🍁 Through The Night 01

12.4K 510 77
                                    

Daegu, Desember 2009.

Seorang gadis kecil menatap daun maple yang terus menggugurkan daun sejak kedatangannya di tempat ini. Gadis kecil itu sedikit terkejut saat salah satu daun yang berguguran jatuh tepat di atas wajah kecilnya.

Tangan kecilnya terulur mengambil daun itu, menatap dalam ke arah daun berwarna merah orange ditangannya.

"Winter!" teriak seorang wanita yang sudah memasuki usia 26 tahun.

Gadis kecil itu membalikkan tubuhnya, menatap sang bibi yang baru saja memanggilnya.

"ayo masuk, kita harus segera berdoa untuk Eomma" ajak sang bibi, menggandeng tangan mungil Winter masuk kedalam rumah abu, tempat peristirahatan terakhir Eomma Winter sejak 2 tahun lalu.

Keduanya berhenti tepat di salah satu kotak kaca, terdapat satu guci abu kremasi didalam kotak kaca itu dan sebingkai foto Eomma nya.

"Eonni... Apa Eonni baik-baik saja disana? Sudah 2 tahun kami melewati hari tanpa Eonni.... Sebentar lagi Winter akan memasuki usia 10 tahun, aku harap Eonni bisa melihatnya dari sana" Irene tersenyum sedih menatap foto kakak satu-satu nya, Kim Taeyeon.

Winter mengeratkan genggamannya pada sang bibi, kepala kecil itu terus mengadah, menatap sang bibi yang mulai meneteskan air matanya.

"bibi, jangan menangis...." ujar suara mungil itu.

Buru-buru Irene mengusap kasar mata nya, kemudian tersenyum kecil, mensejajarkan tingginya dengan Winter.

"bibi tidak menangis, bibi hanya mengantuk saja" bohong Irene, tangan mungil Winter terulur mengusap sudut mata Irene.

"Eomma akan sangat sedih jika melihat bibi menangis"

Irene mengangguk kecil, berusaha untuk tidak menangis dihadapan keponakannya.

***

Seoul, Juni 2017.

Winter mengancing kancing terakhirnya, menatap dirinya dari pantulan cermin dihadapannya.

Hari ini adalah hari pertama nya di tahun terakhir menengah atas, gadis itu menghembuskan nafasnya pelan, rasanya berat untuk berangkat ke sekolah pagi ini. Kepindahannya ke Seoul 2 tahun yang lalu bersama sang bibi yang sudah menikah, membuatnya berat menjalani hidup.

"satu tahun lagi, kau pasti bisa" menguatkan dirinya. Satu tahun lagi penderitaannya di sekolah akan berakhir.

Tangannya terulur mengambil kacamata tebal diatas meja belajarnya, memasang kacamata itu, lalu mengikat rambut hitam legamnya.

Setelah mengambil tas punggungnya, Winter keluar dari kamarnya, berjalan menuju dapur.

"selamat pagi bibi, selamat pagi om" sapa Winter sembari membungkuk kecil ke arah suami sang bibi, Lee Donghae.

"selamat pagi Winter, ayo sarapan dulu sebelum berangkat" ajak Donghae.

Winter mengangguk perlahan, mendudukkan dirinya di hadapan Donghae.

"berikan ini untuk Jeno, dia tidak sarapan pagi ini" ujar Irene dengan lembut, meletakkan sekotak bekal dihadapan Winter yang sudah ia siapkan.

"n-nde...." Winter menggigit selembar roti yang ia ambil sebelumnya, ia terus berpikir keras bagaimana caranya memberikan bekal itu pada Jeno.

Through The Night (Winter X NCT Dream)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang