47. kelemahan

236 22 0
                                    

Yuyur author nya mood nulis tengah malam kek gini. Semoga feel chapter ini dapet ya, author bikin nya pakai hati..semua chapter juga sih
**
Keesokan hari nya shandy dan ricky masih standby menunggu aji
"Bang semalam nggak tidur ?" Tanya ricky, shandy mengangguk. Yap kantung mata shandy menghitam
"Tidur gih bang, kalau soal aji. Bang shan bisa percayain ricky kok"
"Nggak rick, gw mau jagain aji"
"Bang pulang ya terus tidur,kesehatan bang shan utama"
"Iya iya gw pulang ke rumah"
.. Shandy pulang ke rumah menggunakan taksi online, sejujurnya di rumah shandy hanya merebahkan tubuh nya di sofa walaupun kedua matanya di pejamkan tetap saja pikiran ke aji dan fenly. Fenly sangat merasa menyesal kenapa dia tak mengantarkan aji ke sekolah
"Akh..percuma gw merem tapi pikiran gw ke adik adik gw" Shandy merubah posisi nya untuk duduk dan mengacak rambutnya frustasi
"Gw harus merubah ini semua,gw harus tanding lagi nanti malam buat bawa uang yang banyak..
"Gw nggak peduli dengan keadaan gw yang kek gini" Maksud shandy keadaan nya sekarang sejujurnya fisik shandy tidak feet karena dia lelah dan jarang tidur dengan nyenyak apalagi sekarang mental nya di hantam keadaan keluarga yang kayak gini
"Mama juga nggak boleh tau keadaan sekarang" Lanjut shandy. Shandy di rumah sendirian karena farhan di bengkel, gilang dan fenly di kampus dan the bungsu sekolah
.. Malam hari telah tiba, shandy kini sudah dalam ring. Shandy tidak melawan dia hanya menangkis pukulan, ronde pertama berhasil di lalui
"Sen lo kenapa ?" Tanya tian
"Gw nggak apa apa"
"Kalau lo lagi nggak enak badan yaudah nggak apa apa,nggak usah di paksain"
"Gw nggak apa apa yan" Ah shandy memang keras kepala
"Ya udah kalau gitu fokus" Bisik tian, shandy mengangguk sambil tersenyum tipis
**
Di sisi lain, nana dan fiki akhir akhir ini sudah curiga. Kedua nya mengikuti shandy dan tian secara diam diam, menggunakan taksi online
"Na kalau bang shan ternyata bener ngelakuin pekerjaan yang ngelukain diri nya sendiri gimana ?" Tanya fiki
"Nana bakalan marah karena kak fiki kan tau kalau nana nggak suka ngelakuan suatu hal tapi sebenarnya itu melukai diri nya sendiri"
"Iya na"
..
.. Ronde kedua shandy dapat bertahan meski tubuh nya terasa sangat sakit dan ronde ketiga di menangkan oleh shandy kemudian tubuh nya oleng dan jatuh ke matras
"Kak sen.." Teriak seseorang, semua nya melihat kearah suara itu yap ada nana di sana bersama fiki
"Nana,fiki" Ucap tian yang terkejut keberadaan nana dan fiki
.. Nana tak peduli dia berlarian memasuki ring dan menghampiri shandy
"Kak" Ucap nana lirih ya shandy terluka akibat pertarungan tadi, beberapa luka lebam di wajah nya. Shandy di bantu berdiri oleh tian dan fiki, shandy hanya diam dari tadi
**
Di mobil tian, nana dan shandy duduk di bagian belakang sedangkan fiki bersama tian di depan
"Kak shan.." Panggil nana sambil mengelus surai rambut bang nya itu. Shandy dari tadi diam tak berbicara sedikit pun
"Bang shandy" Lanjut nana lagi, shandy menggenggam tangan adik perempuan satu nya itu
"Maafin bang shan na" Ucapnya dengan lembut
"Bang kenapa ngelakuin hal yang ngelukain diri bang shan sendiri"
"Maaf na, kak shan nggak pernah jujur soal ini"
"Kalau kak ovel sama kak aji tau bakalan kecewa bang shan" Shandy diam tak berbicara sama sekali, fiki yang duduk di depan mengode nana agar dia tak melanjutkan nya
"Maaf bang.." Ucap nana kepada bang shan
**
Sesampainya di rumah jam menujukkan pukul 03.00 pagi
"Tidur na" Ucap fiki, nana menggeleng pelan
"Mau ngobatin luka bang shan dulu" Jawab nana dengan suara pelan ya di tangan nya sudah ada krim salep. Fiki mengangguk dan masuk ke kamar nya
.. Shandy tidak di kamar nya melainkan di ruang tamu
"Bang,nana obatin ya luka nya" Ucap nana duduk di samping shandy. Shandy menggeleng, yap ada yang tak beres karena dia sedang menunduk dan wajahnya di tutupi oleh rambut gondrong nya itu
"Bang shan.." Shandy tak menjawab dia terus menunduk
"Nana nggak marah tapi kalau seandainya bang shan jujur tentang pekerjaan ilegal itu.."
"Kamu bakalan ngelarang bang shan buat ngelakuin pekerjaan itu" Ucapan nana di potong oleh shandy dengan suara pelan meskipun dari tadi dia masih menunduk
"Ya nana nggak mau bang shan kenapa kenapa" Akhirnya shandy tak menunduk lagi tapi air mata nya menetes di pipi nya itu, jujur shandy jarang menangis tapi ini titik kelemahan nya
"Na,jangan tinggalin bang shan ya" Ucap nya sambil memeluk tubuh adik nya itu
"Bang shan kalau mau cerita soal apa pun nana siap dengerin kok"
"Hati bang shan lagi hancur leburnya" Gumam shandy seketika mendengar itu nana meneteskan air mata
"Nana bangga punya abang kayak bang shan,nutupin kesedihan selama ini dari adik adik nya" Nana melepas pelukan shandy
"Itu kewajiban abang biar adik adik nya nggak kepikiran,biarin cuman bang shan yang ngerasain ini"
"Iya bang shan,nana obatin ya luka nya" Pinta nana, shandy mengangguk sambil tersenyum
.. Nana mengobati luka shandy menggunakan krim salep
'Bang,nana obatin luka luar ya kalau luka dalam itu sembuh dengan sendiri nya meskipun lama' monolog nana dalam hati nya
.. Setelah mengobati luka mereka berdua tidur dengan posisi duduk namun tangan  shandy merangkul nana dan kepala nana berada di bahu shandy
"Bang shan memang lemah sekarang tapi bang shan bakalan marah kalau ada yang menganggu adik adik" Gumam shandy sambil mengelus rambut nana kemudian dia memejamkan matanya untuk tidur
**
Jujur author nya emosional banget nulis ini, nulis chapter ini di temenin lagu terbunuh sepi by UN1TY
Gimana part sekarang udah cry belum, jika belum maafkan author ini
.. Chapter berikutnya tak kalah greget dari ini. Jangan lupa vote, komen and share cerita ini ya

Salam sayang, author

08 - september, rabu

(Tanggal pembuatan)

09 - september, kamis
Happy un1ty day
.. Makin sayang sama mereka berdelapan

Princess Dan Delapan PangeranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang