucapannya saat melihat sesosok pria yang baru saja masuk kedalam kantin dan mendekati keduanya.
Winter membalikkan tubuhnya, bingung karna rekan kerja sekaligus sahabatnya terdiam tiba-tiba.
"Ah selamat siang kak Jaehyun, menemui adik anda lagi?" Sapa Winter ketika mendapati Jaehyun berdiri di belakangnya.
"Selamat siang Winter, hahaha ya seperti biasa aku baru saja selesai menemui adik ku" jawab Jaehyun. "Boleh aku bergabung?" Tanya Jaehyun setelahnya.
"Silahkan" ucap Giselle, mempersilahkan Jaehyun duduk di sebelahnya, namun pria itu malah dudik disamping Winter.
Giselle kembali memicingkan mata nya, sudah beberapa kali ia bertemu dengan Jaehyun, ntah itu kebetulan atau tidak, namun pria ini selalu datang ke rumah sakit dengan alasan menemui adiknya.
Anehnya saat di tanya siapa nama adik nya yang bekerja disana, Jaehyun selalu menjawab adik nya tidak menggunakan nama aslinya sehingga ia tak bisa mengatakannya.
Jaehyun terlihat berbincang dengan Winter, lebih tepatnya ia terus berbicara dengan Winter dan gadis itu merespon seadanya.
Giselle melipat kedua tangannya di atas meja, memperhatikan Jaehyun.
"Apa kau sedang mendekati Winter?" Tanya Giselle tiba-tiba.
"Yak!" Tegur Winter pelan, bukankah sangat tidak sopan bertanya seperti itu.
Jaehyun terlihat terkejut dengan pertanyaan Giselle yang mendadak, namun segera ia memperbaiki raut wajahnya dan detik berikutnya Jaehyun mengangguk mantap.
"Benar, aku sedang mendekati Winter"
***
Heejin memegang perut datarnya, hingga saat ini ia masih belum bisa menggugurkan janin yang mulai berkembang di dalam sana.
Ada perasaan sedih dan takut setiap ia pergi ke tempat aborsi ilegal yang ada disana, dan berakhir dirinya kembali ke apartemen Bangchan.
"Minumlah" titah Bangchan dengan lembut, menyodorkan segelas susu ibu hamil yang baru saja ia buat untuk Heejin.
"Sudah kubilang aku akan menggugurkannya, pergi!" Usir Heejin.
Bangchan tersenyum tipis, kemudian meletakkan susu itu di atas meja yang ada dihadapan Heejin.
"Aku tau kau calon ibu yang baik, kau tidak sejahat itu Heejin" ujar Bangchan dengan lembut.
Heejin tertegun untuk beberapa saat, hanya kata-kata itu, bisa membuatnya merasa lebih tenang.
"Aku pergi dulu" Bangchan mengecup kening Heejin sekilas dan Heejin sama sekali tidak menolaknya.
"Jangan pergi" tahan Heejin tiba-tiba.
"Hari ini jadwal shift malam ku, aku akan cepat kembali" ucap Bangchan dan melirik ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam.
"Aku tidak mengijinkanmu pergi" setelah mengatakan itu, Heejin bangun dari duduknya, kemudian menarik tengkuk Bangchan dan mencium bibir pria itu dengan mesra.
In depok aing ngerokok kok ☕
![](https://img.wattpad.com/cover/281018915-288-k665761.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Through The Night (Winter X NCT Dream)
Fanfiction🍁 Cast : • Winter ( Aespa ) • Jaemin ( NCT Dream ) • Jeno ( NCT Dream ) • Haechan ( NCT Dream ) • Renjun ( NCT Dream ) • Heejin (Loona) • and the other cast. Start : [ 13 Agustus 2021 ] End : [ 6 Oktober 2021 ] Mature Content 🔞