Awalnya [2a]

40 8 14
                                    


From : darapratiwi96@gmail.com

Kak Lena, nakal banget!

Bisa-bisanya kirim surel ke alamat e-mail bosku?! :((

Bisa-bisanya kirim surel ke alamat e-mail bosku?! :((

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-*•*-

Sebelumnya, aku mau curhat. Kaget aku, tiba-tiba ada surel masuk ke e-mail bosku. Beliau langsung tanya, "Dara, ini siapa ya? Kok surelnya serem?"

Begitu tahu pengirimnya kak Lena, jujur, aku mau marah. Tapi untuk apa? Toh, tidak masalah selama aku masih bisa mengirim surat elektronik ke alamat e-mail kak Lena. Mungkin kemarahanku hanya sementara, karena salah alamat.

Haha, iya sih. Tapi anehnya begini, kak. Aku itu tidak pernah sekalipun bilang nama alamat e-mailku, e-mail keluargaku, apalagi ini e-mail bos yang sudah kuanggap seperti bapakku sendiri. Jadi, kak Lena tahu itu semua dari mana?

Aduh, lupakan deh. Aku mengetik ini tujuannya untuk nostalgia dengan kak Irina. Ya, walaupun aku tidak terlalu suka dengannya. Terlihat sok suci, hehe.

Karena aku yakin kalau tidak mungkin hanya aku yang dikirimi pesan aneh kak Lena, biarkan aku memprediksi sesuatu.

Kalau Nora, pasti lebih banyak curhatnya dibanding menceritakan kak Irina menurut pandangannya. Sudah tertebak, Nora kan baperan. Terlebih dia anggota termuda di ReVe Study Club, dan ceritanya di sekolah cukup dramatis. Haha, lucu sekali. Mungkin ke depannya, Nora cocok untuk menulis naskah drama.

Kalau kak Windhy, kemungkinan besar ceritanya akan enak dibaca. Dia penulis cerita fiksi, kemungkinan juga akan ada tambahan khayalan di ceritanya. Kata-katanya, mungkin indah. Tapi berhubung aku tidak terlalu suka membaca, tetap saja malas membacanya.

Jadi teringat akan satu novel pemberian teman kuliahku. Ternyata itu karyamu, kak. Hanya saja, aku lupa terus untuk mulai membacanya. Maaf ya!

Teman-teman, ini kan hanya prediksi. Jadi jangan marah ya? Hehe.

Tapi, awas saja kalau kak Lena tidak mengirimkan ceritanya sendiri. Nanti bom homemade-mu akan meledakkan otakmu sendiri. Eh, kok jadi seram?

Baru kusadari, aku terlalu banyak basa-basi. Karena aku tak terlalu pandai menulis cantik seperti yang lain, maaf kalau ceritanya nanti tidak jelas.

Sebenarnya untuk apa, kak Lena? Apa hanya karena kak Lena merindukan kak Irina? Lalu memakai alibi berupa 'aku tidak yakin kalau Irina itu bunuh diri'? Dasar budak cinta yang denial.

-*•*-

Singkatnya, aku merasa kalau kak Irina itu bukan perempuan yang seringkali orang lain pikirkan. Cantik, sempurna, serba bisa, pintar, rajin menabung, tidak sombong, dan sangat dermawan. Ya, rata-rata orang berpendapat demikian tentang kak Irina, hingga rasanya aku ingin menyemburkan teh panasku ke fotonya ketika mendengar pujian-pujian itu. 

Puzzle PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang